Pesan Sublime Satgas Covid-19

zeng wei jian. foto: profil WA

Opini by Zeng Wei Jian

semarak.co -The first “Satan” muncul di Hebrew Bible Tanakh. Tugasnya mempersekusi Yahweh’s followers. By forcing them to suffer.

Bacaan Lainnya

The Codex Gigas Folio 290 recto menampilkan ilustrasi “Setan”. Bertanduk, gigi-taring, kuku-kuku tajam siap mencabik-cabik. Matanya merah.

Lalu “Setan” bermetamorfosis dalam liturgi menjadi “yetzer hara” or “evil inclination”. Mereka yang jahat, keji, sadiz, negatif, brutal sering disebut “Mirip Setan”.

Manusia dalam dunia dualisme. Hitam-Putih. Positif-Negative. Baik-buruk. Panas-dingin. Gelap-terang. Two forces. Ngga bisa nyatu. Saling negasi. Pandawa versus Korawa.

Satgas Lawan Covid-19 DPR-RI dan para penyinyir. Pasti ada personifikasi dari “yetzer hara” yang mirip Setan dan “Angelic force”.

Penyinyir ngga suka Anggota DPR-RI bentuk Satgas Lawan Covid-19. Polemik diada-adain. Rekayasa dalih tupoksi. Demi eksistensi diri. Padahal nyumbang 1 pcs masker pun ngga pernah. Hanya jadi kontributor essay hatespeech di portal abal-abal yang terpapar radikals.

Para “yetzer hara” otaknya mengeras seperti kena formalin. Sedikit miring ke kanan. Kasar & gelap. Mirip twilight zone. Ngga mampu melihat pesan sublime. Jiwa mereka kotor.

Satgas Lawan Covid-19 DPR-RI berfoto physical distancing. Para Inklinasi-Setan ribut soal seragamnya.

Mereka bilang, “Itu lebay..!!”

Padahal keren banget. Seragam Satgas Lawan Covid-19 DPR-RI memenuhi unsur artistik, estetika dan standard minimal kesehatan.

Pesan sublime-nya adalah Coronavirus masalah serius. Jangan dianggap enteng. WHO sering keliru kasi protocol. This is Super Virus hasil dari mutasi canggih.

Makanya proteksi diri harus maksimal. Maka Seragam difungsikan sekaligus sebagai Hazmat. Multi-role uniform.

Patuh dan tertib aturan adalah pesan sublime Satgas Lawan Covid-19 menggunakan Protap Covid di RSD Wisma Atlit.

Tukang nyinyir bersikeras hanya dokter yang layak pake Hazmat saat bersentuhan dengan pasien Covid-19. Yes, this is protap penyinyir. Aturan yang mereka buat sendiri.

Nyatanya siapa pun yang berinteraksi dengan pasien positif Covid-19 harus menerapkan protap. Termasuk tenaga medis, relawan sampai tukang gali kubur pemda.

Cegah diri menjadi the new super spreader. Protap-nya: APD, masker, dan physical distancing.

Selalu ada chance bagi Delegasi Satgas Lawan Covid-19 DPR-RI nyidak pasien. Seandainya begitu, they are ready. Antisipasi sudah dikalkulasi.

Lebih tidak pantas apabila mereka datang beri bantuan memakai batik atau dasi tanpa masker. Bukan teladan baik bagi masyarakat. Para penyinyir tidak paham.

Hatred, sirik-dengki, dendam politik dan docta ignorantia menyelimuti otak dan jiwa “yetzer hara”.

Lord Gautama Buddha berkata, “It is a man’s own mind, not his enemy or foe, that lures him to evil ways”.

Target lain para penyinyir adalah menghancurkan mental anggota Satgas Lawan Covid-19 DPR-RI. Jauhkan mereka dari perbuatan baik. Biarkan pasien Covid-19 mati satu per satu. Cegah bantuan mengatasi defisit APD. Ujungnya ciptakan situasi chaoz. Pemerintah difitnah ngga maximal cegah Covid-19.

Ketidak-sanggupan Pemerintah Daerah Jakarta menyediakan APD adalah sumber utama nyinyiran para “yetzer hara”. Jangankan supplai hazmat, sediain masker gratis buat rakyat saja ngga sanggup.

Dari sini orang modern mestinya ngerti; Setan bukan mahluk supra the fallen angels yang jatuh dari langit. The Satan is here dan banyak jumlahnya.

Seperti kata Joseph Conrad, “The belief in a supernatural source of evil is not necessary; men alone are quite capable of every wickedness.”

 

THE END

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *