California Kirim Suara Lewat Pos di Pilpres, AS Perketat Aturan Visa bagi Wartawan China saat Ketegangan Corona

Duabelas bakal calon presiden Amerika Serikat dari Demokrat melakukan debat dalam debat pemilihan keempat calon presiden AS 2020 Demokrat di Otterbein University di Westerville, Ohio, Amerika Serikat, Selasa (15/10/2019). Foto: indopos.co.id

California pada Jumat (8/5/2020) jadi negara bagian di Amerika Serikat (AS) yang pertama menyatakan kesiapan menyelenggarakan pemilihan presiden (Pilpres) November 2020 via pos dengan mengirim surat suara langsung ke rumah para pemilih.

semarak.co -Langkah itu, kutip Reuters, dilakukan guna mengantisipasi dampak pandemi wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 seraya melindungi keselamatan para pemilih.

Bacaan Lainnya

Gubernur California Gavin Newsom menandatangani surat keputusan pemilihan lewat pos. Ia mengatakan langkah itu bukan pengganti bilik aman bagi warga yang ingin memilih secara langsung.

“Langkah ini baik untuk kesehatan masyarakat, dan baik untuk memastikan hak pilih warga terpenuhi. Kebijakan ini tepat untuk meningkatkan partisipasi warga karena pada pemilihan presiden November akan jadi pemilu yang paling menentukan,” kata Sekretaris Negara Bagian California, Alex Padilla.

Ia menanggapi kebijakan tersebut saat berbicara dengan Newsom via telepon saat sesi pengarahan harian. Politisi Partai Demokrat di seluruh wilayah AS mengatakan pengiriman surat suara via pos dibutuhkan guna mempertahankan jumlah pemilih untuk pilpres pada November.

Namun, politisi Partai Republik, termasuk Presiden Donald Trump, mengklaim pemungutan suara lewat pos rentan dicurangi. Newsom mengumumkan kebijakan surat suara itu pada saat perekonomian di California perlahan kembali beroperasi.

Sektor usaha ritel, manufaktur, dan kegiatan berisiko rendah diperbolehkan buka pada Jumat. “Sekitar 70 persen ekonomi di California kembali beroperasi dengan aturan khusus,” kata Newsom.

Walaupun demikian, ia menerangkan pelaku usaha kemungkinan tidak dapat mempekerjakan seluruh pegawainya atau menerima banyak pelanggan saat tahap awal dibukanya kembali perekonomian di California.

“Kami memang telah memberlakukan sejumlah aturan untuk toko-toko yang buka dan pelanggan dapat mengambil pesanan di luar toko, ada perasaan segala sesuatu kembali normal, tetapi itu tidak memastikan warga sepenuhnya merasa aman dan nyaman berbelanja,” terang Newsom.

Newsom meminta warga California berbelanja di toko-toko kecil independen yang terpaksa ditutup karena pesaingnya, para pengusaha besar, tetap dapat buka selama pandemi. Ia menyampaikan imbauan itu di sebuah toko bunga yang kembali melayani pembeli.

California, negara bagian AS dengan ekonomi terbesar kelima dunia, pada Jumat mengumumkan tingkat pengangguran mencapai 14,7 persen atau melampaui rata-rata nasional.

Pasalnya, 4,3 juta orang di California mengajukan tunjangan untuk pengangguran sejak 12 Maret. “Bukan 14,7 persen, tingkat pengangguran di California saat ini melebihi 20 persen,” sebut Newson.

AS mengeluarkan peraturan baru pada Jumat memperketat pedoman pemberian visa bagi para wartawan China, seraya mengatakan aturan baru itu merupakan jawaban atas perlakuan jurnalis AS di China.

Perubahan aturan itu muncul di tengah ketegangan antara kedua negara atas perkara pandemi global corona. AS dan China terlibat dalam serangkaian aksi balas dendam yang mengikutsertakan para wartawan dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Maret China mengusir para wartawan AS dari tiga koran Amerika, sebulan setelah AS mengatakan pihaknya akan mulai memperlakukan lima entitas media yang dijalankan negara China dengan wilayah liputan di AS sama seperti kedutaan besar negara asing.

Sehari setelah keputusan AS atas entitas media yang dijalankan negara itu, Beijing mengusir tiga koresponden Wall Street Journal, dua orang warga Amerika dan satu warga Australia setelah terbitnya kolom opini yang dikecam oleh China sebagai rasis.

Dalam mengeluarkan regulasi baru pada Jumat (8/5/2020), seperti dikutip Reuters, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) menyebut soal penindasan terhadap jurnalisme independen yang berlangsung di China.

Regulasi yang akan berlaku pada Senin itu membatasi visa untuk para wartawan China untuk masa berlaku 90 hari, dengan pilihan perpanjangan. Visa seperti ini biasanya tanpa dibatasi masa berlakunya dan tak perlu perpanjangan kecuali bila sang pekerja pindah ke perusahaan atau media berbeda.

Pejabat senior DHS yang tak ingin disebut namanya untuk perkara itu mengatakan aturan baru itu memungkinkan departemennya meninjau ulang permintaan visa wartawan China lebih kerap dan akan memungkinkan mengurangi jumlah keseluruhan wartawan China di AS. “Ini akan menciptakan perlindungan keamanan nasional lebih besar,” kata pejabat itu.

Aturan baru itu tak berlaku bagi wartawan dengan paspor Hong Kong dan Macau, dua wilayah semi otonom China, kata DHS. Ketegangan antara AS dan China meningkat beberapa bulan terakhir ini saat corona melanda dunia, membunuh lebih 269,000 orang seluruh dunia hingga kini, menurut hitungan Reuters,

Presiden Trump mengatakan virus corona mungkin berasal dari laboratorium virologi China tapi tak menyodorkan bukti, sehingga memicu ketegangan dengan Beijing mengenai asal usul wabah mematikan itu. China membantah tuduhan itu. Sebagian besar ahli percaya virus itu berasal dari pasar yang menjual hewan liar di Wuhan. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *