UAS Ungkap Hikmah Luar Biasa Usai Pertemuan dengan Prabowo di Pilpres 2019

UAS saat bertemu dengan Prabowo secara eksklusif ditayangkan TVOne saat Pilpres 2019. foto: internet

Publik mungkin belum melupakan ketika musim kampanye pemilihan presiden (Pilres) April 2019, Ustaz Abdul Somad yang akrab disapa UAS, melakukan tatap muka dengan calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang kemudian menjadi tayangan eksklusif TVOne dan viral di berbagai media sosial (medsos).

semarak.co– Dalam pertemuan itu, UAS memberikan banyak wejangan kepada Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi). Bahkan UAS menyentuh dada Prabowo dan menyampaikan bahwa ia bermimpi Prabowo akan memegang mandat sebagai presiden.

Bacaan Lainnya

Dalam acara perbincangan virtual antara Presiden Nusantara Foundation di Amerika Serikat (AS), Ustadz Imam Shamsi Ali dengan UAS, yang kemudian diunggah ke YouTube dan juga disebarkan ke Twitter, Senin (6/7/2020) terungkap bagaimana perasaan UAS kala itu.

UAS mengatakan, ia mendukung gagasan-gagasan Prabowo dan senang bisa bertatap muka dengan Prabowo. Namun, pertemuan itu bukankah kehendaknya pribadi tetapi berdasarkan pesan para ulama.

“Saya tidak pernah menyampaikan pendapat saya pribadi dalam setiap pembicaraan atau ceramah-ceramah saya. Begitu pula saat saya bertemu dengan Prabowo. Saya mengikuti ijtihat ulama. Ada tiga orang yang menyarankan saya untuk bertemu Pak Prabowo,” lanjut UAS.

UAS menegaskan ia adalah orang yang patuh pada ulama. Dan kedatangannya kepada Prabowo bukan karena ia mendukungnya. Sebab ia tidak mendukung individu atau sosok orangnya. Yang ia dukung adalah gagasan dan ide-idenya. “Ide-ide bisa dibawa oleh siapa pun. Gagasan dan ide bisa didukung oleh orang lain,” ujar UAS.

Usai pertemuan dengan Prabowo, UAS mengaku mendapatkan hikmah yang luar biasa. “Andai saat itu saya aman-aman saja, maka desetasi saya tidak akan jadi. Setelah ketemu Prabowo, tanggal 12 Maret 2020 saya menghilang,” kenang ustadz asal Riau.

UAS menambahkan, “Saat itu nomor saya diretas, Twitter saya diretas, saya dibully…, maka di situlah saya memfokuskan diri kepada desertasi saya. Saya fokus menulis, tidak melihat hape, media sosial, saya terus menulis, hingga akhirnya desertasi itu selesai.”

Ia menuturkan refensi untuk desertasinya sudah menumpuk sejak bertahun-tahun sebelumnya, tetapi selalu saja ada halangan untuk menyelesaikannya. Berkat pertemuannya dengan Prabowo, berkat segala bullian yang ia terima, ia memiliki waktu untuk lebih banyak diam dan fokus pada rencananya semula.

Disertasi doktoral setebal 600 halaman tu pun selesai. Pada Juli, UAS berangkat ke Sudan. Dia pun menjalani sidang untuk desertasinya dan lulus pada Desember 2019. “Rencana Allah luar biasa. Saya hanya berusaha baik, maka Allah kasih baik,” ujar UAS. (net/smr)

 

sumber: gelora.co (7/7/2020)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *