Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum berani menendang menteri berasal dari Partai NasDem untuk keluar dari Kabinet Indonesia Maju meski mulai diprovokasi banyak kelompok.
semarak.co-Menurut Refly, Jokowi masih membutuhkan atau paling tidak khawatir kalau seandainya nanti justru ini akan membuat sesuatu yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Dia menyebut, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memiliki kekuatan sendiri sebagai oposisi sehingga tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Karena dia punya resources, resource yang tidak dipunyai Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS. Salah satunya kata dia adalah media, baik media cetak dan terutama media televisi,” ucapnya dalam kanal YouTube-nya, Minggu, (1/1/2023) dilansir onlineindo.tv/1/02/2023 01:55:00 AM dari fajar.co.id.
“Kita tahu bahwa NasDem punya Metro, punya Media Indonesia ya, punya medcom dan ini bisa dipakai secara efektif untuk kebanyakan kepentingan mereka. Nah kalau seandainya dia berada pada posisi oposisi maka tidak ada lagi halangan untuk mengkritik kebijakan pemerintah,” ungkap Refly Harun, mantan Komisaris BUMN.
Di melihat Surya Paloh ingin dua-duanya, tetap bertahan di kabinet tetapi tetap juga mencalonkan atau mendeklarasikan Anies Baswedan karena menganggap bahwa mendeklarasikan Anies Baswedan itu jauh lebih menguntungkan ketimbang mengendorse Ganjar Pranowo apalagi Prabowo Subianto.
“Karena mengendorse Ganjar dan Prabowo itu hanya akan menguntungkan partai-partai dimana mereka berasal. Gerindra akan diuntungkan dengan Prabowo dan PDIP kalau seandainya Ganjar tetap dicalonkan PDIP juga dan NasDem mengekor, maka yang untung adalah PDIP,” ulas Refly yang juga disebut pengamat politik.
Dalam konteks ini, kata dia, tidak ada pilihan lain bagi Surya Paloh kecuali mendukung atau mendeklarasikan Anies Baswedan. Karena bagi NasDem, Anies adalah harta yang bisa mengantar NasDem pada pada surga dan neraka.
Pengertian surga dan neraka itu adalah NasDem punya kesempatan untuk naik suaranya atau sebaliknya turun suaranya. Tapi kata dia, tidak mungkin suaranya turun kecuali Anies tidak jadi dicalonkan oleh koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS.
Di bagian lain Refly mengatakan, Presiden Jokowi tidak mau berkonfrontasi dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Dia menyebut ada upaya Jokowi untuk tetap menjaga koalisi. Sementara untuk mencegat Anies Baswedan bisa dengan skenario merayu PKS dan menarik Demokrat masuk KIB (Koalisi Indonesia Bersatu).
Koalisi perubahan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat, dan PKS yang hingga saat ini belum deklarasi menurut dia menjadi kesempatan bagi istana. “Istana masih bisa berharap, wah ini kelihatannya belum tentu jadi,” ucap Refly dalam kanal YouTube-nya, Minggu, (1/1/2023).
Sekalian lagi dia menegaskan, Jokowi tak akan menendang NasDem dari kabinet jika status Anies belum jelas menjadi calon presiden (capres). Tapi dari sisi NasDem, kata dia, mereka tidak ingin juga cepat-cepat untuk mendeklarasikan agar Presiden Jokowi juga tidak ambil tindakan apa-apa karena nasibnya tetap ingin kadernya berada di pemerintahan selama mungkin. “Syukur-syukur sampai akhir masa jabatan,” tandas ahli hukum tata negara ini. (net/onl/faj/smr))
sumber: onlineindo.tv dari fajar.co.id di WAGroup Relawan ANIES SUMBAR (postSenin 2/1/2023/rinasyafri)