Satu Data Indonesia, SIGA BKKBN Data Rutin Valid dan Akurat

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Lalu Makripuddin pada acara Bersama SIGA Menuju Satu Data Keluarga Indonesia Bebas Stunting di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (21/3/2024). Foto: humas BKKBN

Sistem Informasi Keluarga (SIGA) merupakan data rutin yang dijadikan sebagai dasar perencanaan, monitoring kerja, dan peta kerja intervensi pada setiap tingkatan wilayah. Data yang valid dan akurat sangat dibutuhkan untuk mendukung pengambilan kebijakan secara tepat.

semarak.co-Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Lalu Makripuddin mengatakan, sesuai amanat Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Portal 1 (satu) data BKKBN sendiri ialah SIGA.

Bacaan Lainnya

“Ke depan, jangan ada alasan untuk tidak 100% capaiannya. Kita bekerja di era yang sudah berbeda. Sekarang lebih ke Informasi Teknologi (IT) sehingga BKKBN mengembangkan SIGA untuk pencatatan dan pelaporan yang lebih baik,” tegas Makripuddin pada acara Bersama SIGA Menuju Satu Data Keluarga Indonesia Bebas Stunting di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (21/3/2024).

Berkat kerja keras seluruh pihak, baik provinsi maupun lapangan, pada 6 Maret 2024 BKKBN NTB berhasil meraih Juara 3 Kategori Pengelolaan Data Rutin pada kegiatan ADPIN Award di Yogyakarta.

“Capaian ini merupakan kerja keras seluruh pihak, terutama tenaga lini lapangan, yang telah melakukan pelaporan dan pencatatan secara rutin melalui SIGA,” ujar Makripuddin sambil berharap jajarannya terus meningkatkan capaian dan prestasi.

Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Johari Efendi mengapresiasi hasil SKI 2023 di mana angka stunting di Provinsi NTB berhasil turun. “Dari 32.7% tahun 2022 menjadi 24.6% di tahun 2023 menunjukkan bahwa berbagai kegiatan dan program yang telah dilaksanakan berhasil,” paparnya.

Berdasarkan data SIGA, pada tahun 2021, jumlah keluarga di NTB sebanyak 1.528.237, dengan jumlah keluarga sasaran verifikasi dan validasi (verval) sebanyak 942.224, 59% di antaranya berisiko stunting.

Sedangkan pada tahun 2022, jumlah keluarga sasaran sebanyak 940.445 dari jumlah keluarga sebanyak 1.545.989, 36% di antaranya berisiko stunting. Hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan jumlah keluarga risiko stunting dari tahun ke tahun.

Begitupun dengan persentase keluarga risiko stunting pada tahun 2023 yang mencapai 30% dari jumlah keluarga 1.609.839, dengan jumlah keluarga sasaran sebanyak 945.553. Sementara berdasarkan persentase cakupan pelayanan KB, Januari sebesar 86.14%.

sementara untuk cakupan pelaporan pengendalian lapangan, persentase jumlah yang melapor sebesar 92.30% (Februari). Meskipun belum 100%, namun hal ini menunjukkan adanya progres yang baik terhadap pencatatan dan pelaporan melalui SIGA.

Di samping itu, Koordinator Program Manager Satgas Stunting Provinsi NTB, menyampaikan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) kepada keluarga berisiko stunting melalui aplikasi Elsimil telah mencapai 100% (Maret-Desember 2023).

Pada Januari-Februari 2023, persentase jumlah keluarga yang didampingi TPK sebesar 15%. Berbanding terbalik, pencatatan dan pelaporan calon pengantin melalui Elsimil masih rendah. Jika dibandingkan dengan aplikasi Simkah (Kementerian Agama), persentase pencatatan dan pelaporan hanya mencapai 34%.

Diharapkan, dengan adanya kegiatan ini dapat menambah komitmen pihak terkait untuk melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin, baik melalui SIGA maupun lainnya. (smr)

Pos terkait