Terobosan Balitbang Diklat Kemenag yang Membuat Begitu Berbeda, 60 Peserta Terpilih dari 1.325 Calon di Pelatihan INAS PMB 2024

Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag Mastuki saat melaporkan pelaksanaan kegiatan INAS PMB kepada Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Suyinto di Ciputat Tangerang Selatan, Minggu malam (12/5/2024). Foto: humas Balitbang Diklat Kemenag

Pelatihan Instruktur Nasional Penguatan Moderasi Beragama (INAS PMB) tahun 2024 yang digelar Badan Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Latihan (Balitbang Diklat) Kementerian Agama (Kemenag) diikuti 60 peserta dari total 1.325 calon yang mendaftar di Ciputat Tangerang Selatan, Minggu malam (12/5/2024).

semarak.co-Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag Mastuki menyampaikan apresiasi atas partisipasi peserta dalam pelatihan ini. Adapun peserta pelatihan mewakili agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Bacaan Lainnya

“Para peserta juga mencerminkan keberagaman jenis kelamin dan latar belakang lembaga, dengan sejumlah besar peserta berasal dari luar Kementerian Agama,” ujar Mastuki saat melaporkan pelaksanaan kegiatan INAS PMB kepada Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Suyinto.

Menurut Mastuki para peserta mewakili berbagai lembaga, seperti Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, BBGP Jawa Barat, BNPT Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat, Kesbangpol, Lembaga Administrasi Negara.

Selanjutnya Kementerian Dalam Negeri, dan Pusdiklat Aparatur Perdagangan, yang telah diberikan mandat tugas oleh pimpinan masing-masing lembaga. Pelatihan yang dilaksanakan secara maraton dari 11-20 Mei 2024 melibatkan tahap praktek analisis fenomena sosial keagamaan di lokasi-lokasi seperti Gereja Kristen Indonesia Yasmin, dan Masjid Imam bin Hambal di Bogor Jawa Barat.

Pada kesempatan ini, Mastuki menyoroti perbedaan signifikan dalam kepesertaan pelatihan. Pelatihan kali ini dibanding pelatihan sebelumnya, lebih banyak peserta dari luar Kementerian Agama. Ini sesuai rencana dan rencana tindakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023,” imbuhnya.

Dalam laporannya, peran organisasi kemasyarakatan keagamaan juga ditekankan sebagai calon instruktur nasional, bersama dengan instruktur nasional yang sudah ada, seperti Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Generasi Muda Konghucu Indonesia, Gereja Kristen Pasundan, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Workshop akhir dipimpin tim Alisa Wahid dengan berbagai narasumber terkemuka seperti Prof. Sahiron, KH. Nahai, dan Lukman Hakim Saifudin. “Dengan keberhasilan peserta yang lulus, kami berharap dapat memperkuat barisan instruktur nasional moderasi beragama,” ucap Mastuki.

“Dan penguatan pandangan dan praktik beragama yang moderat akan tersebar melalui mereka ke berbagai tempat di Indonesia di mana mereka akan bertugas,” demiian pungkas Mastuki seperti dirilis humas Balitbang Diklat usai acara melalui WAGroup Media Balitbang Diklat, Senin pagi (13/5/2024).

Di bagian lain dirilis humas Balitbang Diklat Kemenag juga, tim instruktur pelatihan Instruktur Nasional Penguatan Moderasi Beragama (INAS PMB) Marzuki Wahid merasa bangga bicara tentang tentang penguatan moderasi beragama. Karena baginya mengisi penguatan moderasi beragama yang ada di depan mata adalah Indonesia, amanat Tuhan, serta panggilan kemanusiaan.

Menurutnya, moderasi beragama bukan program atau project, melainkan panggilan jiwa, panggilan agama, panggilan kebangsaan, dan panggilan kemanusiaan, “Karena Indonesia yang beragam ini, dengan berbagai dimensi dan strukturnya membutuhkan moderasi beragama,” ujarnya.

Bagi dirinya, moderasi beragama adalah sebagai jawaban atas realitas Indonesia, yang ditakdirkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang berbhineka, “Karena itu, saya selalu bangga dan senang menjadi bagian dari penguatan moderasi beragama. Apalagi peserta pelatihan instruktur nasional kali ini bukan hanya dari Kemenag saja,” katanya.

“Sudah merambah ke kementerian dan lembaga lainnya, seperti perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan yang lebih luas lagi,” demikian Marzuki menambahkan seperti dirilis humas Balitbang Diklat Kemenag usai acara melalui WAGroup Media Balitbang Diklat, Senin pagi (13/5).

Maka, menurut dia, ini satu energi yang besar untuk mengawal Indonesia yang beragam, “Ini adalah takdir Tuhan yang harus dikawal, dijaga, dan kita wujudkan terciptanya keadilan dan kemakmuran seperti amanat Tuhan itu sendiri,” tegasnya.

Terakhir, Marzuki berharap kepada seluruh peserta instruktur nasional, agar kesempatan ini menjadikan peluang untuk berbakti, mengabdi, dan berjuang untuk Indonesia yang lebih baik, “Saya yakin, semakin banyak teman-teman yang dilatih, maka akan semakin banyak yang merasa confident berbicara moderasi beragama,” pungkasnya. (smr)

Pos terkait