Pendukung Jokowi di Pilpres 2019 Dukung Rocky Gerung pada Kasus Sentul, Lieus Terkejut

Tangkapan layar aplikasi YouTube tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma (kiri) bersama Kajeng Pangeran Norman Adi Hadi Negoro. Foto: rmol.id

Tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma mengaku terkejut mengetahui pendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu mendukung warga Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, termasuk Rocky Gerung yang tanahnya sedang bersengketa dengan PT Sentul City.

semarak.co-Terkejutnya Lieus itu tampak dalam video yang diunggah di akun YouTube Lieus Sungkharisma Official berjudul Pendukung Jokowi Mendukung Rocky Gerung Lawan Sentul City.

Bacaan Lainnya

“Saya ketemu kawan tapi lawan juga waktu Pilpres 2019, Pak Kanjeng Norman ini pendukung Pak Jokowi, saya pendukung Pak Prabowo. Dalam debat-debat di televisi kita serulah, panas,” ujar Lieus seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (29/9/2021) yang dilansir politik.rmol.id/read/2021/09/29/

“Tapi ini saya senang sekali, kemarin saya lihat videonya itu, Bung Kanjeng Norman ini ada di Sentul memberi keterangan mendukung masyarakat. Saya pastinya kaget, karena meskipun berbeda pandangan dengan Rocky Gerung, Kanjeng Norman hadir membantu rakyat yang sedang bersengketa dengan Sentul City,” imbuh Lieus lagi.

Dilanjutkan Lieus, “Saya setuju, saya kira Pilpres sudah selesai. Pak Prabowo pun sama Sandiaga Uno sudah gabung dalam kabinet. Ini enggak ada alasan kita masih harus terus saja berbeda.”

Konflik sengketa tanah antara PT Sentul City dan Rocky Gerung Cs mendapat sorotan banyak pihak. Sebelumnya, Konsultan properti Eka Gumilar menyebut kedunguan Rocky dan jangan dipolitisasi.

Kini, pembelaan pun datang dari Ketua Umum Rumah Perjuangan Rakyat Nusantara (PERNUSA), Tim Khusus Kepresidenan Joko Widodo Menangani Keraton Surakarta, Kajeng Pangeran Norman Adi Hadi Negoro. Kanjeng Norman pun menyatakan dirinya tetap berada di koridor sebagai pendukung Jokowi.

Akan tetapi, Kanjeng Norman berharap semua elemen bersatu ketika menyangkut masalah rakyat. “Tapi enggak apa-apa, biar ramai di media. Anda tetap dalam koridor anda, saya tetap dalam koridor saya. Tapi kalau menyangkut masalah NKRI, menyangkut masalah rakyat, ya kita bersatu,” tegas Kanjeng Norman.

Norman mengaku meski berbeda pandangan politik, lahan di Desa Bojong Koneng perlu dijelaskan sejarahnya sehingga tidak ada yang dirugikan karena kasus ini. “Saya sama Bang Rocky berbeda kali ya. Saya timsesnya Pak Jokowi untuk menangani Keraton Surakarta,” ujar Norman saat mendatangi Rumah Rocky di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Bogor, dikutip wartaekonomi.co.id/Selasa, 14 September 2021, 09:22 WIB.

Norman menjelaskan bahwa PTPN XI pada tahu 1993 mengeluarkan surat bahwa ada 120 hektare tanahnya dikeluarkan untuk masyarakat. Ia pun mengaku mengantongi dokumen masyarakat yang menetap di lokasi tersebut.

Dokumen itu tertulis pernyataan dari Kepala Desa, Hambalang, di mana desa ini masih Kecamatan Citeureup. Masih Desa Hambalang dan belum ada Kecamatan Babakan Madang. “Saya jelaskan saja. Jadi tanah masyarakat ini tidak ada kaitannya dengan PT Sentul ada 4 PT di sekitar sini. Pertama Sentul, kemudian PT Fajar terus ada PT lain lagi. Saya lihat dokumennya,” ungkapnya.

“Lalu masyarakat bisa memohonkan ke BPN, saya yakin Bang Rocky tidak punya data, saya luruskan ini karena akan terjadi di mana-mana karena ini lagi musimnya mafia tanah. Kita harus berantas. Kasihan rakyat terus diginiin. Rakyat itu punya hak,” tambahnya lagi.

Norman menyebut salah satu kasus di Desa Cijayanti, desa tetangga yang kini diserobot PT Sentul City. Luas tanah tersebut 4 hektare itu awalnya tidak masuk wilayah PT Sentul City, kemudian tidak juga masuk wilayah Rainbow Hill (Bukit Pelangi). “Dari sentul rekomendasi itu tanah tidak kena, kemudian dari Rainbow Hill menyatakan tidak masuk wilayah dia, eh dia PT Sentul lucunya sekarang dipagar,” ucapnya.

Norman menyebut kasus itu telah dilaporkan kepada Kepolisian, tetapi Kepolisian meminta menghadirkan saksi. Karena itu, kata Norman, ia berjanji akan menyerahkan dokumen tersebut kepada Rocky Gerung untuk memberantas mafia tanah.

“Saya lapor ke polisi, polisi ini masih gaya lama, jadi misalnya rumah kamu ini dibongkar, siapa saksinya, beli materialnya di mana dulu, kan repot kita. Kalau yang namanya mafia tanah itu mendorong ke pengadilan, kan bertahun-tahun lamanya. Ini harus kita berantas. Saya akan serahkan dokumennya,” tambahnya.

Lieus juga berharap, pada tiga tahun terakhir masa jabatan Jokowi sebagai Presiden, harus dimanfaatkan mengurusi persoalan tanah. “Saya berharap ini, Pak Jokowi bisa, karena beliau juga enggak mau memperkaya diri. Jadi saya lihat cocok, momen tiga tahun ini, rapihin masalah pertanahan. Khususnya, yang sekarang ribut di Sentul City,” kata Lieus. (net/mol/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *