Hari Keluarga Nasional (Harganas) diperingati setiap tanggal 29 Juni. Jajaran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama masyarakat dan kader-kader memperingatinya dengan berbagai kegiatan dan upacara.
Semarak.co – Pada peringatan Harganas ke-32 tahun 2025, upacara dilaksanakan di setiap provinsi dengan menggunakan pakaian daerah/adat untuk memupuk semangat persatuan dalam kebhinekaan.
Tahukah mengapa 29 Juni dipilih sebagai Hari Keluarga Nasional?, Seperti dirilis humas melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Selasa (1/7/2025), ternyata peristiwa bersejarah pada Juni 1949 di Yogyakarta menginspirasi penetapan 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional.
Militer Jepang yang mendeklarasikan keikutsertaan dalam Perang Dunia II melawan Sekutu pada penghujung tahun 1941 akhirnya berhasil mengalahkan Kolonial Belanda di Indonesia dalam hitungan bulan, memaksa Belanda angkat kaki dari Indonesia pada tahun 1942.
Namun menyerahnya Jepang pada 1945 akibat dua bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima membuat Belanda ingin kembali menjadikan Hindia Belanda yang sudah memproklamasikan kemerdekaan menjadi Indonesia sebagai koloni.
Menumpang armada Sekutu yang akan melucuti tentara Jepang, Belanda berhasil menduduki Jakarta dan memaksa Presiden Sukarno memindahkan ibukota negara ke Yogyakarta, kemudian ke Bukittinggi dan kembali ke Yogyakarta.
Dengan perjuangan panjang melalui perjuangan bersenjata dan diplomasi, pada 22 Juni 1949 berkat tekanan internasional, Belanda sepakat menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh dan menarik bala tentaranya secara berangsur.
Seminggu setelah itu, tepatnya 29 Juni 1949 dengan ditariknya pasukan Belanda terakhir dari Yogyakarta ke arah utara melalui Magelang maka berakhirlah perjuangan para tentara kita, termasuk para gerilyawan mengusir penjajah.
Peristiwa bersejarah ini dikenal sebagai peristiwa Yogya Kembali. Maka, pada 29 Juni 1949 tersebut para pasukan kita yang bergerilya maupun yang ditawan Belanda dapat kembali pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga.
Kegembiraan dan kebahagiaan para pejuang yang kembali ke keluarga masing-masing tersebut dicatat dan menginspirasi Doktor Haryono Suyono selaku Kepala BKKBN ketika menggagas penetapan Hari Keluarga Nasional.
Selanjutnya Presiden saat itu, Suharto, menyetujui dan menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional dan diperingati pertama kail di Lampung tahun 1993.
Titik Temu Kontingen Kirab
Di Yogyakarta, Kemendukbangga/BKKBN telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangkaian Peringatan Harganas. Salah satunya adalah ketika menjadi titik temu kontingen kirab para Penyuluh KB Jawa Tengah dan Jawa Timur di Kompleks Candi Prambanan, Selasa 24 Juni lalu.
”Keluarga adalah fondasi utama pembangunan bangsa. Keluarga yang kuat dan harmonis akan melahirkan generasi berkualitas, berakhlak mulia, dan memiliki kemampuan untuk bersaing di era global,” ujar Mendukbangga Wihaji, yang disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN DIY, M Iqbal Apriansyah.
Wihaji mengingatkan menyongsong Indonesia Emas 2045, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang. Tantangan seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan revolusi teknologi harus dihadapi dengan bijak. (hms/smr)