Awal tahun, Indonesia kembali dirundung ujian. Wilayah Kota Makasar dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan diterjang banjir dan longsor, Selasa (22/1). Curah hujan yang tinggi menjadi penyebabnya.
Pimpinan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan Rahmat RH mengatakan, air sungai yang meluap menerjang pemukiman di sekitarnya. Hujan yang terus menerus juga mengakibatkan tanah longsor di beberapa titik.
“Tim sudah turun sejak Selasa pagi kemarin (22/1) dan sampai saat ini bentuk responnya adalah evakuasi warga keluar dari rumahnya ke tempat yang aman, selain itu tim medis juga diterjunkan untuk menangani korban yang terluka,” ujar Rahmat dalam rilis Humas Dompet Dhuafa, Rabu (23/1).
Dompet Dhuafa merencanakan menyediakan ambulan untuk mengevakuasi korban yang mengalami luka dan memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Data dari Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan, sejumlah kecamatan terdampak banjir dan longsor.
Seperti banjir di Perumahan Gowa Mas Indah, Kelurahan Bonto dan Desa Borongkaluku Galogoro Kelurahan Bontoramba Kecamatan Sumba Opu yang ketinggian air mencapai 60 cm. Selain itu, di Perum Nusa Mapala Indah Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Palangga ketinggian air mencapai 1,2 m atau setinggi leher orang dewasa.
Bahkan di Desa Billang Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, banjir mengakibatkan beberapa rumah warga terseret. Selain banjir, bencana tanah longsor juga menyerang beberapa titik di wilyah Makassar dan Gowa.
Seperti terjadi di Jl. Poros Malino Desa Lonjoboko Kec. Parangloe, dimana longsor menutup badan jalan. Hal yang sama juga terjadi di Jl. Dusun Mampua, Desa Datara, Kecamatan Tompobulu, Jl. Dusun Sarite’ne, Desa Bili2 Kec. Bontomarannu, dan Jl. Dusun Lata Desa Pattallikang Kec. Manuju.
Longsor juga mengakibatkan lima unit rumah tertimbun di Campagogo Desa Bilanrengi Kec. Parigi. Enam ekor sapi ternak warga dan satu unit mobil juga menjadi korban longsor di Dusun Bontosuro, Desa Bontomanai Kecamatan Bungaya.
“Sampai siang ini (Rabu, 23/01) tim Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan terus sisir wilayah terdampak mencari para korban dengan para relawan, evakuasi masih terhambat karena arus yang deras serta ketinggian air yang belum surut meskipun dengan peralatan yang lengkap,” ujar
Banjir yang terjadi juga mengakibatkan dua jembatan terputus. Salah satunya jembatan penghubung Kecamatan Manuju–Sapaya. Begitu pula dengan Jembatan Dusun Limoa Desa Patalikang Kec. Manuju yang juga terputus.
Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan langsung bergerak cepat merespon banjir dan longsor yang terjadi. Evakuasi warga menjadi prioritas tim yang terjun di lapangan. Tim yang sudah terjun dari Selasa pagi langsung mengevakuasi warga yang masih terjebak di rumahnya dengan menggunakan kapal karet, dan dialihkan ke tempat yang lebih aman.
“Selain melakukan evakuasi, tim Dompet Dhuafa Sulsel juga menyiapkan ambulance untuk membawa korban banjir ke klinik untuk penanganan medis,” tutupnya. (lin)