Apkasi Otonomi Expo 2018, Madu Tikung Putussibau Masuk Pasar Internasional

proses pengambilan madu tikung

Kehadiran Madu Tikung dalam pameran Apkasi Otonomi Expo 2018 di International Convention and Exhibition (ICE), Serpong, Tangerang, yang berlangsung hingga besok Minggu (8/7), ternyata menarik perhatian banyak pengunjung. Produk asli dari Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat ini juga sudah masuk pasar internasional, karena memiliki banyak kelebihan dari produk madu lainnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Kapuas Hulu, Didik Widianto menegaskan produk Madu Tikung memang hanya ditemukan di daerah Kapuas Hulu. Dengan kandungan alaminya yang juga memenuhi kualitas internasional.

“Madu Tikung adalah produk unggulan Kapuas Hulu. Produk ini menarik perhatian consumen dalam dan luar negeri. Konsumen luar negeri yang sering menggunakan madu Tikung adalah Malaysia,” ujar Didik Widianto saat bertemu di lokasi pameran, Sabtu (7/7).

Keunikan madu tikung, lanjut dia terletak pada proses penyiapan dan saat produksinya. Madu tikung ini hanya diproduksi kawanan lebah pada Kawasan hutan lindung Danau Sentarum. Pengelolaannya menjadi bagian yang terintegrasi dengan kondisi hutan.

Dengan demikian, Didik menegaskan lebah yang memproduksi madu Tikung menjadi bagian dari ekosistem hutan. Makanya produk madunya pun menjadi sangat alami. Tidak terkontaminasi oleh kondisi lain yang selama ini diproduksi pada peternakan lebah.

“Dari uji laboratorium madu Tikung memiliki kadar air yang memenuhi standar FAO dan SNI.Tidak heran bagi consumen madu luar negeri sangat menggemari produk ini,” imbuhnya.

Sampai saat ini produksi madu Tikung sudah mencapai 30-50 ton per tahun. Jumlah tersebut masih dapat ditingkatkan produksi. Dengan kualitas produk madu yang terus terjaga dari setiap musim panen.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kapuas Hulu ini menjelaskan produksi madu Tikung sejatinya berbeda pada penyiapan ‘rumah’ lebahnya. Madu Tikung menggunakan bahan kayu Tembesu sebagai rumah bagi lebah.

Menariknya lagi, tambah pejabat eselon II ini proses panen madu juga bisa lebih mudah. Sekaligus tidak mengganggu kenyamanan lebah. Sehingga masa panen dan masa produksi madu dapat berjalan sepanjang waktu. Tanpa ada jeda waktu. “Tentu saja berharap hadirnya madu Tikung ini bisa menarik perhatian pelaku usaha nasional untuk berinvestasi di Kapuas Hulu,” ujarnya. (rko/lin)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *