Aktris Tara Basro menjadi perbincangan hangat di media sosial bahkan namanya sempat menjadi tagar dan trending di Twitter berkat unggahan foto yang memperlihatkan dirinya sedang duduk tanpa busana, Rabu (4/3/2020).
semarak.co -Foto itu disertai tulisan Worthy of love (layak dicintai). Tara Basro juga menambahkan keterangan: “Coba percaya sama diri sendiri.” Aktris Tara Basro mengunggah fotonya dan membagikan cerita bagaimana dia melihat tubuhnya dari sudut pandang yang negatif.
“Andaikan kita lebih terbiasa untuk melihat hal yang baik dan positif, bersyukur dengan apa yang kita miliki dan make the best out of it daripada fokus dengan apa yang tidak kita miliki,” tulis Tara dalam akun pribadinya Twitter.
Dia pun melanjutkan kalimatnya, “Setelah perjalanan yang panjang gue bisa bilang kalau gue cinta sama tubuh gue dan gue bangga akan itu. Let yourself bloom,” tulis Tara dalam akun media sosialnya itu.
Model dan pemain film dengan nama panjang Andi Mutiara Pertiwi Basro itu membintangi sederet film antara lain “A Copy of My Mind”, “3 Srikandi”, “Gundala”, “Catatan (Harian) Si Boy”, “Pendekar Tongkat Emas”, juga “Perempuan Tanah Jahanam” dan “Pengabdi Setan”.
Aktris 29 tahun itu pun sudah menghapus unggahannya. Pasalnya Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo) sempat menyoroti unggahan tersebut.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu menyebut Tara melanggar Pasal 27 ayat 1 UU ITE. Adapun bunyi pasal itu adalah setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
Alasan unggahan
Direktur Eksekutif lembaga nirlaba Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto menjelaskan secara rinci mengapa aktris film “Perempuan Tanah Jahanam” itu mengunggah foto semacam itu.
Damar yang menghubungi Tara Basro secara langsung menjelaskan bahwa Tara sengaja mengunggah foto dengan tulisan seperti itu dalam konteks untuk para perempuan agar lebih mencintai diri sendiri apa adanya.
“Jadi memang awalnya aku mumet banget lihat di mana-mana foto di social media polished banget.. Orang-orang berlomba-lomba mengejar kesempurnaan,” kata aktris terbaik dalam Festival Film Indonesia 2015 itu melalui sebuah catatan yang diunggah Damar dalam akun Twitter dia.
Tara lantas melihat sebuah iklan produk pemutih yang membuat selulit sang pengguna terlihat seperti motif kulit macan. Menurutnya, hal itu sudah sangat keterlaluan.
Dan dia mencoba mengetuk hati para pengikutnya di media sosial agar lebih cinta pada diri sendiri dan tidak terjerumus pada iming-iming mengubah penampilan dengan risiko yang membahayakan kesehatan.
Namun sayangnya, banyak yang tak percaya dengan Tara saat dia mempromosikan cinta pada diri sendiri karena pada dasarnya Tara Basro sudah memiliki hak istimewa sebagai seorang aktris film dan memang dia berparas cantik dan berpostur tubuh menarik.
“Nah aku pikir ya, udah aku pengin post foto bener-bener the real me, yang nunjukin semua bagian-bagian yang potensi insecurities, contohnya celulites, big thighs, big arms, lemak, stretch marks dan lain-lain. Biar orang liat kalau kita itu semua sama,” katanya.
Tara ingin mengingatkan agar orang-orang berhenti melihat hal jelek dari diri sendiri dan lebih fokus pada hal baik dan lebih banyak bersyukur atas apa yang sudah dimiliki.
“Make the best of it dari pada fokus dengan apa yang tidak kita miliki. Setelah perjalanan yang panjang gue bisa bilang kalau gue cinta sama tubuh gue dan gue bangga akan itu. Let yourself bloom,” kata dia di akun Instagram beberapa waktu lalu melengkapi foto hitam putih dirinya sedang duduk tersenyum lebar memperlihatkan lipatan bagian perut.
Konteks
Damar Juniarto mengatakan Kominfo seharusnya lebih melihat konteks sebuah unggahan sebelum memvonis melanggar UU ITE. “Konteks tindakan Tara adalah mengedukasi publik, bukan untuk sebarkan pornografi,” belanya.
Dalam postingan itu, Damar menyebut, tidak ada yang menjual badan untuk memenuhi nafsu birahi laki-laki sehingga terkesan sekali Kemkominfo terburu-buru menilai,” kata dia dalam utas cuitan dia pada Rabu (4/3/2020).
Damar juga menyayangkan pernyataan Kominfo disampaikan ke publik sebelum mengonfirmasi ke Tara Basro. “Dan ini patut disayangkan karena disampaikan ke publik dari pada meminta penjelasan @TaraBasro lebih dulu. Tabayyun lah,” kata dia.
