Relawan Militan Indonesia Adil & Makmur (IAM) Prabowo Sandi menggelar zikir, salawatan, dan doa bersama untuk kemenangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno di Lapangan Bedeng Pisangan Baru Tengah, Matraman, Jakarta Timur, Kamis malam (11/4/).
Ketua Umum Relawan IAM Jenny Yusuf mengatakan, acara tersebut dihadiri sekitar dua ribu relawan termasuk warga dan tokoh masyarakat setempat. Selain menjadi ajang silaturrahmi, melalui acara ini masyarakat juga diharapkan dapat lebih memahami visi-misi serta semakin mantap untuk memilih Prabowo-Sandi.
“Intinya kami berdoa bersama, zikir, tausiyah, dan salawatan, bermunajat kepada Allah SWT agar capres nomor urut 02, yakni Prabowo-Sandi menang Pilpres 17 April. Ini demi terwujudnya Indonesia adil dan makmur. Doa itu sakral, apalagi didoakan ulama dan masyarakat,” ujar Jenny Yusuf, didampingi Sekjen IAM Devita Prihartini.
“Kami mengajak masyarakat untuk semakin mendekatkan diri secara spiritual, menundukkan kepala dan hati demi kemenangan seluruh rakyat Indonesia, demi kemenangan 02 serta terciptanya pemilu yang aman, damai, serta terjaga pelaksanaannya,” tutur Jenny di sela acara.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Relawan IAM Devita Prihartini meminta para relawan dan masyarakat untuk bersama-sama turut mengawal TPS pada hari pemungutan suara agar tidak terjadi kecurangan yang pada akhirnya merugikan Paslon 02 Prabowo-Sandi.
“Dalam setiap kampanye Prabowo-Sandi kita bisa menilai bahwa kami optimis kemenangan itu sudah di depan mata. Hanya kecuranganlah yang bisa mengalahkan kita. Karena itu, di sinilah pentingnya peran relawan dan masyarakat untuk ikut mengawal TPS agar tidak terjadi kecurangan,” tutur Devita Prihartini yang juga caleg DPRD DKI Jakarta dari PAN nomor urut 1 dapil Cakung, Matraman dan Pulogadung.
Ketua DPW PAN DKI Jakarta ini pun meminta agar KPU dan Bawaslu segera mengungkap kasus dugaan kecurangan Pemilu berupa surat suara tercoblos yang terjadi di Malaysia. Menurutnya, jika penyelenggara Pemilu bergerak lamban akan mendorong terciptanya ketidakpercayaan publik terhadap kedua institusi tersebut.
“KPU dan Bawaslu jangan lamban. Jangan sampai isu ini bergerak seperti bola liar. Segera ungkap dan jadikan pelajaran agar tidak terjadi di daerah lainnya. Satu hal yang tidak kalah penting, KPU dan Bawaslu juga harus mengevaluasi profesionalisme dan integritas mereka sebagai penyelenggara Pemilu,” katanya. (qih)