Direktur Rumah Autis Isti Munawarah mengecam dan meminta Boni Hargen meminta maaf secara terbuka kepada publik. Baik itu melalui sosial media maupun media cetak, online, dan elektronik.
Menurut Isti, komentar Komisaris Lembaga Kantor Berita Antara yang mendiskreditkan anak autis, bertolak belakang dengan apa yang selama ini dikampanyekan Rumah Autis. Baginya, ini merupakan kesedihan tersendiri karena kata autis harusnya tidak dijadikan bahan olok-olokan. Apalagi terkait permasalahan politik.
“Kami geram mendengar hal itu, selama ini praktisi di dunia anak autis, sering mengkampanyekan tidak menggunakan kata autis jadi bahan olok-olokan. Kami ingin dia minta maaf,” ujarnya.
Isti menjelaskan, tugas Rumah Autis untuk melindungi setiap anak yang butuh perhatian khusus menjadi tanggung jawab bersama. Karena itu ia sangat menyesalkan pernyataan Boni Hargen tersebut. “April ini momen peringatan Hari Autis dunia, namun tercoreng dengan pernyataan tersebut. Mumpung Hari Peduli Autis dunia 2 April kemarin, masih ada kesempatan untuk mneyembuhkan luka,” katanya.
Isti menegaskan, seharusnya orang yang mengolok-olok anak autis mengerti bagaimana perasaan para orangtua mereka. Setidaknya rumah autis mencoba memberikan perhatian yang bisa membuat anak autis mendapatkan hak yang sama. “Kami mengerti betul bagaimana perasaan orangtua anak-anak, jangan lagi ada pernyataan seperti itu di manapun,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisaris Lembaga Kantor Berita Antara, Boni Hargens, diprotes para pengguna internet (netizen) gara-gara kicauannya tentang hasil Pilkada DKI Jakarta. Masalahnya, Boni mengibaratkan kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count), dengan anak penderita autis.
“Kemenangn ini seperti pil yang diberikan pada anak super autis. Biar adem aja. Tapi tak akan menyembuhkn autisme dalam sekejap.#Salam Jakarta baru#” tulis Boni Hargen dalam akun Twitter-nya @bonihargens pada Kamis, 27 April 2017.
Namun, kicauan Boni tak tampak lagi dalam akun Twitter-nya. Tetapi sebagian pengguna Twitter sempat meng-capture cuitan pengamat politik itu. Mereka mengecam habis-habisan Boni. Akun @DaengFathur menulis, “Disaat dunia kampanye tdk menggunakan kata “autis” dalam bercandaan, @bonihargens menggunakannya untk kepentingn politik.”
Orangtua autis Heryanto mengaku tersinggung berat atas komentar Boni itu. Dosen dan pengusaha media online ini setuju kepada Isti agar Boni membuat pernyataan meminta maaf. “Kalau Boni tidak memenuhi permintaan Rumah Autis untuk meminta maaf pada publik, itu artinya Boni bukan orang cerdas dan tidak layak menjabat komisaris. Karena Boni bukannya khilaf tapi sengaja menjadi anak autis sebagai simbol pada pernyataannya,” kecam Heryanto.
Kelihatannya Boni sudah buta mata dan hatinya. Karena bergeming menghadapi kenyataan banyaknya kecaman dialamatkan padanya. “Sudah putus urat malunya Boni atau memang tambeng. Sehingga tidak mau mengaku khilaf. Dan itu artinya, komennya memang disengaja. Saya bersumpah dan berdoa jika Allah akan memberikan anak autis pada Boni kelak, jika istrinya melahirkan,” tutupnya. (viv/lin)