Spekulasi Pengganti Kim Jong Un, Kereta Khusus Milik Pemimpin Korut Terpantau Lewat Satelit

Pemimpin Korut Kim Jong Un terlihat pada foto tanpa tanggal yang disiarkan Agensi Berita Sentral Korea (KCNA) pada Senin (9/3/2020). Foto: internet

Kereta api khusus yang diduga milik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un terpantau berada di sebuah resor di kota negara itu, pekan ini. Citra satelit itu hadir di tengah munculnya berbagai laporan yang simpang siur tentang kesehatan dan keberadaan Kim Jong Un.

semarak.co -Menurut citra satelit yang diamati kembali oleh sebuah proyek pemantauan Korea Utara yang berpangkalan di Washington, Kereta api khusus itu diparkir di stasiun kepemimpinan di Wosan pada 21-23 April. Menurut proyek pemantauan yang bernama 38 North itu, stasiun itu dibangun khusus untuk keluarga Kim.

Bacaan Lainnya

Meski kelompok kaum pemikir itu mengatakan mungkin saja kereta itu milik Kim Jong Un, laman Reuters belum dapat mengonfirmasi hal itu secara independen atau apakah Kim Jong Un berada di Wosan.

“Kehadiran kereta itu tak membuktikan keberadaan pemimpin Korut itu atau mengindikasikan apa pun tentang kesehatannya tapi fakta itu memperkuat laporan-laporan bahwa Kim sedang berada di kawasan elite di pantai timur negeri itu, bunyi laporan kelompok think tank tersebut.

Spekulasi tentang kesehatan Kim pertama muncul akibat ketakhadirannya pada ulang tahun kelahiran pendiri Korut sekaligus kakek Kim, Kim Il Sung, pada 15 April. Media negara Korut terakhir melaporkan keberadaan Kim saat dia memimpin pertemuan pada 11 April.

China telah mengirim satu tim ke Korut termasuk para ahli medis untuk memberikan pertimbangan mengenai (kesehatan) Kim Jong Un, menurut tiga orang yang mengetahui situasi itu.

Sebagai pemimpin turun-temurun generasi ketiga yang berkuasa setelah kematian ayahnya pada 2011, Kim tak punya pengganti yang jelas di negeri yang memiliki nuklir, yang dapat mendatangkan bahaya internasional yang serius.

Pada Kamis (23/4/2020), Presiden AS Donald Trump meremehkan laporan-laporan bahwa Kim sakit. “Saya pikir laporan itu tak tepat,” kata Trump kepada wartawan, tapi dia tak mau bilang apakah dia telah berhubungan dengan para pejabat Korut.

Trump bertemu Kim tiga kali dalam upaya membujuknya untuk menghentikan program senjata nuklir yang mengancam AS juga negara-negara tetangganya di Asia.

Sementara pembicaraan berhenti, Trump terus menyebut Km sebagai seorang teman.Laporan dari dalam Korut sulit diharapkan karena kontrol ketat atas informasi.

Pejabat pemerintahan Trump mengatakan berlanjutnya kebungkaman media Korut mengenai keberadaan Kim memperjelas keprihatinan mengenai kondisinya dan bahwa informasi tetap minim dari sebuah negeri yang telah lama dianggap oleh intelijen AS seperti sebuah kotak hitam.

Deplu AS tak segera menjawab pertanyaan mengenai keadaan itu pada Sabtu.Harian NK, laman berbasis di Seoul yang melaporkan tentang Korut, pada Senin mengutip satu sumber anonim di Korut yang mengatakan bahwa Kim menjalani perawatan medis di kawasan tempat peristirahatan Hyangsan sebelah utara ibukota Pyongyang.

Dikatakan bahwa Kim sedang menjalani pemulihan setelah menjalani operasi jantung pada 12 April. Sejak itu laporan berbagai media Korsel mengutip sumber anonim pekan ini menyebutkan bahwa Kim mungkin berada di kawasan Wonsan.

Pada Jumat, kantor berita setempat Newsis mengutip sumber intelijen Korsel yang melaporkan bahwa kereta khusus untuk Kim terlihat di Wonsan, sementara pesawat pribadi Kim tetap di Pyongyang. Newsis melaporkan Kim mungkin sedang berlindung dari COVID-19, penyakit pernapasan yang diakibatkan oleh virus baru corona.

Kim, yang diyakini berusia 36, hilang dari liputan di media negara Korut sebelumnya. Pada 2014, dia raib lebih dari sebulan dan TV negara Korut kemudian menunjukkan dia berjalan dengan lemah.

Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong Un diperkuat oleh kegemarannya merokok berat dan penampilannya yang terlihat makin gemuk sejak berkuasa dan riwayat keluarga yang mengidap masalah jantung.

Di bagian lain, muncul teka teki jika Korut dipimpin kalangan senior selepas Kim Jon Un  meninggal dunia, hubungan Korut dengan Korea Selatan (Korsel) maupun Amerika Serikat (AS) dapat berpengaruh ke arah yang negatif.

Hal tersebut disampaikan pengamat internasional dan guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana di Jakarta, Minggu (26/4/2020), untuk menanggapi calon pengganti Kim Jong Un.

Pemimpin Korut, Kim Jong Un, beberapa waktu lalu dikabarkan kritis setelah menjalani operasi jantung. Namun Media Korut tutup mulut terkait keberadaan Kim Jong Un. Saat ini banyak spekulasi yang beredar siapa yang menjadi pengganti Kim Jong Un.

“Kalau penggantinya lebih senior dari Kim Jong Un maka garis kebijakannya tentu berbeda dengan Kim Jong Un dan mempengaruhi hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan ke arah negatif,” ujar Hikmahanto.

Ia mencontohkan calon yang pantas menggantikan posisi Kim Jong Un dari kalangan senior itu yaitu bibi dari Kim Jong Un, Kim Kyong Hui. Kim Kyong Hui pernah menjadi figur yang kuat pada masa kepemimpinan saat kakaknya Kim Jong Il menjadi pemimpin Korea Utara.

“Bibinya itu mengalami masa-masa ayahnya Kim Jong Un, yaitu Kim Jong Il berkuasa. Apabila Kim Kyong Hui menggantikan Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara, maka garis kebijakan pemerintahannya yang seperti di masa Kim Jong Il akan diterapkan kembali,” kata dia.

Apabila pengganti Kim Jong Un berasal dari kalangan anak muda atau lebih muda dari pemimpin Korea Utara itu, maka garis kebijakannya lebih progresif. “Artinya dia akan meneruskan apa yang dilakukan oleh Kim Jong Un,” kata dia.

Selain itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat harus waspada dalam menjalin hubungan dengan Korea Utara. Hal itu dilakukan oleh Korsel maupun AS, apabila pengganti Kim Jong Un berasal dari kalangan senior.

“Kalau pengganti Kim Jong Un itu berasal dari kalangan muda, maka Korsel maupun AS dapat menjalin hubungan sepenuhnya dengan Korut. Semua garis kebijakan pemerintah Korea Utara itu tergantung dari pucuk pimpinan negara itu. Tidak ada demokrasi, jadi tergantung penggantinya itu seperti apa,” pungkas Hikmahanto. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *