FUI: Forjim Diharap Masuk ke Istana untuk Jadi Lokomotif Perjuangan Islam

Khaththath bersama Forjim siap membela pemberitaan yang jujur, amanah, tablig dan fatonah.

Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath berpesan kepada jurnalis Muslim bahwa perjuangan wartawan muslim sangat berat. Ia berharap, garapan Forjim tidak hanya MUI, Pesantren dan ormas Islam tetapi bagaimana dapat masuk ke parlemen, Istana, kementerian dan lembaga terkait.

“Jadilah Forjim lokomotif perjuangan di Jakarta dan seluruh Indonesia. Aktivis dijaga persatuan dan kesatuannya,” kata Kyai Al Khaththath di Jakarta, Minggu (16/7).

Al Khaththath menyampaikan pesan tersebut saat Forum Jurnalis Muslim (Forjim) menggelar acara halal bi halal dan workshop jurnalistik di Hotel Sofyan Betawi Cut Mutia Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (16/7). Acara ini diikuti 35 jurnalis muslim dari berbagai media massa.

Ibnu Syafaat, ketua panitia sekaligus Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan Forjim mengatakan workshop ini bertujuan untuk penyegaran dan peningkatan skill jurnalistik jurnalis muslim. “Bagaimana pun juga seorang jurnalis perlu penyegaran terkait ilmu jurnalistik meski hari-harinya sudah berurusan dalam dunia jurnalistik. Ibarat pisau, meski sering digunakan setiap hari untuk memotong, tapi harus tetap diasah agar selalu tajam,” ungkap dia.

Menurut Syafaat, workshop jurnalistik ini akan dilakukan rutin secara berkala. “Insyaallah Forjim akan memfasilitasi pelatihan-pelatihan peningkatan skill jurnalistik para jurnalis muslim secara rutin. Forjim punya Madrasah Jurnalistik sebagai kawah candradimuka yang tak hanya sebagai media pembentukan atau pengembangan jurnalis muslim saja tetapi juga calon-calon jurnalis muslim,” ujar Syafaat.

Dengan usaha ini diharapkan jurnalis muslim dapat berperan meng-counter pemberitaan media-media arus utama yang cenderung pemberitaanya tidak ramah terkait Islam dan umat Islam. Ketua Umum Forjim Ades Satria dalam sambutan menjelaskan bahwa Forjim berdiri sejak 2010 di Jakarta.

Forjim ini diharapkan menjadi wadah silaturahmi para jurnalis muslim. Juga sebagai media peningkatan kapasitas baik sebagian jurnalis maupun sebagai seorang muslim. “Forjim tak hanya mengakomodasi pelatihan jurnalistik saja, melainkan juga pembinaan ruhiyah para jurnalis muslim. Kita upayakan ada pengajian untuk para jurnalis baik yang sudah lancar baca al-Quran maupun yang belum. Sehingga Forjim dapat berperan sebagai pengajak kebaikan kepada para jurnalis muslim, ” ungkap Ades. (wiy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *