Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bekerja sama Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meluncurkan program beasiswa studi dan riset untuk program magister (S1) dan doktoral (S3) kader Muhammadiyah sebagai upaya peningkatan literasi, pengembangan riset, dan penelitian di bidang zakat.
semarak.co-Program Beasiswa Riset BAZNAS merupakan program pembiyaan dana riset tugas akhir mahasiswa/i dari jenjang sarjana, magister, doktoral serta lembaga/kelompok riset yang terdiri dari akademisi/praktisi.
Kegiatan Kick Off Program Beasiswa BAZNAS RI dan PP Muhammadiyah diselenggarakan secara daring (dalam jaringan) atau online melalui aplikasi link zoom meeting, Senin (1/7/2024). Hadir Ketua BAZNAS Prof. KH. Noor Achmad, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, dan Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah Prof Bambang Setiaji.
“Ada dua hal yang penting kami melakukan program ini. Pertama memperkuat kolaborasi antara BAZNAS dengan ormas-ormas Islam terutama ormas besar termasuk di dalamnya Muhammadiyah,” ujar Prof. KH. Noor seperti dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Senin (1/7/2024).
Kolaborasi antara BAZNAS dan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat terutama dalam pengembangan pendidikan dan literasi zakat. Terlebih, lanjutnya, Muhammadiyah merupakan salah satu ormas Islam terbesar di tanah air.
“Yang kedua adalah untuk memperkuat literasi zakat kita, kita tahu bahwa literasi zakat kita di Indonesia bahkan di dunia masih minim, karenanya perlu terus didorong melalui program beasiswa untuk mengembangkan riset dan penelitian kita di bidang zakat,” jelasnya.
Dilanjutkan Prof KH Noor, “Kita juga tahu, Muhammadiyah memiliki kontribusi besar terhadap pendidikan umat di Indonesia. Karenanya BAZNAS mengambil peran untuk memperkuat itu, Rp10 miliar kita alokasikan untuk program beasiswa para kader Muhammadiyah yang membutuhkannya.”
Prof KH Noor berharap, melalui program beasiswa ini dapat mendorong riset-riset dan penelitian di bidang zakat, terutama dari sudut pandang filosofis, psikologis, sosial dan historis. “Kajian tentang zakat memang sudah banyak,” imbuh Prof KH Noor sambil menambahkan.
Namun kita masih perlu mengembangkan kajian-kajian terkait muzakki pemberi zakat, terutama sisi tathiriyah (pembersihan), tazkiyah (pensucian), sakinah (ketenangan) dan tanmiyah (pertumbuhan)nya sesuai dengan keterangan yang ada dalam ayat zakat.
Kesempatan sama, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti mengatakan, kerja sama ini menjadi penguat bagi BAZNAS maupun ormas-ormas Islam dalam upaya pengembangan pendidikan di tanah air.
“Program ini bertujuan agar umat semakin menjadi umat yang unggul, karena kewajiban kita dalam beragama itu antara lain harus bisa mewujudkan umat yang terbaik dan terdidik, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan kemampuan untuk dana pendidikannya,” kata Sayuti.
Melalui program tersebut, Sayuti berharap dapat mensyiarkan nilai-nilai zakat kepada umat sehingga masyarakat semakin gemar dan tertarik untuk menunaikan zakat. Selain itu, ia juga berharap program ini dapat melahirkan doktor-doktor terbaik di tengah minimnya jumlah doktor di Indonesia.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS RI yang telah memberikan kepercayaan kepada PP Muhammadiyah. Semoga program ini akan melahirkan doktor-doktor terbaik kita, kita tahu bahwa jumlah doktor kita masih di bawah satu persen, ini tentu menjadi kebutuhan mendesak untuk dapat memperkuat kualitas pendidikan umat, kita perlu dosen-dosen yang doktoral,” pungkasnya.
