Politisi Nasdem Munculkan Wacana Gubernur Ditunjuk Pemerintah Pusat, Didebat Rocky Gerung dan Mardani

Grafis Pilkada Serentak 2020. foto: internet

Politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Irma Suryani Chaniago melontarkan wacana penunjukkan gubernur oleh pemerintah pusat. Irma menuding para gubernur hanya memikirkan kepentingan sendiri dalam mengambil kebijakan sehingga serapan anggaran rendah.

semarak.co-“Banyak sekali serapannya rendah. Karena mereka lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri daripada kepentingan bangsa dan negara,” kata Irma dalam tayangan Mata Najwa bertajuk Tahun Pertama: Jokowi-Mar’uf Sampai Di Mana?, Rabu malam (21/10/2020).

Bacaan Lainnya

Para gubernur juga merasa punya kekuatan, lanjut Irma, yakni tak bisa diberhentikan presiden secara langsung. Sehingga ini menjadi persoalan. Makanya seharusnya gubernur itu tetap harus dipilih pemerintah, ditunjuk pemerintah. Bupati, wali kota boleh dipilih langsung rakyat

Awalnya, Najwa Shihab bertanya tanggapan ekonom Indef Enny Sri Hartati terkait kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

“Secara komitmen mungkin sudah bisa dibilang cukup, karena cepat sekali saat pandemi di Maret, Juni sudah keluar yang namanya program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) bahkan perppu menjadi UU. Secara respons kebijakan mungkin cukup cepat,” kata Enny saat menjawab pertanyaan Najwa.

Namun, ia menyebut respons cepat itu bermasalah di level eksekusi. Menurut Enny, banyak kebijakan ekonomi yang pelaksanaannya tak sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi hampir semua kebijakan yang ekonomi, eksekusinya tidak ada yang mengikuti arahan presiden yang harus extraordinary dan bahkan jangan kan kuantitas, kualitasnya saja saat ini baru terkejar di bulan Oktober. Jadi kemarin September secara kuantitas penyerapan tidak ada 30 persen. Ini menjadi persoalan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera tak setuju dengan pendapat Irma. Menurut Mardani, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah memiliki instrumen untuk membina para pemerintah daerah.

“Karena setiap pemerintah daerah anggarannya harus disetor dulu ke Kemendagri, kalau Kemendagri tidak setuju, bisa mengarahkan. Jadi yang diberikan pendapat Mbak Irma ini justru kontra produktif terhadap upaya kita memperkuat otonomi daerah,” kata dia.

Mardani menilai yang saat ini terjadi adalah pemerintah pusat kurang mengayomi dan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam mengatasi pandemi Covid-19. “Ayo dibuat, dibuka datanya, karena Kemendagri punya dirjen keuangan daerah bahkan dirjen pembinaan desa,” sindirnya.

Ditambahkan Mardani, “Yang catatan saya ketika pandemi memang Kemenkes dan Kemendagri mestinya diberikan peluang, karena keduanya bisa mengorkestrasi.”

Beberapa kali memang sempat terjadi silang pendapat antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dalam menangani pandemi virus corona. Seperti Pemkot Tegal yang memberlakukan lockdown padahal Jokowi tak menghendaki kebijakan tersebut pada masa awal pandemi di Indonesia.

Kemudian juga ketika Gubernur Anies Baswedan menerapkan kembali PSBB seperti awal pandemi pada awal September lalu. Sejumlah menteri mengkritik langkah Anies yang kembali membatasi aktivitas masyarakat secara ketat untuk mencegah penularan Covid-19.

Meski begitu, Irma kembali memberi tanggapan terkait benarnya Kemendagri yang memiliki instrumen. Dia menilai orkestrasi pemerintah pusat tetap tidak dipatuhi para gubernur di daerah.

“Mendagri punya orkestra, betul punya. Tapi orkestra itu tidak dipatuhi gubernur, karena tidak ditunjuk dari pemerintah. Itu yang menjadi masalah. Harusnya gubernur dipilih dan ditunjuk oleh pemerintah,” ucap Irma.

Debat panas terjadi. Rocky Gerung yang turut hadir sebagai representasi kelompok oposisi pemerintah menyentil Irma. Kejadian ini bermula ketika Mardani Ali Sera diminta Najwa Shihab untuk mengomentari soal perkembangan ekonomi di satu tahun pertama kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf.

Baca juga: https://semarak.co/kembalikan-pilkada-ke-sistem-perwakilan-pengamat-praktik-politik-uang-sudah-lama-dimulai-internal-parpol/

Selain itu, Mardani juga menjelaskan bahwa Kemendagri dengan segala perangkatnya harusnya bisa mengajak Kemenkes untuk bekerja sama dalam membuat kebijakan di masa pandemi.

“Kemendagri itu punya datanya, punya Dirjen keuangan daerah dan pembinaan desa. Dengan hal yang dimiliki ini seharusnya Kemenkes dan Kemendagri diberikan peluang untuk mengorkrestasi terkait kebijakan,” ujarnya.

Kemana Kemenkes, nilai Mardani, tidak diberikan peluang? “Pak Jokowi berpikir otak-atik di atas yakni gugus tugas, itu menyebabkan kita punya catatan banyak,” lanjutnya.

Namun pernyataan mengejutkan datang dari Rocky Gerung, dia tak mau merespon bunyi-bunyian. “Saya merespon pikiran bukan bunyi-bunyian,” jawab Rocky Gerung.

Hal ini lantas mengundang respon Najwa Shihab, Najwa kembali menegaskan dengan pertanyaan. “Itu tadi yang disampaikan ibu Irma bunyi-bunyian,” tanya Najwa.

Rocky berpendapat bahwa ucapan ketua DPP Partai Nasdem hanya bunyi-bunyian, yang tidak didasarkan pada pikiran. “Suara aja tetapi pikirannya gak ada,” terang Rocky Gerung.

Sebagai informasi, dalam acara tersebut ada enam narumber yakni akademisi Rocky Gerung, Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago, Politikus PDIP Aria Bima, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Menurut Irma, pemerintah daerah yang perlu dipermasalahkan terkait kinerja bidang ekonomi di satu tahun Jokowi yang tak memuaskan. Irma menilai, orkestra yang dimiliki Mendagri tak dipatuhi karena Gubernur itu tak ditunjuk pemerintah.

“Mereka tak ditunjuk pemerintah, itu yang menjadi masalah. Seharusnya Gubernur dipilih oleh pemerintah, jadi Pak Mardani keliru,” beber Irma.

Najwa Shihab kemudian meminta reaksi Rocky Gerung terkait pendapat Irma.

Rocky pun lantas memberikan respon pedasnya hingga memicu perdebatan.

“Saya merespon pikiran bukan bunyi-bunyian,” jawab Rocky Gerung.

“Itu tadi yang disampaikan Ibu Irma bunyi-bunyian?” tanya Najwa Shihab.

“Suara aja tetapi kepikirannya gak ada,” jelas Rocky Gerung.

“Kalau yang namanya mamalia dan pohon diajak bicara itu baru gak ada pikirannya,” kata Irma.

“Tuh kan gak sampe pemikirannya,” ucap Rocky Gerung.

Rocky dan Irma lantas terlibat adu argumen hingga membuat Najwa Shihab harus menengahinya.

“Saya gak bisa mendengar jelas kalau semuanya berbicara. Kita break dulu,” jelas Najwa Shihab. (net/smr)

 

sumber: Jakarta, CNBC Indonesia di google.co.id/kabar24.bisnis.com/tribunternate.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *