Usai Banjir Jakarta, Dompet Dhuafa Bersama Padepokan Ciliwung Condet Gelar Bersih Sungai Ciliwung

Dompet Dhuafa bersama komunitas Padepokan Ciliwung Condet, Relawan Komunitas Ayo Tolong, Tim DDV berbondong-bondong membersihkan Daerah Aliran Sungai Ciliwung dari Sampah. Foto: humas Dompet Dhuafa

Sebagai bagian rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional serta kepedulian Dompet Dhuafa terhadap lingkungan, hari ini Sabtu (27/2/2021) Dompet Dhuafa bersama komunitas Padepokan Ciliwung Condet, Relawan Komunitas Ayo Tolong, Tim DDV berbondong-bondong membersihkan Daerah Aliran Sungai Ciliwung dari Sampah.

semarak.co-Di Indonesia sendiri, pemerintah masih berjibaku mengatasi masalah ini. Targetnya, Indonesia bebas sampah tahun 2020. Upaya yang dilakukan dilakukan sejumlah program-program baik dari segi pengelolaan hingga penerapan aturan larangan penggunaan kantong plastik diterapkan sebagai upaya menekan volume sampah.

Bacaan Lainnya

Hari Peduli Sampah Nasional pun dijadikan momentum untuk membangun kesadaran masyarakat akan bahaya sampah jika tidak dikelola secara terpadu. Beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia mengajak masyarakat untuk masif melalukan pengelolaan sampah melalui prinsip 3R (Reduce, Reuce, dan Recycle).

Selain menggalakan kebersihan, melalui gerakan ini diharapkan masyarakat sadar akan lingkungan terutama terjadinya banjir di Jakarta yang tidak terlepas dari faktor sampah. Bahkan beberapa bulan lalu beredar sungai yang tertutup oleh sampah bahkan tidak tampak arus sungainya.

GM Pengembangan Ekonomi, Lingkungan dan Budaya Dompet Dhuafa Suheng, S. Widodo mengatakan, hari ini kegiatan bersih-bersih sungai sebagai wujud gerakan Hari Pedulian Sampah Nasional selain itu dampak banjir yang terjadi beberapa hari yang lalu telah menimbulkan penumpukan sampah di area Sungai Ciliwung.

Sejumlah komunitas dan relawan tampak antusias terjun ke Sungai maupun area pinggiran Sungai Ciliwung dengan membawa karung, setelah itu kita mengumpulkan sampah lalu dipisahkan untuk didaur ulang menjadi hal yang bermanfaat bahkan bernilai ekonomi, seperti pot bunga dan bronjong penahan tanah di sepanjang area Sungai Ciliwung.

“Kegiatan ini kita libatkan Paguyuban Ciliwung Condet, Ayo Tolong, DDV dan Komunitas lainnya,” ujar Suheng di sela-sela pembukaan kegiatan, Sabtu (27/02/2021) yang berlokasi di Padepokan Ciliwung Condet, Jakarta Timur.

Kegiatan yang dimulai sejak pagi hingga siang ini Sabtu (27/02/2021), menerjunkan sejumlah alat seperti perahu karet dan melibatkan ratusan para komunitas maupun relawan yang hadir untuk membantu pembersihan sampah di area Sungai Ciliwung.

Terlihat dengan jelas sejumlah tumpukan sampah menyangkut di pepohonan pinggiran Sungai Ciliwung, kata dia, hal itu disebabkan sampah yang terbawa saat arus banjir beberapa hari yang lalu.

Safira (20), anggota dari relawan DDV (DD Volunteer)  mengatakan, alhamdulillah senang banget diajak kegiatan seperti ini, apalagi bagi anak muda seperti saya ini. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menggerakan dan menyadarkan kalangan milenial untuk peduli lingkungan dari dampak sampah. Salah satunya banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya tidak terlepas dari dampak sampah di masyarakat.

Bang Lantur (Sapaan Akrab), Ketua Padepokan Ciliwung Condet, saat pembukaan kegiatan ini mengatakan, “Senang sekali kita dapat bekerjasama dengan berbagai komunitas maupun relawan dalam melakukan aksi dalam kegiatan bersih-bersih Sungai Ciliwung,” ujar Lantur.

Sebelumnya dalam area 700 meter sudah terdapat 80 karung sampah plastik yang kita kumpulkan, lalu kita jadikan bronjong sebagai penahan longsor di Daerah Aliran Sungai Ciliwung.

Ketua DDV Fajar menambahkan, hari ini relawan yang banyak bergerak, biasanya relawan lebih bergerak dalam aksi sosial bersama penyintas, namun selama pandemi, kegiatan ini lebih aman dengan penerapan protokol kesehatan. Kegiatan ini juga sebagai langkah bagian dari mitigasi bencana.

“Persoalan sampah sudah sejak dulu, namun saat ini harus dirubah mulai dari kita yang muda dengan mengoptimalkan penggunaan barang seperti menghindari penggunaan barang sekali pakai. Bagi kami yang sulit adalah konsistensi dalam pola hidup bersih,” pungkasnya. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *