Untuk Menteri KKP, Sandiaga Uno dan Fadli Zon Berpeluang Gantikan Rekannya Edhy Prabowo yang Mundur

Saat masih Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bersama pengurus FSU (Forum Sandi Uno) yang melakukan audiensi. foto; dokpri FSU

Wakil Ketua umum Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno atau Sandi Uno dan Wakil Ketua umum DPP Gerindra Fadli Zon dinilai bisa jadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI untuk menggantikan rekannya Edhy Prabowo yang ditetapkan tersangka oleh KPK atas dugaan gratifikasi izin ekspor benih lobster.

semarak.co-Namun Sandiaga yang merupakan orang sudah terlanjur amat sangat kaya bahkan disebut sebagai orang yang lebih kaya dari bajak laut. Sehingga, dinilai Sandi Uno tak mungkin korupsi jika dipercaya jabat sebagai Menteri KKP.

Bacaan Lainnya

Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari mengatakan hal itu, seperti dilansir TribunWow.com, saat tampil dalam tayangan Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Jumat (27/11/2020).

Sebelumnya Edhy Prabowo ditangkap atas dugaan menerima suap dalam izin ekspor benih lobster alias benur senilai Rp 3,4 miliar yang diduga digunakan untuk membeli barang-barang mewah untuk istrinya di Hawaii, Amerika Serikat.

Kemudian tugas Menteri KKP sementara dipercayakan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menteri Ad interim KKP.

Qodari kemudian menyebut nama Fadli Zon dan Sandiaga Uno dapat mengisi jabatan tersebut, meski diprediksi pilihan lebih condong ke Sandi. Ia menjelaskan kekayaan Sandiaga Uno menjadi faktor dapat masuk dalam radar pengganti Menteri KKP.

“Saya berani menyebut nama Sandiaga Uno, karena Sandiaga ini orang sudah telanjur amat sangat kaya bahkan salah satu konglomerat di Indonesia. Kekayaan Sandiaga Uno membuatnya tidak perlu lagi korupsi jika ingin membeli barang-barang mewah semacam itu,” sindir Qodari.

Ia bahkan berseloroh dengan membandingkan kekayaan Sandiaga dengan bajak laut. “Jadi saya kira dia enggak akan korupsi di KKP, enggak jadi bajak laut karena dia sudah lebih kaya daripada bajak laut manapun di seluruh lautan. Dia enggak perlu korupsi lagi untuk beli barang-barang mewah di Hawaii itu, sehingga amanlah, kira-kira,” lanjutnya.

Selain itu ia ingatkan faktor lain yang mungkin berpengaruh, yakni Prabowo Subianto yang kini masuk di dalam pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan. Diketahui Prabowo-Sandiaga mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 melawan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.

Setelah kalah dalam pilpres itu, Jokowi menggaet Prabowo masuk dalam kabinetnya. Menurut Qodari, akan menjadi langkah bagus untuk mempererat hubungan koalisi dengan Gerindra.

“Satu lagi, kalau Sandiaga Uno masuk dalam kabinet maka pesan rekonsiliasi politiknya akan semakin kuat bagi pemerintahan Pak Jokowi. Karena calon presidennya Pak Prabowo ada di dalam dan calon wakil presidennya juga ada di dalam,” terangnya.

Satu alasan lagi, lanjut dia, yakni kedekatan Sandiaga dengan mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Menurut dia, apabila Sandiaga terpilih maka akan mendapat dukungan dari Susi Pudjiastuti. “Jadi enggak ada Bu Susi, Sandi pun jadi,” tandasnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo ditetapkan sebagai tersangka suap kasus dugaan penerimaan hadiah terkait perizinan tambak dan usaha perikanan dan perairan sejenis lainnya tahun 2020. Edhy ditangkap KPK sepulangnya dari Amerika Serikat di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu tengahmalam (25/11/2020).

Dengan mengenakan rompi oranye dan masker, Edhy menyampaikan permohonan maaf saat konferensi pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta pada Kamis dini hari (26/11/2020). Mulanya ia meminta maaf pada Presiden Joko Widodo hingga sang ibu.

“Pertama saya minta maaf kepada Bapak Presiden, saya telah menghianati kepercayaan beliau. Minta maaf ke Pak Prabowo Subianto, guru saya, yang sudah mengajarkan banyak hal. Saya mohon maaf kepada ibu saya yang saya yakin hari ini nonton di TV saya mohon di usianya yang sudah sepuh ini beliau tetap kuat,” ujarnya.

Ia menegaskan dirinya akan bertanggung jawab dengan segala yang telah dilakukannya. Namun ia menjelaskan bahwa selama ini dirinya tidak pernah mencoba melakukan pencitraan.

“Dan saya masih kuat dan saya akan bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi apa yang terjadi. Kemudian saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kelautan dan perikanan yang mungkin banyak yang terkhianati seolah-olah saya pencitraan di depan umum itu tidak,” tegasnya.

Orang kepercayaan Prabowo ini mengatakan, kasus yang menjeratnya ini sebuah kecelakaan. Ia berjanji berani untuk bertanggung jawab dengan segalanya. “Itu semangat dan ini adalah kecelakaan yang terjadi dan saya bertanggung jawab dengan ini semua, saya tidak lari dan saya akan membeberkan apa yang saya lakukan.”

Ditambahkan Edhy, “Dan ini tanggung jawab penuh saya kepada dunia dan akhirat saya terima kasih pada teman-teman media yang sabar dan saya akan jalani pemeriksaan ini InsyaAllah ringan, sehat mohon doan dari teman-teman.”

Lebih lanjut, Edhy mengungkapkan pengunduran dirinya dari Partai Gerindra dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Saya juga minta maaf kepada partai saya, saya dengan ini akan mengundurkan diri sebagai Wakil Ketua Umum juga nanti saya mohon diri untuk tidak lagi menjabat sebagai menteri dan saya yakin prosesnya sudah berjalan. Saya bertanggung jawab penuh dan saya akan hadapi dengan jiwa besar,” pungkasnya. (net/smr)

 

sumber: wartakota.tribunnews.com di WA Group ANIES GUBERNUR DKI

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *