PT Pos Indonesia menargetkan pendapatan dari layanan kurir pada 2018 sebesar Rp3,3 triliun. Perseroan sendiri menargetkan dapat meraup pendapatan sebanyak Rp5,5 triliun sepanjang tahun ini. Perusahaan jasa pengiriman pelat merah ini menargetkan pendapatan dari jasa kurir mencapai 60% dari total perkiraan pendapatan perusahaan sebesar Rp5,5 triliun.
Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi Wahju Setiono mengatakan, untuk mencapai target tersebut, kata dia, berbagai strategi bisnis dan program telah disiapkan. Menurutnya, peningkatan bisnis jasa kurir sejalan dengan menurunnya bisnis layanan pengiriman surat.
“Jasa kurir akan tetap menjadi portofolio dominan Pos Indonesia. Kami dari lahir sebetulnya kurir, kurir uang, kurir barang dan kurir dokumen, jadi kami ingin mengembalikan kejayaan itu. Pengiriman surat tergerus. Tapi di sisi lain permintaan pengiriman dokumen dan barang terus meningkat sejalan dengan maraknya bisnis e-commerce yang membutuhkan jasa pengiriman,” katanya di Jakarta, baru-baru ini.
Kendati demikian, tambah Gilarsi, bisnis kurir tersebut harus dikembangkan bersamaan dengan layanan jasa keuangan. “Kita juga menyediakan sistem pembayaran (payment gateway) e-commerce untuk mengakomodasi pembeli dalam transaksi melalui credit card, business-to customer, business-to-business,” tuturnya.
Direktur Direktur of Courier Services Pos Indonesia Agus F Handoyo memperkirakan, layanan kurir Pos Indonesia masih akan terus tumbuh dalam jumlah signifikan. Adapun empat segmen bisnis kurir yang dibidik Pos Indonesia yaitu korporasi, pemerintah, ritel dan jasa perusahaan jasa e-commerce.
“Pertumbuhan layanan kurir dari waktu terus meningkat, seiring dengan maraknya transaksi online. Pos Indonesia banyak mendapatkan kerja sama market place danreseller dalam mengirimkan (distribusi) barang-barang yang terjual,” tuntasnya. (snc/lin)