Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat pasien Covid-19 bertambah 484 orang terkonfirmasi positif per hari hari ini Selasa (12/5/2020) sehingga jumlahnya secara kumulatif menjadi 14.749 orang.
semarak.co -Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan bahwa jumlah sembuh dari wabah virus corona 19 pasien bertambah 182 sehingga Selasa siang (12/5/2020) jadi 3.063 orang dari total 14.749 orang.
“Kasus yang meninggal naik 16 menjadi 1.007,” kata Yurianto saat menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB Jakarta Pusat, Selasa siang (12/5/2020).
Yurianto juga menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada 164.526 spesimen dari 119.378 orang di 57 laboratorium, yang menunjukkan 14.557 di antaranya positif infeksi virus corona tipe baru dan 104.821 lainnya bukan infeksi virus corona tipe baru.
Penambahan kasus paling banyak terjadi di Jawa Timur dengan 133 kasus baru disusul DKI Jakarta dengan 99 kasus baru, Jawa Barat dengan 52 kasus baru, Sulawesi Selatan dengan 25 kasus baru, dan Sumatera Barat dengan 20 kasus baru.
Adapun jumlah kasus Covid-19 paling banyak dilaporkan di DKI Jakarta (5.375) disusul Jawa Timur (1.669), Jawa Barat (1.545), Jawa Tengah (989), Sulawesi Selatan (747), Banten (559), Nusa Tenggara Barat (339), Bali (328), Papua (322), dan Sumatera Barat (319).
Selain itu kasus COVID-19 dilaporkan di Sumatera Selatan (279), Kalimantan Timur (228), Kalimantan Selatan (277), Kalimantan Tengah (204), Sumatera Utara (198), Daerah Istimewa Yogyakarta (169), Kalimantan Utara (132), Kalimantan Barat (123), Kepulauan Riau (106), dan Sulawesi Tenggara (76).
Kasus infeksi virus corona tipe baru juga dilaporkan terjadi di Aceh (17), Bangka Belitung (29), Bengkulu (40), Jambi (65), Sulawesi Utara (74), Sulawesi Tengah (95), Lampung (66), Riau (81), Maluku Utara (54), Maluku (50), Papua Barat (70), Sulawesi Barat (68), Nusa Tenggara Timur (16), dan Gorontalo (19).
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, total ada 251.861 orang dalam pemantauan (ODP) dan 32.147 pasien dalam pengawasan (PDP) terkait penularan virus corona menurut laporan dari 34 provinsi dan 376 kabupaten/kota di Tanah Air.
Dia mengatakan pemerintah telah melakukan penambahan dua pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan tes cepat berbasis molekuler (TCM). Pemeriksaan TCM dilakukan pada 602 spesimen yang diambil dari 350 orang di tiga laboratorium. Hasilnya menunjukkan 192 positif infeksi virus corona tipe baru dan 158 lainnya negatif.
Untuk itu Yurianto meminta masyarakat untuk hidup dengan tatanan baru selama pandemi wabah virus corona untuk dapat bertahan dari ancaman kesehatan yang diakibatkan virus corona tipe baru tersebut.
Ancaman penyakit Covid-19 ini, kata Yurianto, masih akan terus terjadi selama dunia belum menemukan vaksin untuk menciptakan kekebalan tubuh yang bisa digunakan untuk melawan virus bernama resmi SARS-CoV-2 itu.
“Tatanan baru itu harus bebasis dari apa yang selama ini mulai kita rintis. Kita akan hidup dengan suasana baru, kedepankan pola hidup bersih dan sehat,” kata dia.
Tatanan baru dalam berkehidupan selama masa pandemi masih berlangsung yaitu terbiasa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terbiasa menggunakan masker saatkeluar rumah, terbiasa menghindari kerumunan orang yang sangat banyak.
Lalu terbiasa lebih banyak tinggal di rumah untuk hal-hal yang tidak perlu dilakukan di luar rumah, dan terbiasa menjaga diri, keluarga serta lingkungan agar tetap sehat. “Ini tatanan hidup baru yang harus kita jalani, kita ciptakan, kita siapkan kalau kita mau bisa survive bertahan dari ancaman pandemi COVID-19,” kata Yurianto.
Hasil evaluasi selama kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kutip Yurianto, kasus positif paling banyak berada pada usia 45 hingga 60 tahun ke atas. Selain itu data kematian akibat Covid-19 juga paling banyak di usia 45 hingga 60 tahun dan juga 60 tahun ke atas. Artinya pada kelompok inilah yang harus kita lindungi.
Usia penduduk 45 tahun ke bawah yang merupakan angkatan kerja produktif, kata dia, memiliki imunitas tubuh yang tinggi dalam bertahan dari penyakit COVID-19 namun juga jadi tumpuan harapan keluarga.
Karena itu pemerintah telah memutuskan bagi penduduk dengan usia di bawah 45 tahun diperbolehkan untuk beraktivitas lebih banyak semasa PSBB. “Perlu dipkirkan kembali kelompok usia ini pada layanan yang diizinkan PSBB, untuk difasilitasi pekerjaannya kembali. Sekali lagi hanya pada lapangan pekerjaan yang diizinkan,” tegasnya.
Namun Yurianto kembali menegaskan bahwa penduduk usia muda tetap harus menerapkan norma hidup baru dalam menjalankan pekerjaannya. “Norma hidup yang baru adalah menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Ini norma-norma baru yang harus dijalani,” kata Yurianto. (net/lin)