Tiga Akal Terbalik

zeng wei jian. foto: profil WA

by Zeng Wei Jian

semarak.co -Virus HIV berasal dari Congo tahun 1920. Ngga ada yang sebut HIV sebagai “Virus Congo”. West Africa sumber Ebola. Netizen Jennie VanderLugt mengatakan, “You came from your mom’s vagina but we call you Julie”.

Bacaan Lainnya

Medical society beri nama Covid-19. Kodifikasi Scientific-based. Trump dan political community sebut “Chinese-virus”. Kodifikasi Trump.

Trump memang beda. Dia rasis. Ngomong sembarangan. Anti Islam, Hispanic, Negro dan Asiatic. Dia ngubek-ngubek vagina orang dan bangga dengan kelakuannya. Downtrodden Machismo male primate.

Covid-19 + Chinese-virus = Trump-virus. Kodifikasi Trump disukai kelompok rasis. Bigger evil is followed by lesser devil.

Fenomena Trump & his racist boneheaded followers masuk pembahasan “Theodicy”. The problem of evil is also important to the field of theology and ethics.

Fenomena Akal-terbalik Trump diadopsi Indonesia. Nyaring bunyi ‘lockdown’. Senang lihat rakyat dipersekusi. Trigger social unrest & disruption. Rezim jatuh. Negara amburadul. Populasi berkurang dihantam Covid-19 brutal attack.

Warga Jakarta sedang lawan virus. Butuh tambahan personil. Wagub masih kosong. DPRD atas desakan Fraksi PKS dan paranoid Prasetyo malah menunda voting. Akal yang terbalik. Mestinya justeru dipercepat. Supaya Gubernur Anies Baswedan dibantu otak kedua. Jadi ngga kewalahan.

Akal Terbalik plus schizoprenia superheroism is A Recipe for Disaster.

Anggota DPR-RI yang patungan beli alat rapid-test dicaci-maki sebagai egois & tidak punya nurani.

Otak pencaci-maki sedang buron entah ke mana. Itu alat test beli sendiri. Pake uang pribadi. Bukan yang dibeli Presiden Jokowi. Kebutuhan 2000 pcs rapid test kits. Sisanya 18.000 pcs disumbang kepada rakyat.

Karena otaknya sedang dalam pelarian, para tukang fitnah superhero-wannabe ngga mampu berpikir dan melihat.

Anggota DPR punya intensitas meeting people yang tinggi. Kerjanya rapat dengan orang banyak. Ketemu tamu-tamu asing, terima pengaduan masyarakat. Jobdesk membuat mereka jadi kelompok rentan infeksi viral.

Seandainya tidak terditeksi, mereka akan berfungsi sebagai viral-carrier. Masa reses dan setiap hari ketemu konstituen di dapilnya. Masyarakat kena dampak. Bisa tertular anggota dewan carrier Covid-19. Karena itu sudah selayaknya Anggota DPR-RI dan their family ditest.

 

THE END

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *