Hasil riset United Nations Development Programme Biodiversity Finance Initiative (UNDP Biofin) menyebutkan program penyaluran zakat yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memberi dampak positif pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
semarak.co-SDGs merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
Dari hasil riset badan pembangunan PBB itu pada pengukuran kinerja Zakat, infak dan sedekah (ZIS) terhadap SDGs, menunjukkan hasil program BAZNAS dirasakan dampaknya oleh masyarakat dan pendamping program.
Dalam riset itu juga disebutkan kegiatan yang dikembangkan lembaga program BAZNAS, yakni Zakat Community Development (ZCD) secara umum terpusat pada program sesuai pilar BAZNAS yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, dakwah dan sosial selaras dengan SDGs.
Pemaparan tersebut disampaikan dalam dalam acara Mini Coffee Break Dampak Penyaluran Zakat Terhadap Pembangunan Berkelanjutan yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BAZNAS TV di Jakarta, Jumat (29/10/2021).
Head of Innovative Financing Lab UNDP Indonesia Muhammad Didi Hardiana mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan UNDP dalam program ZCD BAZNAS telah selaras dengan SDGs dan memiliki dampak positif baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kajian dampak ZIS (Zakat Infaq Sedekah) terhadap pencapaian SDGs ini juga, kata Didi, merupakan upaya peningkatan literasi masyarakat terhadap keuangan sosial Islam khususnya IS yang mana merupakan instrumen keuangan syariah yang mendukung kesejahteraan masyarakat hingga dan selaras dengan SDGs.
“Suatu kehormatan dan kebanggaan bagi UNDP telah melakukan kerja sama dengan BAZNAS, sejak 2017 lalu,” puji Didi seperti dirilis humas melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Sabtu (30/10/2021).
Kerja sama itu, lanjut didi, dimulai dengan suatu projek implementasi pembangunan pembangkit listrik tenaga Micro Hidro di Provinsi Jambi dan saat ini juga kita telah berkerja sama dalam pengembangan ekonomi lokal masyarakat yang terdampak bencana di NTB dan Sulawesi tengah.
Sebagai salah satu hasilnya, Didi memaparkan sekitar 4.000 masyarakat di Jambi dan 10 ribu masyarakat di NTB dan Sulawesi Tengah telah mendapatkan dampak positif dari kerja sama UNDP dan BAZNAS. Baik dalam hal kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi masyarakat. “Mudah-mudahan ke depan, kerja sama UNDP dan BAZNAS dapat terus berlanjut melalui berbagai sektor lainnya,” ucapnya.
Direktur Utama BAZNAS M. Arifin Purwakananta menyampaikan, BAZNAS sebagai lembaga pemerintah yang ditugaskan untuk mengelola ZIS berkomitmen terhadap perwujudan tujuan-tujuan dalam SDGs. “Hasil riset ini tentu akan makin mengukuhkan peran zakat yang muzaki percayakan kepada BAZNAS melalui program ZCD turut membantu mewujudkan SDGs,” kata Arifin.
Arifin menjelaskan, BAZNAS juga terus berupaya untuk merealisasikan gagasan/program Zakat on SDGs. Sehingga program-program yang dijalankan BAZNAS dapat dikaitkan dan sejalan dengan pencapaian program SDGs di Indonesia.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada UNDP dan para peneliti yang telah berkontribusi dalam riset Pengukuran Kinerja ZIS terhadap SDGs melalui program ZCD BAZNAS RI yang hasilnya sangat baik. Hal ini juga mendorong BAZNAS untuk terus berupaya mencapai tujuan SDGs,” ujar Arifin.
Sebagai informasi, Zakat Community Development (ZCD) adalah program pemberdayaan BAZNAS melalui komunitas dan desa dengan mengintegrasikan aspek dakwah, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan secara komprehensif yang sumber pendanaannya dari zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.
Capaian penyaluran ZCD ini telah mencapai 27 provinsi, 75 kabupaten, 98 kecamatan, dan 113 desa di seluruh Indonesia. Hasil riset dari UNDP Biofin dilakukan pada Pengukuran Kinerja ZIS terhadap SDGs (SDGs Impact Assessment on Islamic Social Finance: Case Study ZCD BAZNAS RI menyajikan potret di 30 wilayah dengan metode Importance Performance Analysis (IPA). (smr)