Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengajak para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya di kawasan transmigrasi. Skala usaha yang hendak diinvestasikan bisa dalam berbagai skala hingga skala besar.
Semarak.co – Viva Yoga menyatakan, pihaknya telah menerima investasi investor Swiss yang membutuhkan lahan seluas 10.000 Ha. Lahan seluas itu hendak dikembangkan tanaman jenis kakao. Mereka juga akan membangun pabrik yang membutuhkan sumber daya manusia.
“Model kerja sama pengembangkan bisnis seperti ini masih terbuka lebar di kawasan transmigrasi,” ujarnya pada acara Outlook Ekonomi 2025’ yang digelar Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND, dirilis humas melalui WAGroup ForWaTrans, Minggu malam (23/2/2025).
Industrialisasi di luar Jawa menurut Viva Yoga sudah diharapkan dan diinginkan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada tahun 1946.
“Bung Hatta saat itu mengatakan industrialisasi besar-besaran harus segera dibangun di luar Jawa untuk itu diperlukan pemindahan penduduk Jawa sebagai tenaga kerjanya,” tuturnya.
Viva Yoga menyebut ada pertanyaan dari sebagaian orang apakah masih relevan program transmigrasi. Mendapat pertanyaan yang demikian, dikatakan pada 2024, Kementerian Transmigrasi memberangkatkan transmigran sebanyak 132 kepala keluarga.
“Transmigran sebanyak itu diperoleh dari 7.000 kepala keluarga yang mendaftar”, ucapnya.
Dikatakan, sejak transmigrasi dilakukan secara resmi oleh pemerintah pada 1950, telah dipindahkan penduduk dari Jawa dan Bali sebanyak 9 juta jiwa. Mereka dari 2,2 kepala keluarga. Mereka ditempatkan di berbagai provinsi di Indonesia.
Dengan adanya pemindahan penduduk dari Jawa dan Bali ke tempat-tempat yang masih longgar membuat wilayah Indonesia aman dan terjaga dari klaim milik negara lain.
“Dengan program transmigrasi inilah sebagai salah satu upaya untuk menjaga wilayah Indonesia”, tambahnya.
Dia mengutip pernyatan Presiden Sukarno saat Musyawarah Gerakan Nasional Transmigrasi pada 1964 yang mengatakan, transmigrasi itu bukan soal memindahkan kemiskinan tetapi ialah menyebarkan penduduk ke seluruh nusantara. Transmigrasi ini soal mati hidup bangsa kita.
Secara data dan harapan Sukarno memang program itu bukan memindahkan kemiskinan sebab seperti yang dikatakan oleh Viva Yoga, kawasan transmigrasi menjadi kawasan pertumbuhan baru.
Dari lahan-lahan yang kosong yang selanjutnya menjadi kawasan transmigrasi hingga terbentuk 1.567 desa, 466 kecamatan, 116 kabupaten/kota, dan 3 provinsi.
“Tiga provinsi itu adalah Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Papua Selatan”, ujarnya. “Daerah-daerah itu sekarang menjadi kawasan ekonomi dan pertumbuhan”, tambanya. (hms/smr)