Meski demikian, Ferdinandus Setu mengatakan bahwa kementerian memahami maksud sang aktris membagikan foto tersebut untuk mencintai diri sendiri. “Tapi, unggahan yang sudah dihapus tersebut memenuhi unsur pelanggaran UU ITE terutama pasal 27 ayat 1 tentang kesusilaan.”
Meski demikian banyak orang menganggap unggahan Tara Basro hendaknya tidak semata-mata dilihat dari tampilan foto saja tapi dipahami makna di baliknya.
Sutradara Joko Anwar mengatakan yang paling penting dari kasus itu adalah pesan yang disampaikan Tara bahwa dia nyaman dengan dirinya dan itu menginspirasi banyak orang.
“Dia nyaman dengan dirinya sendiri dan itu penting, agar menginspirasi orang supaya nyaman dengan dirinya sendiri,” ujar Joko di Jakarta, Rabu (4/3).
Joko mengatakan semua orang spesial dan tak perlu mengubah apapun untuk mengikuti standar cantik orang lain. “Karena everybody is special. Dan itu benar, itu aku terapkan banget. Everybody special, everybody is beautiful,” ulasnya.
Apapun bentuk badan, rinci dia, raut muka, kulit, dan semuanya. Joko Anwar dan Tara Basro pernah bekerja sama di sejumlah film seperti Perempuan Tanah Jahanam dan A Copy of My Mind. “Dengan langkahnya itu, saya mengagumi Tara dengan cara dia memandang hidup dan dirinya,” kata dia.
Menurut dia, Tara adalah seorang aktris yang cerdas. Joko bahkan mengungkapkan bahwa Tara berhasil mengalahkan 20 orang lain yang ikut casting dalam film bergenre horor “Perempuan Tanah Jahanam”.
“Jadi dia punya skill yang merupakan suatu teknikal ya yang bisa dikeluarkan karena memang sudah dipelajari. Tapi secara bakat dia memang berbakat sebagai pemain film, yang bisa memberikan segala sesuatu yang ketika di take ‘oh wow that’s good‘ gitu,” ujarnya.
Tara Basro tak menyerah, meski dia sudah menghapus unggahan foto di Twitter yang dianggap melanggar UU ITE, dia tetap menyerukan soal mencintai diri sendiri dengan mengajak para pengikutnya di Instagram untuk menyebutnya dalam unggahan foto dengan tulisan “Worthy of Love”. Dia ingin para pengikutnya mengenali kekuatan diri mereka dan keindahannya.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate yang sudah melihat foto artis Tara Basro di media sosial mengklaim, foto itu tidak dikategorikan melanggar Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
“Kata siapa melanggar UU ITE? Tidaklah, harus dilihat baik-baik, evaluasinya adalah itu bagian dari seni atau bukan. Kalau foto Tara Basro itu bagian dari seni, maka itu hal yang biasa. Namanya juga seni. Saya juga sudah liat fotonya kok,” kata Johnny di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Pada Rabu (4/3/2020), artis Tara Basro mengunggah foto tanpa busana di platform Twitter, ia juga mengunggah foto lain di platform Instagram untuk mengajak para pengikutnya menghargai tubuh sendiri.
Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu menilai foto di akun Twitter tersebut memenuhi unsur UU ITE terutama pasal 27 ayat 1 tentang kesusilaan. Namun, Johnny membantah statement humas Kominfo itu dengan menyebut tidak menyatakan bahwa Tara Basro melanggar UU ITE.
“Fotonya masih dikategorikan bagian dari self respect untuk menghargai dirinya sendiri, ada manfaatnya juga. Saat ini mari kita fokus dulu untuk tidak buat hoaks, tidak sebar hoaks, itu lebih penting,” tambah Johnny.
Tidak mungkin humas mengatakan itu, kata Johnny. “Kalau dia mengatakan berpotensi, itu hipotesis, yang dikutip pasalnya, tapi apakah pasalnya diterapkan terhadap fotonya Tara itu soal lain, harus dinilai dulu. Itu berlaku untuk semuanya. UU bunyinya begitu tapi kasus diterapkan pada kegiatan yang mana itu harus dinilai dulu,” jelasnya.
Ia pun menilai bahwa seni dan pornografi harus dipisahkan secara terang benderang. “Dan ini masalah tak perlu diperbesar kalimat-kalimat yang dipakai (oleh humas Kominfo) tidak ada tuduhan di situ, melainkan lebih bersifat reminder, mengingatkan masyarakat ada pasal yang membatasi,” ungkap Johnny.
Sehingga bila foto Tara Basro tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat untuk menghormati tubuhnya sendiri maka hal tersebut tidak termasuk pornografi. “Seni harus dilihat dari aspeknya masing-masing,” imbuhnya.
Sebagian masyarakat pasti menilai itu ada manfaat karena itu penghormatan terhadap diri tapi sebagian juga melihat itu bisa dikaitkan dengan aturan yang lain. “Lalu dipertentangkan dan hidup kita habis untuk mengurus pertentangan pendapat. Aduh, energi kita habis, lebih baik hal yang positif dulu lah,” ungkap Johnny. (net/lin)
sumber: indopos.co.id