Di bagian lain dirilis humas Baznas sebelumnya, BAZNAS menggelar Pelatihan Guru dan Tenaga Pendidik Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Azhar, Yayasan Tabung Wakaf Umat (YTWU), Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Acara berlangsung 27-28 Juni 2024 yang merupakan Training of Trainer (ToT) bagi para pengajar dan tenaga pendidik untuk bisa mengajarkan para penyandang disabilitas tuna rungu membaca Al Quran menggunakan bahasa isyarat.
Hadir Ketua BAZNAS Prof. KH. Noor secara via online, Wakil Ketua IV BAZNAS Provinsi Riau Jamaluddin, Ketua Yayasan Tabung Wakaf Umat Ustadz Al Noviandri, serta Pimpinan Ponpes Nurul Al-Azhar.
Dikatakan Prof KH Noor, Program ini adalah progam andalan BAZNAS, termasuk program strategis, di mana kita memiliki perhatian khusus terhadap saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus, mereka yang tuna rungu.
BAZNAS awalnya juga memberikan bantuan pelatihan kepada tuna netra, kemudian ada usulan untuk bantuan pelatihan terhadap tuna rungu karena jumlahnya cukup besar.
“Jumlah total tuna netra kita di angka lima juta dan tuna rungu juga hampir mendekati jumlah itu,” terang Prof KH Noor dalam sambutan secara daring (dalam jaringan) atau online melalui platform link zoom meeting dari Jakarta, Kamis (27/6/2024).
Dilanjutkan Prof KH Noor, “Mereka ini sebenarnya juga ingin bisa membaca Al Quran semuanya, tapi seperti yang kita ketahui ternyata pendidikan terhadap saudara-saudara kita yang tuna rungu ini lebih sulit dibanding yang tuna netra.”
Kalau untuk tuna netra ada Al Quran braille dan sekarang ini tuna rungu ada bahasa isyarat. Namun demikian, lanjut Prof KH Noor, karena Allah Maha Pemurah, Allah Maha Pengasih, baik yang berkebutuhan khusus pada mata maupun telinga ternyata ada jalan keluarnya.
“Dan inilah yang kemudian kita usahakan betul agar semua tuna rungu di Indonesia yang berkebutuhan khusus ingin dapat membaca Al Quran kita fasilitasi, baik itu dari kita sendiri maupun kerja sama dengan pihak-pihak yang lain,” tuturnya.
“Intinya kita berharap agar semua tuna rungu bisa membaca Al Quran dengan baik, saya beberapa kali mengikuti dan menyaksikan betul betapa mereka sangat ingin supaya bisa membaca Al Quran itu luar biasa semangatnya, ternyata mereka memiliki keinginan yang sangat kuat,” demikian Prof KH Noor.
Semoga apa yang bapak ibu lakukan untuk mereka yang ingin bisa membaca Al Quran, harap dia, dengan kita fasilitasi mereka untuk bisa membaca Al Quran dengan bahasa isyarat, dan nanti ketika mereia bisa, maka insya Allah pahalanya juga akan mengalir kepada bapak ibu semua. “Mari kita buka bersama-sama dengan bacaan basmalah,” ajaknya.
Sementara Wakil Ketua IV BAZNAS Provinsi Riau Jamaluddin menyatakan apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada BAZNAS RI karena telah mempercayakan program ini kepada BAZNAS Provinsi Riau. Ia berharap program pelatihan ini dapat terus berjalan hingga tingkat Kabupaten/Kota.
“Kita berharap ini dapat terus berlanjut dalam sesi-sesi berikutnya, termasuk juga nanti kepada peserta pelatihan apabila sudah mengikuti pelatihan ini, mungkin ini baru tahap awal, kita ingin tentu ada lanjutan-lanjutannya,” harap Jamaluddin dirilis humas Baznas Pusat ini.
“Dan mungkin nanti setelah menjadi trainer bisa membuat pelatihan-pelatihan berikutnya di tempatnya masing-masing, karena ini khusus di kota Pekanbaru tentu kita berharap bisa kita tularkan ke 11 kabupaten/kota kita yang ada di Riau,” demikian Jamaluddin dipenutup rilis. (smr)