Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Riza Patria menegaskan, desa memiliki peran krusial mencapai target Net Zero Emission 2060. Dengan luas wilayah desa 73% dari total wilayah Indonesia, desa menyimpan potensi besar mendukung transisi energi bersih.
Semarak.co – Ariza menekankan, perubahan besar dalam peradaban energi sedang terjadi. Dunia tengah bergerak dari ketergantungan pada minyak, gas, dan batu bara menuju era energi baru terbarukan.
“Sumber energi masa depan tidak lagi bergantung pada bahan bakar fosil, tetapi pada energi terbarukan dan berkelanjutan. Pergeseran ini adalah peluang besar bagi desa menjadi pusat energi bersih dan mandiri,” ujar Ariza dirilis humas melalui pesan elektronik Redaksi semarak.co, Jumat (7/3/2025).
Dia menyatakan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa, mulai dari energi surya, hidro, angin, bioenergi, hingga panas bumi. Namun, pemanfaatannya masih jauh dari optimal.
Oleh karena itu, desa harus menjadi garda terdepan dalam transisi energi melalui langkah-langkah strategis, antara lain Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Mikrohidro, dan Biogas di desa-desa.
Mengoptimalkan pemanfaatan dana desa untuk membangun infrastruktur energi hijau. Membangun kemitraan dengan sektor swasta dan akademisi untuk inovasi teknologi energi terbarukan.
“Dengan langkah-langkah ini, desa tidak hanya akan mandiri energi, tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” tegas Ariza.
Lebih lanjut, Wamendes mengingatkan bahwa dunia sedang menghadapi pergeseran geopolitik global. Jika di masa lalu konflik global banyak dipicu oleh perebutan minyak, di masa depan sumber daya pangan dan energi terbarukan akan menjadi fokus persaingan antarnegara.
“Indonesia memiliki lahan subur dan sumber energi yang melimpah. Jika kita tidak memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik, maka kita akan menjadi sasaran eksploitasi pihak asing<” ujarnya.
Namun, Wamendes menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu adanya kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat desa untuk memastikan transisi energi berjalan sukses.
“Keberhasilan transisi energi di desa akan menentukan masa depan ketahanan energi nasional dan posisi Indonesia dalam geopolitik global di abad ke-21,” tutupnya. (hms/smr)