Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menegaskan pentingnya implementasi Rencana Aksi ICPD (International Conference on Population and Development), menempatkan pembangunan manusia sebagai pusat dari strategi pembangunan nasional.
Semarak.co – Hal tersebut disampaikan Isyana dalam Sidang Commission on Population and Development 58th Session/ Komisi Kependudukan dan Pembangunan (CPD) ke-58 yang diselenggarakan di New York, Amerika Serikat.
“Dengan lima tahun tersisa menuju Agenda 2030, sangat penting bagi kita melaksanakan Rencana Aksi ICPD, dengan menempatkan pembangunan manusia sebagai pusat pembangunan,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Rabu (9/4/2025).
Langkah ini, kata Isyana, untuk memastikan kemajuan pembangunan bukan hanya terukur dalam angka, tetapi juga mencerminkan populasi global yang berkembang, bermartabat, dan sejahtera, serta memenuhi janji tidak ada yang tertinggal.
Isyana menekankan, Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan tren dan dinamika kependudukan ke dalam perencanaan pembangunan nasional, dengan menempatkan pembangunan manusia di posisi teratas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
“Indonesia memprioritaskan kolaborasi lintas sektor sebagai langkah kunci dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan inisiatif kesehatan reproduksi dan keluarga berencana,” kata wakil menteri Isyana.
Melalui pendekatan ini, Indonesia berhasil menurunkan Angka Kelahiran Total (TFR) dari 5,6 pada tahun 1970 menjadi 2,1 pada tahun 2020, serta menurunkan angka kematian ibu dari 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 189 pada tahun 2020.
“Strategi kami menekankan penerapan praktik terbaik global yang disesuaikan dengan norma dan nilai lokal, telah berkontribusi pada pencapaian SDG 3 dan SDG 5, yang membawa Indonesia meraih Penghargaan Kependudukan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 2022,” ujarnya.
Dalam hal ini, Indonesia juga menekankan pentingnya memperkuat kapasitas masyarakat dengan dukungan sektor swasta dan masyarakat sipil sebagai kunci untuk memajukan sektor-sektor prioritas seperti kesehatan, pendidikan, dan gizi.
“Kerjasama internasional sangat penting, dan kita perlu bekerja menuju kemitraan global yang lebih kolaboratif dan terintegrasi melalui multilateralisme yang menguntungkan semua pihak. Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular juga harus lebih dimaksimalkan untuk mendukung negara berkembang dalam mencapai SDGs” tambahnya.
Ambassador Krassimira Beshkova Bulgaria untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengapresiasi pernyataan intervensi Isyana yang menekankan pada semua peserta sidang akan pentingnya koordinasi antara Institusi yang bergerak pada bidang kependudukan dengan perencanaan nasional.
Anatolio Ndongmba, Ambassador negara Guinea untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memuji Indonesia atas pencapaian SDGs 3 dan 5 yang telah disampaikan oleh Wamendukbangga/ Wakil Kepala BKKBN.
Dengan partisipasi Delegasi RI khususnya Kemendukbangga/BKKBN sebagai focal point CPD, Indonesia menunjukkan peran aktif dalam memperjuangkan pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan berkeadilan untuk semua. (hms/smr)