Dukung Penggantian Nama Jalan di Jakarta, Tokoh Tionghoa Lieus Minta Gubernur Anies Abaikan Nyinyiran Buzzer

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan 22 nama baru untuk jalan-jalan di ibu kota nama jalan yang baru ini menggunakan nama-nama tokoh kondang Betawi. Foto: internet

Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengganti 22 nama jalan di Jakarta dengan nama-nama tokoh betawi mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Tak hanya Kementarian Dalam Negeri (Kemendagri), sejumlah tokoh masyarakat Jakarta juga menyambut baik perubahan nama-nama jalan tersebut.

semarak.co-Salah seorang tokoh masyarakat Jakarta yang mendukung kebijakan Anies Baswedan itu adalah Lieus Sungkharisma. Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini menyebut, kebijakan gubernur Jakarta itu adalah wujud dari penghargaan Pemprov DKI terhadap tokoh-tokoh masyarakat Jakarta yang berjasa pada negara dan bangsa.

Bacaan Lainnya

“Saya mendukung Pak Anies karena saya melihat nama-nama jalan itu diganti dengan nama-nama para tokoh mayarakat betawi yang besar jasanya pada bangsa dan negara, baik di masa perjuangan kemerdekaan maupun di dalam bidang seni budaya,” ujar Lieus dilansir politik.rmol.id/ Senin, 27 Juni 2022, 16:46 WIB.

Lieus juga memberi apresiasi Kemendagri yang mendukung langkah Anies mengganti 22 nama jalan di Jakarta dengan nama tokoh-tokoh Betawi itu. Kemendagri sendiri, seperti kata Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrullah memastikan bahwa perubahan nama jalan itu adalah hal yang biasa.

Warga yang tinggal di alamat yang nama jalannya diganti memang harus memperbarui data kependudukannya seperti KTP, Kartu Keluarga dan lain-lain. Tapi dia memastikan semua itu bisa dilakukan dengan mudah.

Ditambahkan Zudan, untuk lebih memudahkan warga, petugas Dukcapil harus jemput bola mendatangi RT maupun RW untuk mencetakkan dokumen penduduk dengan data baru secara gratis. Bila masyarakat tidak bertemu petugas, bisa langsung mendatangi Sudin Dukcapil untuk diberikan dokumen yang baru.

Lieus sendiri menyebut, perubahan nama jalan yang dilakukan Pemprov DKI memang bukan suatu yang luar biasa. “Itu sama saja dengan perubahan ketika terjadi pemekaran wilayah di satu propinsi atau di kabupaten/kota. Apalagi sekarang semua urusan yang berkaitan dengan administrasi kependudukan adalah gratis,” katanya.

Menurut Lieus, sesuai UU 24/2013 tentang Perubahan Atas UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan, dalam Pasal 64 ayat (8) dinyatakan bahwa ketika terjadi perubahan data pada KTP elektronik, setiap penduduk yang memiliki KTP tersebut wajib melaporkan pada instansi pelaksana untuk dilakukan perubahan atau penggantian.

“Dan cara mengubah alamat di KTP itu sekarang bisa dilakukan secara Online dengan mengunjungi laman https://alpukat-dukcapil.jakarta.go.id/,” terang Lieus mengutip.

Jadi, kata Lieus, komentar nyinyir atas kebijakan Gubernur DKI yang mengubah nama jalan itu bukan karena kebijakan itu akan merepotkan warga atau bertentangan dengan UU, tapi lebih disebabkan karena ketidaksukaan para buzzerRp terhadap prestasi dari kinerja Anies. “Rupanya sampai hari ini masih ada yang belum move on atas kegagalan calon gubernur yang didukungnya,” tegas Lieus.

Lieus juga sepakat dengan sejarawan JJ Rizal yang menyebut penggunaan nama tokoh Betawi sebagai nama jalan di Jakarta adalah bentuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh Betawi yang memainkan peranan penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini.

“Sudah sepatutnya para tokoh betawi itu, yang berjasa pada perjuangan bangsa di bidangnya masing-masing, diabadikan namanya sehingga warga Jakarta tidak melupakan jasa-jasa mereka. Tujuannya, tentu saja agar masyarakat terus diingatkan akan sejarah perjuangan tokoh-tokoh tersebut,” sambungnya.

Terkait perubahan nama jalan itu, Lieus pun mengingatkan Anies bahwa ada satu lagi tokoh nasional yang tinggal di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, yang sebenarnya sangat patut diabadikan namanya sebagai nama jalan di Jakarta, yakni Laksamana John Lie.

“Meski bukan Betawi dan dia seorang keturunan Tionghoa, John Lie adalah pejuang kemerdekaan dari TNI Angkatan Laut yang kemudian diangkat pemerintah RI sebagai pahlawan nasional.

Maka, untuk mengenang jasa-jasa dan perjuangannya dalam ikut merebut kemerdekaan RI, adalah sangat pantas bila namanya juga diabadikan sebagai nama pengganti jalan Gunung Sahari yang selama ini menjadi alamat markas TNI AL,” ujar Lieus

Diberitakan news.detik.com/Senin, 20 Jun 2022 18:58 WIB/Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan perubahan 22 nama jalan di wilayah Jakarta. Nama-nama jalan itu diambil dari nama tokoh-tokoh Betawi.

“Dengan mengucap bismillahirrohmannirrohim, pada hari ini Senin, 20 Juni 2022, penetapan nama jalan itu zona dengan nama tokoh Betawi dan nama tokoh asal Jakarta di Provinsi DKI Jakarta secara resmi ditetapkan,” kata Anies dalam upacara peresmian nama jalan tokoh Betawi di Kantor Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2022).

