BTN Golden Properti Award Jadi Cerminan Industri Properti Alami Pertumbuhan

Direktur Bank BTN Handayani digantikan Dasuki Amsir yang diangkat pada RUPSLB BTN, Kamis (28/12). Handayani kini menjadi salah satu Direktur di BRI

Ajang Bank Tabungan Negara (BTN) Golden Property Awards (GPA) 2017 ikut menjadi cerminan geliat industri properti yang mengalami pertumbuhan baik. Industri properti di Indonesia mulai bergeliat berdasarkan data Indonesia Property Watch (IPW), unit properti yang terjual pada triwulan I 2017 tumbuh 5,7% lebih baik dibanding triwulan-I 2016 yang melambat minus 24%.

Direktur Eksekutif IPW, Ali Tranghanda mengatakan, tahun lalu, pertumbuhan triwulan II, III, IV berturut-turut mencapai 3,2%, 11,8%, 12,5%. Kenaikan terbesar terjadi di segmen menengah sampai bawah yang diperkirakan akan tetap menjadi primadona di sepanjang tahun 2017. BTN Golden Property Awards 2017 menjadi tolak ukur mulai tumbuhnya industri properti, nilai Ali, dimana animo pengembang yang ikut ajang ini sangat besar. IPW yang menjadi tim penilai BTN GPA 2017 mengatakan ada beberapa penilaian mengenai penetapan pemenang, yang dilakukan secara cermat dan hati-hati.

“Penetapan pemenang GPA 2017 dilakukan berbasis riset dan penelitian dengan kriteria yang terukur, melalui IPW Standard Property Rating, polling di media sosial, dan kontribusi dari experts panel,” kata Ali di Jakarta, Rabu (13/9).

Terkait penghargaan yang akan diberikan Bank BTN bersama IPW meliputi beberapa kategori, di antaranya kategori Best of The Best Pengembang KPR Subsidi, Pengembang KPR Subsidi Tingkat Nasional, kategori Group Pengembang KPR Subsidi Tingkat Nasional, kategori pengembang dengan Kredit Konstruksi terbaik dan lain sebagainya.

Selain memberi penghargaan ke para pengembang hunian, BTN GPA 2017 juga memberikan apresiasi kepada para pengembang properti komersil atau perusahan dan tokoh di sektor properti, diantaranya Sutjipto Nagarih, founder Summarecon Group, Hendro Gondokusumo founder Intiland Developer dan Alexander Tedja, founder Pakuwon Group. BTN GPA 2017 juga menambah kategori pemenang, dengan cakupan wilayah yang juga diperluas tidak hanya Jabodetabek dan Bandung tapi hingga Surabaya dan luar Jawa.

Di bagian lain Direktur utama BTN Maryono mengatakan, BTN terus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan layanan kepada para nasabahnya. Misalnya dengan mempermudah pembayaran tol hanya dengan menggunakan kartu Blink BTN. “Kemarin kalau enggak salah kita siapkan 600 ribu kartu untuk mendukung gerakan nontunai. Karena nanti penggunanya lebih banyak,” ungkap Maryono di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/9).

Mengenai mekanisme transaksi tol, Maryono menerangkan, kartu Blink BTN dapat digunakan di seluruh mesin Electronic Data Capture (EDC) yang disiapkan 3 bank BUMN lainnya, yaitu Mandiri, BRI dan BNI. BTN sebelumnya telah melakukan kerja sama dengan ketiga bank BUMN tersebut. “Sebetulnya yang menjadi point of salesnya (POS) itu ada 3 bank karena sudah menjadi acquiring, yaitu Mandiri, BRI dan BNI,” sebutnya.

Maryono optimistis angka transaksi penggunaan kartu Blink terus meningkat dari waktu ke waktu. Apalagi pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah membuat regulasi mengenai kewajiban penggunaan kartu saat melakukan transaksi tol. Aturan ini mulai berlaku pada 31 Oktober 2017.

BTN menargetkan bisa membukukan 2.500 transaksi dan pendapatan non bunga sebesar Rp 100 juta dengan mengoptimalkan transaksi non tunai. Hingga Mei 2017, BTN telah mencatatkan 430.000 akun baru. “Kita tidak melakukan investasi karena selama ini kita masih co-branding dengan Mandiri. Malah kita diuntungkan, dengan adanya GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai) ini, kita bisa menaikkan revenue,” paparnya. (snc/kum/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *