Tentang Keadilan

grafis ilustrasi pemimpin yang menipu rakyatnya. foto: swamedium

Oleh Anonim

semarak.co-Seorang dosen mata kuliah Hukum bertanya pada salah seorang mahasiswa, “Siapa namamu?”

Bacaan Lainnya

Mahasiswa itu menyebutkan namanya, “Imran, pak”

Tiba-tiba saja sang Dosen mengusirnya tanpa sebab.

Mahasiswa itu berusaha membela diri, tapi sang dosen malah membentaknya.

Akhirnya ia keluar dengan perasaan terzalimi.

Mahasiswa yang lain hanya diam. Setelah itu sang dosen memulai kuliah. Ia bertanya kepada para Mahasiswa, “Untuk apa undang-undang dibuat?”

Salah seorang mahasiswi menjawab, “Untuk mengontrol perilaku manusia.”

Mahasiswa lain menjawab, “Untuk diterapkan.”

Yang lain menjawab, “Agar yang kuat tidak menzhalimi yang lemah.”

Sang dosen berkata, “Benar, Tapi semua itu tidak cukup.”

Tiba-tiba salah seorang mahasiswi mengacungkan tangan dan berkata, “Untuk mewujudkan keadilan.”

Dosen berkata, “Benar, itulah jawabannya. Agar tercipta keadilan. Tapi pertanyaannya, Apa Gunanya Keadilan?

Seorang mahasiswa menjawab, “Agar hak semua orang terjaga dan tidak ada yang terzalimi.”

Dosen bertanya, “Sekarang jawab dgn jujur dan tak perlu takut.Apakah saya telah berlaku Zhalim pada teman kalian ketika saya mengusirnya dari kelas?”

Mereka kompak menjawab, “Iya…!”

Dosen bertanya dgn nada tinggi, “Lalu kenapa kalian diam saja dan tidak memberikan pembelaan?! Apa guna undang-undang dan hukum kalau kita tidak memiliki keberanian untuk menerapkannya?!

“Ketika kalian diam saja disaat seseorang dizhalimi dan kalian tidak berusaha membela yg benar maka kalian akan kehilangan kemanusiaan kalian, dan Kemanusiaan tidak bisa ditawar-tawar…!”

Kemudian sang dosen memanggil mahasiswa yang diusirnya tadi lalu meminta maaf padanya di depan seluruh mahasiswa. Lalu ia berkata, “Ini saja Pelajaran untuk hari ini. Kalian mesti berusaha mengamalkannya dlm kehidupan sehari-hari selama kalian hidup.”

Berapa banyak orang yang diam melihat kezaliman, ketidakadilan bahkan berkawan akrab dengan pelaku kezaliman hanya karena ingin mendapatkan kenyamanan. Pelajaran dari sebuah sikap dan perbuatan jauh lebih berarti daripada pelajaran dari sebuah nasehat.

*) penulis anonym by post Irfan Ismaya

 

sumber: WAGroup PA Al-Wasliyah P.Brayan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *