Petani Sukabumi Binaan Baznas Panen Raya di Masa Pandemi Covid-19

Kelompok tani binaan Baznas melaksanakan panen raya padi organik di lahan seluas total 19,3 hektar. Padi organik yang dipanen terdiri dari dua varietas, yakni varietas Sintanur dan Mekonga. Foto: humas Baznas

Kelompok Tani Sari Alam dan Kelompok Tani Riung Gunung binaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melaksanakan panen raya di Desa Cibatu, kecamatan Cikembar, Kab. Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (22/9/2020).

semarak.co– Sebanyak 54 orang dari kedua kelompok melaksanakan panen padi organik  di lahan  seluas total 19,3 hektar. Padi organik yang dipanen terdiri dari dua varietas, yakni varietas Sintanur dan Mekonga.

Bacaan Lainnya

Kepala Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) Baznas Deden Kuswanda menyampaikan dalam panen raya kali ini hasil panen padi organik yang diperoleh para petani sebanyak 109,38 ton Gabah Kering Panen (GKP). Hasil panen ini terhitung meningkat sebesar 39,03% jika dibanding masa tanam sebelumnya.

“Meskipun panen raya dilangsungkan dalam kondisi pandemi, Alhamdulillah para petani tetap memperoleh hasil yang cukup memuaskan bahkan meningkat dari panen sebelumnya,” ujar Deden dalam rilis Humas Baznas melalui WA Group Baznas Media Center (BMC), Selasa (22/9/2020).

Dengan adanya intervensi dari Baznas lewat aplikasi teknologi tepat guna dan pendampingan, kata Deden, harapannya panen padi yang dihasilkan dapat meningkat di setiap masa tanam.

Dari sebagian hasil panen ini, lanjut Deden, akan dibeli oleh kelompok itu sendiri untuk dijadikan produk beras organik. Pembelian oleh kelompok bergantung pada kebutuhan dari masing-masing anggota dan kondisi kas kelompok.

“Gabah dibeli kelompok seharga Rp6000/kg, harga ini lebih tinggi dibandingkan harga pasaran yang kisaran seharga Rp3.800 hingga Rp4.500/kg. Sehingga ada selisih margin keuntungan Rp1.500 hingga Rp2.000/kg dari gabah yang dijual ke kelompok,” jelasnya.

Setelah gabah dibeli kelompok, para anggota kelompok kemudian melakukan proses produksi dengan menggiling, dan mengolahnya hingga menjadi beras organik siap jual. Untuk pemasaran sendiri, beras akan dipasarkan secara perorangan maupun perusahaan yang membutuhkan.

Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas Randi Swandaru mengatakan masalah pangan menjadi sangat penting dalam situasi saat ini. Panen raya para petani Baznas ini diharapkan bisa berkontribusi memenuhi dan menjaga kebutuhan pangan masyarakat di masa pandemi.

“Selain memberdayakan para mustahik sendiri, program lumbung pangan juga diharapkan memiliki dampak bagi masyarakat luas, utamanya pemenuhan kebutuhan pangan. Semoga petani binaan BAZNAS bisa terus berperan aktif dan menjadi bagian dari menjaga ketahanan pangan di Indonesia saat kondisi krisis,” tutupnya.

Pertanian Organik di kelompok tani binaan BAZNAS di Sukabumi telah dicanangkan dan berkomitmen untuk beralih dari pertanian konvensional ke pertanian orrganik sejak tahun 2018.

Pertanian organik yang dijalankan ini sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas hasil panen dan meningkatkan pendapatan petani, karena harga beras organik memiliki harga jual yang lebih tinggi dari harga beras premium.

Padi Organik di Kelompok tani di Sukabumi ini  juga telah memiliki sertifikat organik yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi Icert sehingga dipastikan terjaga kualitasnya sehingga memberikan kepercayaan kepada konsumen. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *