Raker dengan Komisi II DPR, Menteri Rini Beber Progres dan Proyeksi Program Kerja Kementerian PANRB

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini saat raker dengan Komisi II DPR RI.

Sepanjang 2025, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) fokus melaksanakan sejumlah program kerja prioritas. Selain itu, Kementerian PANRB juga mendukung program prioritas Presiden berjalan efektif melalui penyusunan proses bisnis (Probis) tematik.

Semarak.co – Menteri PANRB Rini Widyantini menjelaskan, hingga saat ini telah disusun delapan proses bisnis tematik, antara lain penghapusan kemiskinan ekstrem, percepatan layanan kesehatan primer dan lanjutan, serta perlinsos.

Bacaan Lainnya

“Probis ini menjadi peta kerja terpadu lintas K/L, yang memetakan alur kerja utama, peran instansi, serta mekanisme monitoring agar implementasi program lebih cepat, konsisten, dan terukur,” jelasnya pada Raker dengan Komisi II DPR RI di Jakarta, dirilis humas PANRB melalui WAGroup JURNALIS PANRB, Rabu (26/11/2025).

Memasuki era RPJPN 2025–2045, Kementerian PANRB menindaklanjuti arah pembangunan jangka panjang tersebut dengan menyusun Desain Besar Reformasi Birokrasi Nasional (DBRBN) 2025–2045. Dokumen ini menjadi panduan utama untuk memastikan agenda Reformasi Birokrasi bergerak selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.

Saat ini penyusunan DBRBN telah memasuki tahap final pembahasan RPerpres bersama Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum, serta Bappenas. “Fokus utamanya adalah membangun birokrasi yang kapabel, adaptif, dan berorientasi pada layanan publik berbasis siklus hidup manusia,” katanya.

Pada sisi pelayanan publik, Kementerian PANRB terus mendorong keberlanjutan penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik (MPP) melalui pendekatan omnichannel. Pendekatan ini memastikan layanan tidak hanya tersedia di konter tatap muka, tetapi juga melalui layanan drive thru, layanan mobile, layanan mandiri, hingga penguatan e-services.

“Kami juga mendorong fungsi MPP diperluas agar tidak hanya menjadi pusat layanan administrasi, tetapi juga pusat informasi investasi, pusat aktivitas masyarakat, pusat ekonomi kreatif dan UMKM, serta pusat informasi pariwisata sesuai karakteristik daerah,” ujarnya.

Lebih lanjut Menteri Rini juga menyampaikan terkait transformasi digital pemerintah. RPJMN 2025–2029 telah menempatkan transformasi digital pemerintah sebagai salah satu fokus prioritas. KemenPANRB melaksanakan mandat tersebut dengan empat hal.

Pertama, penyederhanaan regulasi dan peningkatan kinerja, termasuk penyusunan R-Perpres Pemerintah Digital dengan tata kelola yang lebih human-centric dan indikator digital yang lebih ringkas. Kedua, belanja TIK yang lebih efisien dan akuntabel melalui clearance kegiatan lintas K/L agar anggaran digital lebih tepat sasaran.

“Ketiga, yaitu penguatan kompetensi digital ASN sebagai kunci keberhasilan transformasi, dengan kerangka kompetensi yang disusun lintas instansi. Sedangkan keempat, pembangunan arsitektur pemerintah digital untuk mendukung integrasi layanan prioritas dan pemanfaatan Satu Data Indonesia,” jelas Rini.

Rini juga menyampaikan proses penataan sistem kerja dan manajemen ASN. Pada 2025, pemerintah telah menyelesaikan proses pengadaan ASN Tahun Anggaran 2024 sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan SDM nasional. Pengadaan ini mencakup CPNS, PPPK, dan Sekolah Kedinasan yang berlangsung transparan melalui sistem digital.

Menurutnya ada tiga program utama yang telah dilakukan Kementerian PANRB. Pertama, penerapan fleksibilitas kerja ASN melalui PermenPANRB Nomor 4 Tahun 2025 untuk memastikan kinerja tetap terukur dan akuntabel, berfokus pada hasil, bukan sekadar lokasi kerja.

Kedua, penyempurnaan instrumen sistem merit yang menekankan tidak hanya pada ketersediaan data, tetapi juga kepuasan ASN dan maturitas instansi. “Ketiga yaitu kami terus mengembangkan integrasi layanan manajemen ASN dalam platform Smart ASN untuk memudahkan pelayanan SDM Aparatur,” tambahnya.

Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda memberikan apresiasinya pada Menteri PANRB beserta jajaran yang telah bekerja keras dalam kurun waktu satu tahun ini. Dari mulai menata kelembagaan Kabinet Merah Putih hingga penyelesaian 1,7 juta tenaga non ASN.

“Ini menjadi modal menata berbagai kebijakan di sektor reformasi birokrasi dan aparatur negara. Kami tahu anggaran negaranya tidak terlalu banyak, tugasnya lebih banyak dari anggarannya,” kata Rifqinizamy. (hms/smr)

Pos terkait