Hasil survei IDM menemukan fakta bahwa pemilih dari masyarakat pelaku ekonomi pasar tradisional mengaku kapok telah memilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden di Pilpres 2014. Pasalnya, Jokowi telah banyak ingkar janji.
Direktur Eksekutif IDM Bin Firman Tresnadi mengungkapkan, survei kepada Jokowi diimbangi dengan tokoh Prabowo yang rupanya memunculkan nama lain seperti, Gatot Nurmantyo, Anies Basweden, Zulkifli Hasan, Puan Maharani, Muahaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono dan Airlangga Hartato. Dari tokoh-tokoh di atas, Firman menyebut, lembaga survei IDM menemukan fakta, bila masyarakat khususnya pelaku ekonomi pasar tradisional menginginkan perubahan nyata di 2019 mendatang.
Bahkan dari survei tersebut, lanjut Firman, ternyata pelaku ekonomi pasar tradisional dan masyarakat rata-rata mengaku kapok telah memilih Jokowi. Alasannya, karena dianggap ingkar janji. Saat responden diajukan pertanyaan, apakah pemerintah Jokowi-JK sudah merealisasikan janji kampanyenya dalam membangun ekonomi kerakyatan, kutip Firman, ternyata sebanyak 77.3% responden menjawab pemerintahan Jokowi-JK tidak meralisasikan janji mereka untuk membangun ekonomi kerakyatan dan tidak memprioritaskan pasar tradisional sebagaimana janjinya dalam kampanye.
“Sedangkan sebanyak 14.1 persen menjawab pemerintah Jokowi-JK sudah merealisasikan janjinya. Walau belum dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Dan sisanya sebesar 8.6 persen menjawab tidak tahu,” papar Firman, di Jakarta, Senin (18/12).
Kemudian pihaknya menanyakan kepada responden soal keadaan ekonomi keluarga selama tiga tahun terakhir. Dan hasilnya, sebanyak 71,8% mengatakan terjadi penurunan ekonomi keluarga, sehingga mereka harus menyiasati dengan cara mengurangi hal-hal yang tidak mendesak, seperti pakaian dan jumlah kebutuhan bahan Pangan yang tidak pokok misalnya susu, daging, ikan, telur dan berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit karena akan menambah biaya yang harus dikeluarkan.
“Sementara itu, 20.7 pesen mengatakan kondisi mereka pas-pasan saja, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari tanpa bisa menyisihkan untuk menabung dan sisanya sebanyak 7.5 persen mengatakan kondisi ekonomi mereka membaik dan ada peningkatan penghasilan walaupun sedikit bisa untuk ditabung dan kebutuhan sosialita,” paparnya.
Saat ditanya, lanjut Firman, apakah ada peningkatan omzet selama tiga tahun terakhir ini? “Ternyata, sebanyak 81.8 persen responden mengatakan, keadaan mereka justru mengalami penurunan omzet, karena turunnya pembeli, selain itu para pembeli juga mengurangi belanja mereka, bahkan hampir setengahnya dari kebiasaan mereka berbelanja,” tukasnya.
Bahkan dalam temuan survei tersebut, Firman menambahkan, rata-rata omzet mereka turun sebanyak 30% sampai 65 % dari sebelum-sebelumnya. Sedangkan 13.7% responden menjawab omzet mereka tetap dan sisanya sebesar 4.5% mengalami sedikit peningkatan omzet namun keuntungan minim karena barang dagangan terus naik harga belinya.
Atas dasar temuan di atas, kata Furman, IDM pun menanyakan ‘siapakan menurut anda tokoh yang layak menjadi Presiden Indonesia pada 2019 (top of mibd)? “Hasilnya, nama Jokowi hanya dipilih 26,30 persen responden, hasil ini tentu jauh lebih kecil dengan Prabowo Subianto yang mendapat suara 44,70 persen responden,” terangnya.
Selanjutnya, nama Gatot Nurmantyo dengan 8,30%, Puan Maharani 3,50 persen, Muhaimin Iskandar 2,10 persen. “Sementara Zulkifli Hasan mendapat suara 1,40 persen, Anies Basweden 2,30 persen, Agus Yudhoyono 0,80 persen dan Airlangga 4,20 persen, lantas tidak menjawab alias tidak puny pilihan 6,40 persen,” tutupnya. (ipo/lin)