Lulus dengan IPK Tinggi Sudah Masa Lalu, Sekarang Adalah Critical Thinking

ilustrasi sastra indonesia

Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Ganefri menyatakan, lulusan perguruan tinggi hanya bermodalkan capaian indek prestasi kumulatif (IPK) tinggi itu sudah masa lalu.

“Tuntutan di era kompetisi sekarang ini justru yang terpenting sekarang disamping IPK tinggi adalah kemampuan berkomunikasi, literasi teknologi informasi, kepemimpinan, dan critical thinking,” ujar Ganefri saat pidato wisuda ke-115 UNP yang diikuti  938 sarjana di Auditorium UNP di Padang, Sumatera Barat, Minggu (23/6/2019).

Maka di UNP, klaim Ganefri, terus mendorong para lulusannya untuk dapat memanfaatkan dan melakukan inovasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. “Kreativitas dan kontribusi generasi millenial dalam dunia pendidikan dan sosial budaya menjadi hal yang sangat krusial, sebab mereka adalah generasi yang akan mewarisi bangsa ini,” ucapnya.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan “Roadmap Making Indonesia 4.0” sebagai strategi dalam mencapai target menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030. Perkembangan Infrastruktur dan SDM dapat menjadi modal penting melaksanakan revolusi Industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 sebutnya tidak hanya mengubah industri, namun juga pekerjaan, cara berkomunikasi, berbelanja, bertransaksi hingga gaya hidup. Untuk itu semua pihak dan pelaku bisnis untuk dapat memberikan dukungan agar anak bangsa mampu berkembang dan mengikuti perkembangan dunia digital.

Lebih lanjut ia menyebutkan, berkembangnya era revolusi industri akan berpotensi menurunkan kualitas pendidikan dan sosial budaya di negeri ini. Oleh sebab itu kaum millenial sangat mempunyai peranan penting dalam revolusi 4.0.

Dalam kesempatan tersebut, Ganefri juga menyampaikan, memasuki era revolusi industri 4.0 mahasiswa tidak cukup hanya bermodalkan IPK tinggi, namun kecerdasan emosional menjadi hal yang tidak kalah penting untuk menyongsong zaman serba cepat dan digital ini.

Era revolusi industri 4.0 akan mengancam 130 juta generasi milenial di Indonesia, dalam kondisi demikian mahasiswa dituntut untuk memiliki kompetensi yang urgensi. UNP pada wisuda yang ke-115 ini meluluskan  938 orang, terdiri dari diploma tiga 94 orang, S1 dan D4 kependidikan 443 orang, S1 dan D4 non-kependidikan 257 orang, profesi konselor 25 orang, magister 139 orang dan doktor lima orang. (lin/net)

 

sumber: indopos.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *