Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka memaparkan tiga kunci bagaimana demographic insight mempengaruhi strategi perencanaan tenaga kerja, perawatan jangka panjang, dan pemerataan penyediaan layanan.
Semarak.co – Paparan Isyana tersebut disampaikan pada side event “Demographic Intelligence for Health Equity: Harnessing Data for Inclusive Policies and Universal Coverage” di sela sidang CPD sesi ke-58 di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.
“Pemerintah menggagas Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) di Indonesia, karena data yang lengkap dan akurat sangat penting untuk penyusunan dan pengambilan kebijakan yang tepat,” ujarnya, dirilis humas melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Minggu sore (13/4/2025).
Integrasi DTSEN ke dalam perencanaan kesehatan penduduk akan meningkatkan kemampuan pemerintah dalam menargetkan intervensi secara lebih efektif, khususnya bagi kelompok rentan seperti ibu hamil dan lansia.
Kemendugbangga merupakan salah satu kementerian yang mendukung DTSEN dari Pendataan Keluarga. Seperti data sasaran Makan Begizi Gratis (MBG) khusus bagi Ibu hamil dan ibu menyusui yang tepat didapatkan berdasarkan hasil Pendataan Keluarga.
Isyana juga menyampaikan mengenai pemanfaatan bonus demografi dengan pentingnya peningkatan kapasitas serta partisipasi optimal penduduk usia produktif, baik laki-laki maupun perempuan dalam dunia kerja.
“Selain fokus ke anak-anak muda, Kami juga mendorong kebijakan yang mendukung perempuan agar dapat kembali bekerja pasca melahirkan. Salah satu bentuk nyata adalah melalui Program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA),” tambah Isyana.
Pemerintah juga memperhatikan potensi generasi lanjut usia agar sehat dan produktif. Sebagai tambahan, Program Makanan Bergizi untuk Ibu Hamil (MBG). Program inisiatif ini bukan hanyauntuk mengurangi stunting, tetapi juga dapat membuka lapangan kerja bagi perempuan.
“Program ini bersifat padat karya dan dirancang untuk memberikan manfaat ganda, yaitu penyerapan tenaga kerja perempuan dan perbaikan gizi dengan sasaran yang tepat berbasis data,” ujarnya.
Isyana juga memaparkan program Bina Keluarga Lansia dan Lansia Berdaya. Keduanya memberdayakan lanjut usia dengan meningkatkan kualitas hidup mereka serta memastikan bahwa para lansia mendapatkan perawatan di lingkungan keluarga dan komunitasnya.
Selanjuitnya juga tentang Kampung KB, strategi Keluarga Berencana Berbasis Hak dengan menjamin layanan KB yang responsif gender, sesuai dengan budaya setempat, dan berkualitas tinggi dan layanan keluarga berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). (hms/smr)