Direktur BTN Mahelan Prabantarikso usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengatakan BTN menyiapkan modal untuk perusahaan asuransi jiwa tersebut Rp150 miliar-Rp250 miliar. “Untuk perusahaan baru kita siapkan Rp150 miliar-Rp250 miliar dari total untuk rencana akuisisi, dan dirikan anak usaha Rp700 miliar tahun ini,” kata dia di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Secara umum, BTN pada tahun ini merencanakan untuk mengembangkan empat anak usaha, dua di antaranya adalah aset manajemen dan pembiayaan, yang berasal dari aksi korporasi terhadap Danareksa. Sebanyak dua anak usaha lainnya adalah asuransi jiwa dan asuransi kerugian atau umum. Untuk asuransi umum, BTN juga merencakan melakukan akuisisi.
Mahelan menuturkan BTN menargetkan minimal satu anak usaha baru dapat berdiri pada 2017 dari empat rencana pengembangan anak usaha tersebut. “Kalau yang dengan Danareksa masih menunggu pembentukan ‘holding’ BUMN perbankan, kalau yang asuransi jiwa mungkin kami bisa lebih cepat,” ujarnya. Untuk indikator bisnis BTN lainnya, bank yang saham mayoritas milik pemerintah itu ingin menjaga rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) di 17,5 persen, sedangkan fungsi intermediasi ditargetkan cukup ekspansif dengan rencana pertumbuhan penyaluran kredit 21-23 persen (yoy).
Direktur Keuangan BTN Iman Noegroho Soeko menjelaskan dengan porsi dividen 20 persen, maka rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BTN akan menjadi 19,7 persen dari CAR akhir 2016 yang sebesar 20,3 persen. Iman menambahkan porsi dividen 20 persen memang usulan BTN terhadap pemerintah. “Selain target pertumbuhan kredit paling tinggi di antara Bank BUMN lainnya karena kreditnya 21-23 persen. Kedua, return on equity juga punya kita paling tinggi yakni 18 persen, jadi lebih baik simpan di BTN,” tukas Iman.
BTN akan menjaga CAR perseroan di 17,5 persen hingga akhir tahun ini, meskipun kredit BTN ditargetkan cukup ekspansif yakni tumbuh 21-23 persen tahun ini. Target pertumbuhan kredit tersebut paling tinggi diantara bank BUMN lainnya. (lin)