WHO Identifikasi Covid-19 Varian Mu yang Lebih Kebal Vaksin, Kemenkes Klaim Indonesia Belum Ada

Grafis lawan pandemi Covid-19. Foto: humas ATR/BPN

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi virus SARS-CoV-2 B.1.621 atau yang dikenal varian Mu belum teridentifikasi di Indonesia. Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia, dan saat ini disebut-sebut sudah menyebar di beberapa kawasan negara seperti di Eropa dan juga Amerika Selatan atau ke 43 negara.

semarak.co-Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menegaskan, hasil pemeriksaan spesimen menggunakan metode Whole Genome Sequence (WGS) yang dilakukan pemerintah sejauh ini belum menunjukkan adanya sebaran varian Mu di Tanah Air.

Bacaan Lainnya

“Belum ada ya di Indonesia. Tapi sudah ada 39 negara yang melaporkan adanya varian ini, terutama di Amerika Selatan dan Eropa sehingga kita tetap waspada terhadap adanya mutasi atau varian baru ini,” kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com |Senin, 06/09/2021 13:55 WIB.

Pemerintah saat ini terus berupaya mengawasi pintu masuk di udara dan laut guna meminimalkan persebaran varian-varian baru ke Indonesia. Ia menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan WGS guna lekas mengidentifikasi varian baru.

Juga dengan memperkuat pintu masuk negara, kata dia, khususnya untuk WNI/WNA yang punya riwayat perjalanan ke Ecuador atau Colombia. Varian Mu ini sudah ditetapkan WHO sebagai Variant of Interest (VoI) yang saat ini tengah diamati para peneliti global untuk dapat menarik kesimpulan bahwa varian Mu memang lebih bersifat infeksius dari varian original lainnya.

VoI merupakan kategori varian yang memiliki genom dengan mutasi yang menyebabkan perubahan asam amino yang terkait dengan kepekaan alat tes, telah terdeteksi di banyak negara, hingga teridentifikasi menyebabkan penularan pada komunitas.

“Ini masih digolongkan VoI, artinya varian yang perlu dikaji lebih lanjut lagi terkait apakah memberikan dampak dalam populasi, terkait penularan dan tingkat laju penularannya,” ujar Nadia.

Mengutip news.okezone.com/read/2021/09/06/Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dalam laporan mingguan epidemiologis yang diterbitkan pada Selasa (31/8/2021) pekan lalu, memperingatkan tentang munculnya sebuah varian virus corona yang sedang diamati.

Varian baru itu disebut varian Mu atau dikenal dengan nama ilmiah sebagai B.1.621, yang lebih kebal vaksin. Kantor berita Associated Press melaporkan varian Mu ini pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021.

Kementerian Kesehatan Kolombia Kamis (2/9/2021) pekan lalu mengonfirmasi bahwa varian Mu adalah jenis mutan yang ditemukan di negara itu. Varian baru ini dimonitor dengan sangat saksama oleh WHO karena sebagian kebal terhadap antibodi dari infeksi sebelumnya dan juga vaksinasi.

Hingga kini varian Mu telah meluas ke 43 negara dan wilayah, termasuk Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan. Kemenkes Jepang pada Rabu (1/9/2021) pekan lalu, mengonfirmasi kasus pertama varian Mu baru dari virus corona pada dua orang yang datang dari luar negeri lewat pemeriksaan kesehatan di bandara pada Juni dan Juli.

Sementara Markas Pengendalian Penyakit Korea Selatan pada Jumat (3/9/2021) pekan lalu mengumumkan bahwa sejauh ini ada tiga kasus varian Mu yang dikonfirmasi dan semuanya berasal dari luar negara itu. Belum ada penularan varian baru itu pada masyarakat Korea Selatan.

Dibanding dengan varian Delta, varian yang mengkhawatirkan karena penularannya yang sangat cepat, varian Mu merupakan varian kelima yang menarik untuk dikaji cermat oleh WHO sejak Maret lalu.

WHO mengingatkan varian Mu ini memiliki sejumlah mutasi yang menunjukkan bahwa ia lebih kebal terhadap vaksin, tetapi menekankan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengukuhkan hal ini. (net/okc/cnn/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *