Rektor Paramadina: Pentingnya Menilik Proses Perdamaian Palestina – Israel Melalui Perspektif Politik Ekonomi

Prof. Didik J Rachbini dalam seminar yang digelar Universitas Paramadina dengan tema Diplomacy's Road in Palestine - Israel Peace Process di Jakarta secara virtual, Sabtu, (5/6/2021). Foto: dok Media Jakarta

Dalam seminar yang digelar Universitas Paramadina dengan tema Diplomacy’s Road in Palestine – Israel Peace Process di Jakarta secara virtual, Sabtu, (5/6/2021), Prof. Didik J Rachbini usulkan pentingnya menilik upaya proses perdamaian Palestina – Israel melalui perspektif politik ekonomi.

semarak.co-Hal tersebut, nilai Prof Didik, adanya keterkaitan antara kepentingan diplomasi ekonomi Indonesia dan posisi strategis Indonesia dalam perdamaian konflik Palestina – Israel.

Bacaan Lainnya

“Adanya ikatan antara diplomasi ekonomi Indonesia dan posisi strategis Indonesia dalam perdamaian Palestina – Israel,” ucap Didik yang juga Rektor Universitas Paramadina, seperti dirilis panitia berbendara Media Jakarta by email semarak.redaksi@gmail.com, Senin (7/6/2021).

Perlu adanya pendekatan economic diplomacy, katanya itu sangat penting dalam upaya proses perdamaian Palestina – Israel. Menurutnya naik turunnya diplomasi, konsekuensi putus atau tidak, diplomasi Indonesia dalam isu Israel, tidak mempengaruhi kondisi kebijakan ekonomi atau magnitude ekonomi Indonesia.

Didik mengatakan dalam hal ini Indonesia berdiplomasi dalam konteks konflik Palestina – Israel dalam rangka menjalankan amanat UUD 1945 bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.

“Perlu adanya pendekatan economic diplomacy, karena sangat penting dalam upaya proses perdamaian Palestina – Israel, ini dilakukan dalam menjalankan amanat UUD 1945 bahwa penjajahan harus dihapuskan,” lanjutnya.

Prof. Makarim Wibisono dalam seminar itu memaparkan secara komprehensif dan holistik tentang akar konflik dan perkembangan terkini dan tahapan perjalanan upaya proses perdamaian Palestina – Israel termasuk khususnya posisi dan peran Indonesia.

Bagi Indonesia isu Palestina memiliki keterikatan sejarah yang kuat di awal perjuangan pengakuan kedaulatan termasuk inisiatif Declaration Palestine dalam Konferensi Asia Afrika yang digagas oleh Indonesia tahun 1955.

Menurutnya upaya diplomasi Indonesia telah dilakukan baik melalui jalur mekanisme bilateral maupun multilateral. “Upaya diplomasi Indonesia telah dilakukan baik melalui jalur mekanisme bilateral maupun multilateral,” jelas Makarim.

Sedangkan Shiskha Prabawaningtyas, kebijakan luar negeri Indonesia tentang Palestina merupakan salah contoh studi kasus isu yang menunjukkan adanya keterkaitan antara isu internasional dan nasional.

Karena selalu menimbulkan dinamika dalam diskursi publik domestik terkait pilihan kebijakan yang akan dilaksanakan terkait peran Indonesia dalam keterlibatan menciptakan perdamaian dunia.

“Salah contoh studi kasus isu yang menunjukkan adanya keterkaitan antara isu internasional dan nasional karena selalu menimbulkan dinamika dalam diskursi publik domestic,” kata Shiskha. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *