Ustadz Das’ad Latif Nyanyikan Jangan Sampai Tiga Kali saat Acara Anies di Pangkep, Ujang: Paloh Mulai Jauhi Jokowi

Ustadz Das'ad Latif mengenakan kopiah putih hadir pada safari politik capres Anies Baswedan (kemeja biru muda) di Istana Maemun Medan Sumut. Foto: internet

Pengamat politik Ujang Komarudin menyoroti keputusan Surya Paloh yang menyatakan tak bisa hadir dalam pernikahan Kaesang Pangarep. Dirinya mengatakan, hal ini merupakan sinyal bahwa Partai NasDem mulai menjauhi barisan Joko Widodo (Jokowi).

semarak.co-Direktur Eksekutif Indonesia Poltical Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, makna berbeda akan tertuang apabila Paloh menelepon Jokowi ketimbang mengirim surat untuk absen ke pesta pernikahan Kaesang. Alasan berobat dan gestur mengirim surat merupakan cara dari Surya Paloh untuk menghindar secara halus.

Bacaan Lainnya

“Kelihatanya Surya Paloh tanda petik, ya, menjauh dan menghindar dengan cara halus. Dalam psikologi politik, kalau memang masih dekat, ya, bisa telepon atau bisa mengirim pesan,” kata Ujang melalui layanan pesan, Jumat (9/12) dilansir msn.com, Kamis malam (15/12/2022).

Dia mengatakan hubungan Paloh-Jokowi memang prinsipnya sudah tidak baik setelah NasDem mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan menjadi Capres 2024. Sebab, kata Ujang, Anies selama ini sudah dianggap sebagai antitesis dari Jokowi dan keputusan NasDem soal arah dukungan Pilpres 2024 melukai perasaan kepala negara.

“Jokowi tidak senang dengan pencapresan Anies, ya, otomatis NasDem dan Surya Paloh tidak disukai,” kata Ujang. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akan menikahkan putra bungsunya, Kaesang Pengarep dan Erina Gudono pada Minggu (11/12/2022).

Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai NasDem Charles Meikyansah mengatakan Paloh dijadwalkan berobat ke luar negeri sehingga pria kelahiran Aceh itu tak hadir ke pesta pernikahan Kaesang.

Dia mengatakan Paloh telah mengirim surat yang berisi ucapan selamat kepada keluarga besar Jokowi atas acara pesta pernikahan Kaesang. “Mohon maaf, Bapak Surya Paloh tidak bisa hadir memenuhi undangan karena tengah berobat yang sudah terjadwal dari tahun lalu ke Jerman,” kata Charles, Kamis (8/12/2022).

Di bagian lain, sebelumnya diberitakan kompasiana.com,15 Desember 2022 – 11:37, Alun-alun Taman Firdaus di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) pecah. Taman ini dihadiri ratusan ribu orang tanggal 11 November 2022. Masyarakat Pangkep, Sulawesi Selatan ingin bertemu dan bersilaturahmi dengan Anies Baswedan.

Hari itu, capres Anies didampingi Ustadz Das’ad Latif, yaitu ustadz yang terkenal dengan ceramah-ceramah jenakanya. Ustadz Das’ad memang sangat populer di berbagai daerah di Indonesia. Di Sulawesi, namanya tentu sangat dikenal, karena beliau adalah putra asli dari Sulawesi Selatan.

Acara silaturahmi Anies Baswedan dengan masyarakat Pangkep ini terasa sangat meriah. Pesertanya begitu banyak dan antusias. Anies yang sudah dideklarasi Partai NasDem sebagai calon presiden (capres) 2024 merasa takjub dengan semangat masyarakat Pangkep ketika menyambutnya di Alun-alun Taman Firdaus.

Ada yang unik di acara silaturahmi Anies Baswedan dengan masyarakat Pangkep Sulsel ini, yaitu saat Ustaz Das’ad Latif membawakan sebuah lagu berjudul “Jangan Sampai Tiga Kali”. Cuplikan lagu yang dibawakan Ustadz Das’ad seperti di bawah ini.

Satu kali kau sakiti hati ini, masih kumaafkan. 

Dua kali kau sakiti hati ini, juga kumaafkan. 

Tapi jangan kau coba tiga kali, jangan, oh jangan. 

Cukuplah sudah, cukuplah sudah, jangan kau ulang lagi.

Selesai membawakan lagu tersebut Ustadz Das’ad berkata, Mengerti maksudku toh? Mendengar pertanyaan tersebut, masyarakat yang hadir bersorak keras dan menjawab serentak dengan kata, ya!

Ustadz Das’ad memang tidak secara eksplisit menjelaskan apa maksud dari lagu tersebut. Tapi dari pertanyaan yang diajukan setelah membawakan lagu tersebut, rasanya kita tahu apa maksud Ustadz Das’ad. Ustadz tentu menyampaikan bahwa cukup dua periode. Jangan sampai ada periode ketiga untuk jabatan.

Sampai hari ini, masih ada yang menyuarakan bahwa kekuasaan presiden untuk diperpanjang sampai tiga periode. Hal tersebut tentu tidak boleh, karena melanggar konstitusi. Ustadz Das’ad tentu tidak asal berbicara. Dia bukan hanya sekadar melempar opini.

Pendapatnya tentu berdasar pertimbangan akal sehat dan peraturan. Ingat, Ustadz Das’ad bukan hanya seorang penceramah. Dia juga seorang dosen. Gelarnya pun bukan main-main. Dia adalah peraih gelar doktor alias lulusan S3 di bidang komunikasi dari Universitas Kebangsaan. Salah satu perguruan tinggi terbaik di Malaysia.

Jadi, pernyataan Ustadz Das’ad sudah dipertimbangkan dengan matang. Lantas, mengapa Ustadz Das’ad memilih lagu Jangan Sampai Tiga Kali, bukan lagu lainnya. Bila kita melihat dari semantik atau makna bahasa, tentu ada maksudnya. Ingat, Ustadz Das’ad adalah lulusan S3 ilmu komunikasi.

Rasa-rasanya, beliau ingin mengatakan bahwa selama dua periode ini rakyat Indonesia sudah banyak disakiti. Jadi jangan sampai disakiti lagi. Tentu, bukan sekadar jangan sampai wacana tiga periode harus dihentikan. Beliau ingin menyampaikan hal lain. Apa itu?

Beliau sepertinya ingin menyatakan jangan sampai cara memimpin seperti yang sudah terjadi selama dua periode ini dilanjutkan. Harus ada pemimpin yang memiliki pendekatan yang lebih menghargai dan menyejahterakan rakyat.

Siapa pemimpin yang terbukti menghargai dan menyejahterakan? Tentu orang yang sepanggung dengan Ustaz Das’ad, yaitu Anies Baswedan. Selama memimpin DKI Jakarta, Anies terbukti memanusiakan dan menyejahterakan warga Jakarta. Sudah banyak buktinya. (net/kpc/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *