RUPST Setuju Tidak Bagikan Deviden, PT PP Optimistis Target Kontrak Baru Rp30,1 Triliun

Direktur Utama PT PP Novel Arsyad (tiga kiri) bersama jajaran direksi perseroan sedang membaca hasil keputusan RUPST di Jakarta, Selasa (25/5/2021). Foto: internet

BUMN konstruksi dan investasi, PT PP optimistis tercapai target kontrak baru sebesar Rp30,1 triliun selama 2021. Meskipun tentu perlu strategi dan inovasi khusus serta harus menghadapi persaingan ketat selama masa pandemic Covid-19. Menyusul kontribusi sampai Mei 2021, perseroan sudah memperoleh kontrak baru Rp5,8 triliun.

semarak.co-Direktur Utama PT PP Novel Arsyad mengatakan, meski dalam kondisi pandemi Covid-19, perseroan optimistis target dapat tercapai. Kontrak baru tersebut, terdiri dari sejumlah proyek infrastruktur yang sedang digarap, dan akan digarap dalam waktu dekat. Hampir semuanya adalah proyek infrastruktur milik negara.

Bacaan Lainnya

“Sampai dengan Mei 2021 perseroan sudah memperoleh kontrak baru sebesar Rp5,8 triliun dan kita optimistis target Rp30,1 triliun akan tercapai,” kata Arsyad kepada pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Gedung PT PP, Kawasan TB Simatupang, Jakarta Timur, Selasa 25 Mei 2021 17:24 WIB.

“Teman-teman juga mungkin sudah tahu, bahwa kami telah memulai salah satu proyek pembangunan pabrik kaca terbesar di Batang,” demikian Arsyad melanjutkan seperti dilansir antaranews.com di internet, Rabu (26/5/2021).

Dalam RUPS Tahunan, disebutkan bahwa perseroan melaporkan kinerja perusahaan untuk Tahun Buku 2020, di mana pendapatan usaha Rp15,83 triliun dengan laba bersih Rp 266 miliar.

Pemegang Saham PTPP dalam RUPS Tahunan itu juga telah menyetujui penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp128 miliar ditetapkan seluruhnya menjadi dana cadangan perusahaan.

Sementara terkait dividen tahun perseroan tidak membagikannya. Dikatakan, sejumlah proyek yang tahun ini sedang dikerjakan perseroan sebagian besar berupa infrastruktur seperti pembangunan jalan tol di berbagai daerah, serta pembangunan berbagai gedung.

Novel mengatakan, salah satu proyek besar yang dikerjakan perseroan adalah pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Itu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digagas oleh Pemerintah yang bertujuan mendorong penguatan sektor industri di Indonesia.

Karena itu, Perseroan selalu mendukung setiap program yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia. KIT Batang terletak di Kabupaten Batang yang memiliki total luas lahan 4.300 hektare.

Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare. Dikatakan, KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru di mana dengan dibukanya kawasan tersebut diharapkan dapat mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

“Di Kawasan Industri Terpadu itu saat ini sudah ada tenan perusahaan kaca asal Korea Selatan yang membangun di wilayah itu dan diharapkan diikuti oleh perusahaan lain,” katanya.

Di dalam RUPS Tahunan tersebut, terdapat 10 mata acara yang dipaparkan kepada pemegang saham. PP melaporkan kinerja perusahaan untuk Tahun Buku 2020 di mana pendapatan usaha Rp15,83 triliun dengan laba bersih Rp266 miliar.

Pemegang Saham PTPP dalam RUPS Tahunan itu juga telah menyetujui penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp128 miliar ditetapkan seluruhnya menjadi dana cadangan perusahaan. “Dalam RUPST tadi kita tidak membagikan deviden,” katanya.

Dalam RUPST juga disetujui perubahan susunan pengurus sehingga untuk Komisaris menjadi Andi Gani Nena Wea (Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen), Nur Rochmad (Komisaris Independen), Letjend. (Purn) Sumardi (Komisaris), Ernadhi Sudarmanto (Komisaris), S. Hedy Rahadian (Komisaris), serta Loso Judijanto (Komisaris).

Sementara untuk jajaran direksi adalah Novel Arsyad (Direktur Utama), Yul Ari Pramuraharjo (Direktur Strategi Korporasi dan HCM), Agus Purbianto (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko), Anton Satyo Hendriatmo (Direktur Operasi 1), M. Toha Fauzi (Direktur Operasi 2), serta Eddy Herman Harun (Direktur Operasi 3). (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *