Sambut Ramadhan 1441/2020, Baznas Bangkitkan Semangat Relawan Lewat Bincang Zakat

Relawan Mualaf Center Baznas Ustadz Huzaifah Azhar (paling kanan) saat memberi testimony sebagai relawan mitra program Baznas. Foto: humas Baznas

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membangkitkan kembali semangat para relawan zakat dalam menyambut momentum Ramadhan 1441/2020 yang dikemas lewat acara ngobrol santai bertajuk Bincang Zakat di Aula gedung baru Baznas Pusat, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2020).

semarak.co -Dihadiri lebih dari 150 peserta, kegiatan ini diisi Kepala Divisi Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Nasional Baznas Faisal Qosim, Kepala Divisi Retail Nasional Baznas Fitriansyah Agus Setyawan, serta perwakilan dari Qurma.id dan Narobil.

Bacaan Lainnya

Fitriansyah mengatakan, Ramadan menjadi bulan yang penting bagi pengelola zakat dalam memberikan layanan kepada para muzaki dan mustahik. Dengan digelarnya acara ini, nilai dia, dapat meningkatkan motivasi para relawan dalam pengumpulan zakat di bulan Ramadhan dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi para mustahik.

“Bersama para relawan nuda yang dengan ikhlas berjuang menegakkan syiar zakat, Baznas meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan zakat pada Bulan Ramadan dimana masyarakat berlomba-lomba untuk melaksanakan ibadah dan mengamalkan amalan sholehnya,” kata Fitriansyah di sela acara.

Baznas, lanjut Fitriansyah, menanamkan kembali kepada para relawan mengenai peran zakat, infak, sedekah dalam membantu mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Bukan hanya selama bertugas sebagai relawan, namun juga dalam kehidupan sehari-hari mereka.

“Lewat ngobrol santai, sharing, dan pemberian motivasi ini diharapkan para peserta akan bertambah ilmu dan pengetahuan untuk diamalkan,” imbuh Fitriansyah dalam sambutannya.

Sementara itu, Founder Qurma.id, Hanno pihaknya ingin melibatkan relawan Baznas dalam meningkatkan perekonomian umat lewat program Masjid Corner. Pada kesempatan ini, pihaknya mengajak seluruh relawan Baznas untuk berkolaborasi dengan Masjid Corner.

“Masjid Corner adalah sebuah program pembangunan ekonomi keumatan berbasis masjid yang bekerja sama secara khusus dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI),” ujar Hanno di tempat yang sama.

Hal yang sama juga disampaikan Bisnis Development Narobil Heineman Achmad. “Kami ingin melibatkan relawan menjadi Agent Narobil untuk ikut membantu memudahkan masyarakat melakukan transaksi keuangan termasuk di dalamnya melaksanakan pembayaran kurban,” ujar Heineman.

Dengan melibatkan relawan Baznas sebagai Agent Narobil, kata dia, selain fokus utama mensyiarkan zakat dan melayani mustahik, kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemasukan para relawan.

Relawan Aqmar Jalilah dari Lembaga Beasiswa Baznas memberi testimoni saat menghadapi musibah banjir yang melanda ibu kota Jakarta, awal Januari 2020. “Relawan kami bekerja sama dengan  BTB (Baznas Tanggap Bencana). Kami memberikan layanan psiko social berisi tentang penanganan trauma korban banjir,” ujar Aqmar yang juga perawat.

Diakuinya, sebelum terjun ke lapangan lebih dulu dilatih oleh psikolog yang difasilitasi Baznas agar mengetahui pendekatan khusus korban banjir. “Kami menemukan ternyata beda psikis hilang harta dengan fisik materi. Hilang harta bisa bangkit, tapi psikosocial sangat berat. Pikiran mereka teringat terus barang-barang mewah atau mahal sampai tidak bisa tidur,” ungkapnya.

Waktu buka tenda di kawasan Pengadegan Jakarta Selatan, kata dia, pihaknya memberi permainan pada anak-anak. “Anak-anak bisa happy dan melupakan sejenak kesusahan banjir. Makanya jangan sekali-sekali ditanya di bagian mana rumah mereka, meraka langsung diam bengon,” kenang  Aqmar.

Relawan Mualaf Center Baznas Ustadz Huzaifah Azhar mengenang waktu masuk penjara di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Menurut Ustadz, relawan yang bertugas memberi pendampingan pembinaan untuk memberikan ilmu tentang Islam dan advokasi masalah-masalah aqidah ini menjadi salah satu utama dalam hal filantropi.

“Muslim yang kuat adalah yang dicintai Allah. Kuat itu terdiri dari iman dan amaliah. Makanya, pendampingan tidak hanya mualaf saja, tapi juga yang muslim. Harapannya agar mereka tidak pindah agama. Karena orang dipenjara itu ternyata lapar. Kalau lapar gampang dipengaruhi,” tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *