Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) akan mengaudit 19 Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan lembaga setingkat kementerian.
Deputi bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian PANRB Rini Widyantini mengatakan, audit ini adalah upaya mewujudkan organisasi yang tepat fungsi, tepat proses, dan tepat sasaran.
“Kita akan melihat bagaimana hubungan suatu organisasi itu dengan lembaga lain yang tidak berdiri sendiri,” ujar Rini dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan Audit/Evaluasi Organisasi Lembaga di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2019) seperti dirilis Humas Kementerian PANRB.
Dalam rapat itu, Rini didampingi Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Sistem Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian PANRB Yanuar Ahmad, Asisten Deputi Asesmen dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kelembagaan dan Tata Laksana Politik, Hukum, dan Keamanan dan Pemerintah Daerah Kementerian PANRB Nanik Murwati.
“Untuk menjaga objektivitas evaluasi atau audit ini, Kementerian PANRB menggandeng konsultan. Evaluasi dilaksanakan Agustus hingga November 2019. Sasaran dari adanya evaluasi ini adalah gambaran yang utuh atas tugas, peran, dan fungsi Lembaga dalam penyelenggaraan mandat,” tekan Rini.
Dari evaluasi ini juga akan mendapatkan gambaran keterkaitan sistematik antar-lembaga dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. Rini menjelaskan, ada dua output yang dihasilkan dari evaluasi organisasi.
Pertama, adalah rekomendasi pemetaan tugas, fungsi, peran, kewenangan, dan peta keterkaitan dengan kementerian/lembaga lainnya dalam pelaksanaan tugas pemerintahan. “Output kedua, adalah tahapan dan inisiatif yang perlu dilaksanakan dalam implementasi rekomendasi,” jelasnya.
Prinsip dasar audit organisasi lembaga ini, jelas Rini, adalah pemetaan keterkaitan mandat. Prinsip lainnya adalah orientasi perencanaan postur organisasi yang tepat fungsi, tepat ukuran, dan tepat sasaran.
Audit terhadap 19 lembaga ini tentu bukan tanpa pertimbangan. Organisasi yang menjadi prioritas evaluasi tahun 2019 ini adalah lembaga yang belum pernah diaudit. “Juga lembaga yang mengalami dinamika perkembangan organisasi cepat,” pungkasnya.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan adalah penunjukkan tim teknis lembaga, serta penyiapan data dan informasi informasi yang diperlukan. Organisasi terkait juga harus memfasilitasi pelaksanaan audit atau evaluasi. Fasilitasi yang dimaksud dalam hal ini adalah persiapan ruangan, berkas, dan lainnya.
Organisasi yang akan menjadi entitas evaluasi ini juga harus sinkronisasi jadwal pelaksanaan evaluasi dengan pihak terkait. Tak lupa, organisasi tersebut juga harus melakukan koordinasi internal pelaksanaan evaluasi di masing-masing lembaga. (lin)
Berikut daftar lembaga yang akan dievaluasi:
- Badan Narkotika Nasional (BNN)
- Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)
- Badan Kepegawaian Negara (BKN)
- Kejaksaan Agung
- Lembaga Ketahanan Nasional
- Badan Pusat Statistik (BPS)
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
- Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
- Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP)
- Badan Ekonomi Kreatif
- Badan Keamanan Laut
- Badan Standarisasi Nasional (BSN)
- Badan SAR Nasional
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
- Lembaga Penerbangan dan ANtariksa Nasional (LAPAN)
- Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
- Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
- Arsip Nasional RI (ANRI)
- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)