Telkom Konsisten Dukung Penanggulangan Perubahan Iklim Melalui Program Reboisasi dan Konservasi

Telkom menyelenggarakan program konservasi terumbu karang di kawasan Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan melibatkan nelayan serta komunitas alam setempat. Telkom mendukung perluasan wilayah konservasi terumbu karang dengan menyediakan sekitar 500 rak laba-laba sebagai media tanam. Foto: humas Telkom

Perubahan iklim terjadi salah satunya karena peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida yang menyebabkan efek gas rumah kaca dan berakibat pada perubahan lingkungan yang terus terjadi di dunia, termasuk Indonesia.

semarak.co-Untuk itu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) ikut berupaya memberikan kontribusi terbaik dalam penanggulangan kondisi tersebut melalui berbagai program pelestarian lingkungan guna membangun kembali ekosistem yang seimbang dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Bacaan Lainnya

Sebagai motor penggerak percepatan digitalisasi Indonesia, Telkom menginisiasi digitalisasi di bidang lingkungan melalui program reboisasi dan konservasi hutan binaan berbasis digital dengan penggunaan Geographic Information System (GIS) sebagai sistem monitoring tumbuh kembang pohon.

Inisiatif restorasi dan konservasi berbasis digital ini diawali di dua titik lokasi yaitu Taman Buru Masigit Kareumbi dan Karangtengah di Kabupaten Garut. GIS mampu meningkatkan data inventarisasi hutan, memudahkan proses perbaikan kondisi hutan.

Juga merencanakan perbaikan dalam jangka pendek secara memadai, memperbaiki pertumbuhan hutan, pendataan jumlah dan jenis pohon serta pelaporan tumbuh kembang hasil reboisasi secara berkala. Selain itu, Telkom menyelenggarakan program konservasi terumbu karang di kawasan Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan melibatkan nelayan serta komunitas alam setempat.

Program ini merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya, di mana Telkom mendukung perluasan wilayah konservasi terumbu karang dengan menyediakan sekitar 500 rak laba-laba sebagai media tanam.

Melalui program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam melindungi ekosistem terumbu karang yang merupakan komponen penting dalam pelestarian ekosistem laut, serta bagi kelangsungan dan pertumbuhan ekosistem pesisir. Pada Maret 2022, Telkom juga menggelar aksi penanaman 20 ribu bibit mangrove di Semarang Mangrove Center (SMC) Mangunharjo, Semarang, beberapa waktu lalu.

Acara yang mengusung tagline “Cegah Abrasi Selamatkan Generasi” dilaksanakan dalam rangka membangun perisai di daerah pesisir dari ancaman abrasi sekaligus sebagai bagian dari program Sustainable Development Goals (SDGs) dari Telkom bagi masyarakat sekitar.

Manager Community Development Center (CDC) Divisi Telkom Regional IV Jateng-DIY Siwi Widiarto mengatakan, kegiatan penghijauan di pesisir ini selaras dengan program unggulan Telkom. Telkom selalu berupaya, kata Siwi, untuk hadir secara langsung di tengah masyarakat.

“Salah satunya melalui program pencegahan abrasi ini, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi efek rumah kaca guna mendukung penanggulangan perubahan iklim yang efektif,” ujar Siwi dirilis humas Telkom melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Selasa (26/4/2022).

Secara khusus Senior General Manager Community Development Center (SGM-CDC) Telkom Hery Susanto menyampaikan, “Gerakan tersebut merupakan respon simultan Telkom terhadap dampak perubahan iklim yang berakibat pada ekosistem pesisir dan laut, termasuk di dalamnya adalah mangrove dan terumbu karang.”

Diharapkan melalui program ini, kata Hery, Telkom dapat berkontribusi secara aktif dalam mendukung penanggulangan perubahan iklim. Terumbu karang memiliki fungsi penting sebagai sumber pangan, tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan bagi biota laut.

Selain itu terumbu karang juga menurutnya berfungsi sebagai sumber plasma nutfah serta tempat rekreasi dan pelindung pantai. Sedangkan hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup, yaitu sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai.

Dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai dan mengenai reboisasi. “Sehingga reboisasi menjadi langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan area hijau kembali. Reboisasi juga bukan sekadar solusi untuk memperbaiki keadaan hutan, tapi juga menjadi solusi untuk mengatasi perubahan iklim di dunia,” pungkas Hery. (smr-61)

#DigitalUntukSemua

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihBaik

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *