Opini by Zeng Wei Jian
semarak.co -Seratus hari Kabinet Jokowi II. Pabrik polling Indo Barometer bikin survei. Hasilnya Menhan Prabowo Subianto peringkat #1 dengan angka 18% di atas Sri Mulyani dan Erick Tohir.
“Terus terang saya tidak melihat hasil kinerja para menteri tersebut dalam fakta implementasi kecuali fakta kinerja baik Erick Tohir dan Syahrul Yasin Limpo,” ujar Ketua DPP Nasdem Irma Chaniago.
Syahrul Yasin Limpo politisi Golkar yang pindah ke Nasdem. Erick Tohir masuk bursa kandidat Presiden 2024. Wajar bila namanya masuk radar Nasdem.
Survei Indo Barometer mementahkan harapan PA 212 Damai Hari Lubis dan Rocky Gerung. Keduanya ingin Pa Prabowo dipecat dari kabinet. Muhammad Kholid dari PKS pernah ngatain “lembek”.
Kritik & kecaman terhadap Menhan Prabowo bersifat subjektif, emosional, irasional dan marah. Ga patut dijadikan referensi.
Menhan Prabowo masuk kategori “great man”. Satu cirinya seperti dikatakan Ralph Waldo Emerson, “A great man is always willing to be little”.
Dari Capres di Pemilu & bersedia menjadi Menhan Kabinet Jokowi merupakan indikasi Prabowo’s greatness.
“The history of the world is but the biography of great man,” kata British satirical writer Thomas Carlyle.
Karena itu Indonesian’s history tidak akan pernah mencatat nama “Damai Haris Lubis” atau “Muhammad Kholid”.
Sebagai Menhan, Pa Prabowo memperlihatkan karakter “the right man on the right place”. Kredit mesti diberikan kepada Presiden Jokowi.
Karakter itu misalnya administrative skills, moral authority, management dan crisis leadership. Komposisi team-nya terdiri dari figur high calibre seperti Sjafrie Samsudin dan Suryo Prabowo. Sedikit kurang dengan tidak merekrut representatif ethnik Tionghoa macam Lieus Sungkharisma. But it’s all okay.
Haters yang ngga ngerti ilmu perang mencibir Menhan Prabowo di polemik Natuna.
Menhan Prabowo berkata; “Cool”. Mentalnya tenang menghadapi krisis. China bukan satu-satunya negara yang masuk laut teritorial Indonesia.
Karakter kuat Menhan Prabowo keliatan saat menghadapi tekanan Amerika dan Sekutu di Program Pembelian 11 unit SU-35 Flanker E senilai 16,7 triliun rupiah.
Wakil Duta Besar Russia Oleg Kopylov mengungkap adanya ancaman dari Amerika dan sekutunya di sekitar nusantara apabila Indonesia tetap membeli SU-35 Flanker E. Russia senang Indonesia dengan Menhan Prabowo-nya tidak takut.
Publik menilai Menhan Prabowo all out mengamankan kebijakan pertahanan Presiden Jokowi.
Taktik jitu dilakukan Menhan Prabowo dengan membuka rencana pembelian 48 unit fighter jets Dassault Rafael dari Perancis.
Superiotas Dassault Rafael setingkat di atas SU-35 Flanker E dan F-16 Fighting Falcon atau “Viper”.
Dassault Rafael memang bukan fighter jets paling berbahaya. Tapi dia masuk lima besar paling mematikan. Di bawah Jet Tempur generasi 5 stealth seperti F-22 Raptor, F-35 Lighting II, J-20 Mighty Dragon, dan Eurofighter Typoon.
Tapi multirole supercruise Dassault Rafael mampu membawa payload 9 ton di atas SU-35 dengan payload 8 ton dan F-16 yang hanya mampu membawa 6 ton payload.
Rafael F-3 sudah upgrade radar long-range berteknologi AESA dan dilengkapi rudal MBDA Meteor. Sehingga dipastikan sanggup mengintersepsi F-16 Viper.
Dimensi politik dari Diplomasi Dassault Rafael ini melemahkan soliditas Sekutu Amerika yang tidak senang Indonesia membeli SU-35 Flanker E dari Russia. Paling-paling Australia, Malaysia, Singapore dan Inggris yang meradang.
Mungkin ini alasan Menhan Prabowo menempati ranking tertinggi klasmen survei Indo Barometer. Manuver Menhan Prabowo masuk kategori Canggih. ***
THE END