PM Israel Ucapkan Selamat ke Biden, Iran: Pemerintahan AS Berikutnya harus Tebus Kesalahan Trump

PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bercengkerama dengan Presiden AS Donald Trump setelah penandatanganan dokumen Abraham Accords di Halaman Selatan Gedung Putih Washington, Amerika Serikat, Selasa (15/9/2020). Kesepakatan itu menormalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara tetangga Timur Tengah, dalam penyelarasan strategis negara-negara Timur Tengah untuk melawan Iran. Foto: internet

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa pemerintahan Amerika Serikat (AS) berikutnya harus menggunakan kesempatan untuk mengkompensasi kesalahan Presiden Donald Trump.

semarak.co-“Kebijakan Trump yang merusak telah ditentang rakyat Amerika. Pemerintahan AS berikutnya harus menggunakan kesempatan untuk menebus kesalahan masa lalu. Iran menyukai interaksi konstruktif dengan dunia,” kata Rouhani seperti dikutip dari media pemerintah, pada Sabtu (7/11/2020).

Bacaan Lainnya

Presiden terpilih AS Joe Biden telah berjanji untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir Iran 2015 dengan enam kekuatan dunia, sebuah kesepakatan yang disetujui Washington ketika dia menjadi wakil presiden, jika Iran juga kembali patuh.

Ketegangan telah meningkat antara musuh bebuyutan itu sejak 2018, ketika Trump keluar dari kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Sebagai pembalasan, Teheran (ibu kota Iran) secara bertahap mengurangi komitmennya pada kesepakatan tersebut. Tapi para pemimpin ulama Iran mengatakan langkah-langkah itu dapat dibatalkan jika kepentingan Teheran dihormati.

“Perlawanan heroik rakyat Iran membuktikan bahwa kebijakan tekanan maksimum pasti akan gagal,” kata Rouhani seperti dilansir Reuters, Minggu (8/11/2020).

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan selamat kepada presiden terpilih AS Joe Biden, sambil menyatakan harapan dapat bekerja sama dengan pemerintahan baru AS dan memperkuat aliansi kedua negara.

“Selamat @JoeBiden dan @KamalaHarris. Joe, kita telah memiliki hubungan pribadi yang panjang & hangat selama hampir 40 tahun, dan saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel,” kata Netanyahu pada Minggu (8/11/2020), seperti dikutip Reuters.

Cuitan di akun Twitter pribadi Netanyahu berikutnya, “Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda berdua untuk lebih memperkuat aliansi spesial antara AS dan Israel.”

Cuit Netanyahu berikutnya, “Terima kasih @realDonaldTrump atas persahabatan yang telah Anda tunjukkan pada negara Israel dan saya secara pribadi, untuk mengakui Yerusalem dan Golan, untuk menentang Iran, untuk perjanjian perdamaian bersejarah dan untuk membawa aliansi Amerika-Israel ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Pesan Netanyahu muncul beberapa jam setelah banyak pemimpin dunia dan beberapa menteri Israel memberi selamat kepada Biden bahkan ketika Trump menolak untuk menyerah dan terus maju dengan gugatan hukum terhadap hasil pemilu.

Hubungan dekat Netanyahu, sang pemimpin sayap kanan dengan Trump telah berlangsung setelah mengalami hubungan sengit dengan pendahulu Trump, Barack Obama. Hubungan sengit itu, menurut beberapa kritikus, telah mengasingkan Demokrat dan membahayakan dukungan bipartisan AS untuk Israel.

Perselisihan antara Netanyahu dan pemerintahan baru dapat muncul mengingat Biden berjanji untuk memulihkan keterlibatan AS dalam kesepakatan nuklir Iran dan kemungkinan penentangan dari Gedung Putih terhadap permukiman Israel di tanah yang diduduki, tempat Palestina mencari status kenegaraan.

Setelah sejalan dengan Trump selama empat tahun terakhir, Netanyahu dapat menghadapi kebijakan AS yang bertolak belakang meskipun hal itu mungkin tertunda oleh kebutuhan mendatang pemerintahan Biden untuk  terlebih dahulu menangani krisis COVID-19 dan kesengsaraan ekonomi AS. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *