Oleh Geisz Chalifah *)
semarak.co-Selama saya bertugas di Ancol beberapa waktu lalu, Sekolah Rakyat Ancol (SRA) menjadi salah satu perhatian, selain mengurus tugas utama lainnya. Semua murid-murid sekolah itu dari keluarga miskin, orangtua mereka terpinggirkan secara ekonomi.
Dengan segala problematika kemiskinan yang sering kita dengar, ada banyak kisah pilu di antara murid – murid namun demikian, kita semua (Teman-Teman Di PT Pembangunan Jaya Ancol). Tak pernah berdiam diri untuk tetap berikhtiar agar mereka bisa melanjutkan ke SLA dan beberapanya juga mendapat kesempatan untuk menyelesaikan sampai tingkat Universitas.
Bank DKI, Food Bank Of Indonesia dan Lenovo menjadi jejaring yang ikut turun tangan memberi bantuan kepada sekolah itu. Selama Anies Baswedan menjadi Gubernur Sekolah Rakyat Ancol juga menjadi perhatiannya. Anies mengatakan BUMD jangan cuma mencari profit tapi juga harus memberi benefit kepada masyarakat.
Setiap acara yang Anies sebagai Gubernur hadir di Ancol, murid – murid dari Sekolah Rakyat Ancol selalunya mendapat kesempatan untuk tampil menjadi pengisi acara. Adalah Rika Lestari seorang perempuan berhati tulus dan lembut yang setiap saat rajin mengabarkan pada saya tentang perkembangan Sekolah Rakyat Ancol.
Sabtu 26 Agustus 2023, Jakarta Melayu Festival (JMF) berlangsung. Murid – murid dari sekolah itu tampil di puncak acara membawakan lagu Terimakasihku Guruku lalu tak lama kemudian penonton dikejutkan, Anies Baswedan dari balik panggung berjalan ke depan Panggung membawakan puisi TABEA Guru (Hormati Guru.)
Malam yang akan menjadi sejuta kenangan bagi para murid – murid sekolah itu yang selama ini hanya melihat para artis terkenal yang hanya meteka lihat melalui camera tv. Sangat jauh dan tak tergapai dalam kehidupan mereka, malam tadi mereka tampil bersama.
JMF berlangsung meriah sukses dan lancar, gemuruh suara musik dan lagu menggembirakan para pecinta melayu. Namun bagi Rika Lestari, bagi Anisah, bagi Pak Bambang Sasongko, dan seluruh guru SRA juga orang tua dari murid – murid itu, gemuruh itu bukan terdengar di telinga, tapi gemuruh itu di dada dan di hati mereka dengan perasaan campur aduk antara terharu dan gembira.
Jakarta Melayu Festival semalam, adalah ikhtiar menggapai binar – binar kemuliaan dengan menghormati guru dan memberi ruang pada sesama pada mereka yang tak tersapa, miskin dan terpinggirkan.
*) Produser JMF
sumber: WAGroup KAHMI Nasional (postMinggu27/8/2023/geizschalifah)