Gubernur Anies mengatakan, tokoh Betawi yang kini dijadikan sebagai nama jalan memiliki peran bagi Jakarta di masa lalu. Dia bersyukur peresmian 22 nama jalan itu bisa dilakukan.

“Kita mulai dengan bersyukur kepada Allah SWT di sore yang teduh ini kita bisa berkumpul bersama di Perkampungan Betawi Setu Babakan bersama-sama menyaksikan upacara penetapan nama-nama, tokoh-tokoh Betawi,” ujar Anies sambil menambahkan.

“Yang perannya di masa lalu telah berdampak kepada perjalanan kehidupan Jakarta, perjalanan kehidupan Indonesia. Mereka adalah pribadi-pribadi yang kita kenang karena mereka telah memberikan manfaat bagi sesame,” demikian Anies menambahkan.

Dia mengatakan sejumlah nama tokoh Betawi itu telah dicatat sebagai pahlawan nasional. Namun dia menyebut masih banyak tokoh Betawi berjasa yang belum tercatat sebagai pahlawan nasional.

“Mereka ini adalah pribadi-pribadi yang kita kenang yang kita ingat karena hidupnya dihibahkan untuk kemajuan, ada nama-nama yang sudah menjadi pahlawan nasional tapi ada begitu banyak juga nama-nama berjasa yang belum dicatat sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.

Dia mengatakan masyarakat Betawi telah berkontribusi bagi Indonesia dengan menyambut dan menerima dengan hangat para pendatang dari berbagai daerah. Dia berharap nama jalan baru tersebut bakal menjadi pengingat tumbuh besarnya tokoh Betawi itu di Jakarta.

“Kalo kita berbicara tentang menjadi Indonesia maka lokasi kejadiannya itu di tanah Betawi. Di sinilah berkumpul semua dari wilayah Indonesia datang ke tempat ini, mengikat rajut tenun kebangsaan itu. Ini tidak akan terjadi bila masyarakat Betawi tidak memfasilitasi, bila masyarakat Betawi tidak menyambut dengan hangat kehadiran semua dengan perasaan kesetaraan,” kata Anies.

“Dan karena itulah saya melihat kontribusi besar ini di berbagai sektor perlu diabadikan sehingga nampak di depan kita bahwa pribadi-pribadi ini berkontribusi, dan harapannya nanti menjadi pengingat pada kita semua bahwa di sini di kota ini telah tumbuh besar pribadi yang disebut sebagai nama-nama jalan,” imbuhnya.

Selain itu, dia mengatakan perubahan nama jalan dengan nama tokoh Betawi diharapkan menambah kesadaran generasi muda. Dia berharap kalangan muda sadar akan hadirnya tokoh tersebut di Jakarta.

“Harapannya juga membuat generasi baru menyadari bahwa hadirnya para tokoh ini, tokoh Betawi bukan sekarang saja, ini sudah perjalanan lintas waktu yang cukup panjang mereka hadir di tempat ini,” ujarnya.

Nama Komedian Mpok Nori hingga Bokir Jadi Nama Jalan di Jakarta Timur

Lebih lanjut, Anies mengungkap rasa syukurnya karena Jakarta memiliki banyak tokoh Betawi. Dia menyebut nama jalan dengan nama tokoh Betawi itu berfungsi sebagai tanda dalam waktu yang lama.

“Nama itu tidak bisa kita katakan abadi karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, tapi paling tidak untuk waktu yang amat panjang dia akan menjadi penanda kehadiranya di tanah Jakarta. Kita merasa sangat bersyukur bahwa Jakarta memiliki begitu banyak tokoh-tokoh Betawi punya banyak tokoh-tokoh yang nantinya akan menjadi museum peradaban di tanah kota,” tuturnya.

Sebelumnya, Pemkot Jakarta Timur mengabadikan sejumlah nama tokoh dan seniman Betawi menjadi nama jalan. Haji Bokir hingga Mpok Nori termasuk nama komedian yang diabadikan untuk nama jalan.

Seperti dilansir dari Antara, Jumat (17/6/2022), nama Jalan Haji Bokir dipakai untuk menggantikan nama Jalan Raya Pondok Gede segmen Kelurahan Pinang Ranti dan Kelurahan Dukuh. Sementara itu, nama Jalan Mpok Nori menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung.

Kasudin Bina Marga Jakarta Timur Benhard Hutajulu mengatakan secara total ada nama lima tokoh Betawi yang diabadikan untuk nama jalan. Selain Haji Bokir dan Mpok Nori, tiga tokoh lainnya antara lain Haji Darip, Entong Gendut, dan Rama Ratu Jaya.

Papan nama Jalan H Bokir bin Dji’un terpasang dari simpang Jalan Raya Bogor atau pertigaan Hek sampai persimpangan lampu merah Tamini Square. Benhard menjelaskan Jalan Haji Darip dimulai dari titik awal Jalan Raya Bekasi hingga simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Sedangkan Jalan Entong Gendut ditetapkan dari titik awal persimpangan Jalan Batu Ampar I hingga titik akhir persimpangan Jalan Raya Condet. Lalu Rama Ratu Jaya menggantikan nama Jalan BKT sisi Barat dari titik awal persimpangan Jalan Penggilingan hingga Jalan Raya Damai.

“Haji Darip ditetapkan menjadi nama jalan yang sebelumnya dikenal Jalan Bekasi Timur Raya. Entong Gendut menjadi nama jalan yang sebelumnya dikenal Jalan Budaya, Condet,” kata Benhard. (net/dtc/rmo/smr)

 

sumber: WAGroup Relawan SobatAnies Jakbar (postKamis9-10/6/2022/)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *