Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kembali dipercaya PT Nusa Kirana Real Estate and Developer, perusahaan properti ternama di Jakarta untuk menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) senilai Rp 100 juta. Dana tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan melalui program-program unggulan Baznas.
Kepala Divisi Pengumpulan Ritel Baznas Fitriansyah Agus Setiawan mengatakan, pihaknya menawarkan kepada mitra korporasi pelaksanaan CSR dengan pendekatan program untuk pencapaian Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang digagas Organisasi Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Development Programme (UNDP).
“Alhamdulillah semakin banyak perusahaan yang memercayakan donasinya ke BAZNAS,” ujar Fitriansyah dalam acara serah terima dana tersebut secara simbolis di Gedung Kirana Two, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (23/4) seperti dirilisnya. Hadir CEO PT Nusa Kirana Real Estate and Developer, Rinna Zachrona BA dan Kepala Bagian CSR BAZNAS, Iman Damara.
“Program CSR oleh BAZNAS dikalkulasi dengan metode Social Return On Investment (SROI), sehingga terukur dan memiliki dampak yang lebih efektif. Hal inilah yang menyebabkan BAZNAS semakin dipilih menjadi mitra pelaksaaan CSR,” tambah Fitriansyah.
CEO PT Nusa Kirana Real Estate and Developer Rinna Zachrona BA mengatakan, pihaknya memercayakan dana CSR ke BAZNAS karena lembaga pemerintah nonstruktural tersebut memiliki banyak pengalaman mengelola program-program unggulan. Seperti, Rumah Sehat BAZNAS (RSB), BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Layanan Aktif BAZNAS (LAB), Zakat Community Development (ZCD), Lembaga Beasiswa BAZNAS (LBB), Sekolah Cendekia BAZNAS dan sebagainya.
Dalam keterangan resmi Baznas disebutkan, perusahaan pemilik sekaligus pengelola Kelapa Gading Plaza menyalurkan donasi ke BAZNAS sejak tahun 2017. Salah satu manfaat berzakat ke BAZNAS adalah pemanfaatan Bukti Setor Zakat (BSZ) yang dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak bagi para muzaki perorangan dan perusahaan.
Di bagian lain, Baznas mengoptimalkan peran di bidang pendidikan untuk pengentasan kemiskinan. “Baznas mengoptimalkan kontribusi untuk pengembangan pendidikan. Tahun 2017 kami menyalurkan dana sebesar Rp 18.723.153.000 untuk memberdayakan 21.181 penerima manfaat langsung dan 3.051 penerima manfaat tidak langsung,” ujar Direktur Pendistribusian Baznas, Mohd. Nasir Tajang dalam talkshow bertema “Zakat untuk Pengembangan Pendidikan Indonesia” di Islamic Book Fair (IBF), Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (22/4).
Turut hadir sebagai narasumber, penulis buku-buku pendidikan Syahruddin El Fikri; pendiri “IPB Mengajar 2.0”, Siti Zulaedah; penggiat pendidikan, Sri Nurhidayah; dan moderator Kepala Bagian Pengumpulan Ritel Baznas, Hafiza Elvira.
Program-program pendidikan Baznas terdiri atas sekolah model SMP Cendekia Baznas yang setiap tahun menerima puluhan siswa dhuafa, sekolah tahfidz, beasiswa dan bantuan biaya pendidikan melalui Lembaga Beasiswa Baznas (LBB).
Kemudian, lanjut dia, pelatihan guru dan bantuan kafalah, bantuan sarana-prasarana sekolah; program bantuan pendidikan untuk daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T); program literasi dan Ikatan Alumni Beasiswa Baznas. “Baznas memiliki dua lembaga program, yaitu Sekolah Cendekia Baznas yang berdiri tahun 2016 dan Lembaga Beasiswa Baznas (LBB) yang terbentuk 2018,” ucap Nasir.
Dia memaparkan, fokus Baznas untuk pendidikan adalah meningkatkan kualitas edukasi melalui sekolah percontohan, peningkatan kapasitas pendidik dan mutu sarana prasarana pendidikan. Selain itu, juga meningkatkan angka partisipasi sekolah melalui beasiswa serta membantu meningkatkan kapasitas _skill_ mustahik.
Hal sama disampaikan Kepala Lembaga Beasiswa Baznas (LBB), Sri Nurhidayah. “Sebelumnya Baznas pernah memiliki program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 115 orang dan program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) sebanyak 248 orang,” ujar dia.
Sri menyebutkan, Sekolah Cendekia Baznas merupakan sarana pendidikan gratis berasrama bagi yatim dan dhuafa dengan penerima manfaat langsung sebanyak 98 orang dan penerima manfaat tidak langsung sebanyak 1.078 orang.
Di tempat yang sama, penulis kondang Syahruddin El Fikri, memuji program pendidikan Baznas. Pengarang buku “Menggores Tinta untuk Pendidikan Indonesia” ini mengatakan, Baznas telah banyak berkontribusi di dunia pendidikan, termasuk mendorong para siswa menjadi penulis. “Menulis menjadi bagian dari perjuangan dalam membantu pendidikan mustahik,” ucap dia.
Syahruddin pun menceritakan pengalaman bekerja sama dengan Baznas saat berkunjung ke Pulau Tello, Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara. “Pada Maret 2017, bersama relawan Baznas, saya mendapat kesempatan terjun langsung ke Pulau Tello. Kami mendatangi Madrasah Aliyah (MA) Bahrul Ulum untuk menjadi narasumber ’Pelatihan Menulis Guru: Optimalisasi Media Sosial’. Baznas ikut andil mengembangkan pendidikan di daerah ini,” tutur dia.
Syahruddin menambahkan, MA Bahrul Ulum merupakan satu-satunya madrasah di Kepulauan Batu-Batu, Pulau Tello. Ia menuangkan kisah perjuangan pendidikan masyarakat dhuafa di Pulau Tello itu dalam tiga artikel yang dimuat di salah satu media massa nasional.
Karya Syahruddin juga menjadi pelengkap materi penggalangan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) Baznas, bekerja sama dengan Kitabisa.com. Kegiatan _fundraising_ ini sukses menangguk Rp 100 juta dana ZIS dari masyarakat.
Baznas pun menyalurkan donasi sebesar Rp 127 juta untuk pembangunan sarana, pelatihan guru dan bantuan lain melalui Kitabisa.com lebih dari Rp 75 juta. “Kegiatan tersebut dilakukan dengan pengukuran Social Return On Investment (SROI) dengan proyeksi rasio pada bantuan Baznas untuk MA Bahrul Ulum sebesar 2,08. Ini berarti setiap satu rupiah yang diinvestasikan menghasilkan benefit 2,08 rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa program bantuan tersebut layak. Sehingga keputusan Baznas untuk menjalankan kegiatan ini adalah tepat,” ujar Syahruddin.
Beberapa tahun ke depan, lanjut dia memprediksi, nilai rasio program ini juga akan semakin bertambah. Hasil pengukuran juga dipresentasikan dalam forum ilmiah di Kolombo, Sri Lanka. Sementara itu, pendiri IPB Mengajar 2.0, Siti Zulaedah, menyampaikan terima kasih pada Baznas. Tahun 2017, ia mengikuti kompetisi Literacy Awards Baznas -Republika dengan mengangkat topik “IPB Mengajar 2.0”. Siti pun sukses menjadi juara tiga.
“Dana hasil kemenangan mengikuti kompetisi, saya gunakan untuk pengembangan perpustakaan mini dan bantuan biaya pendidikan anak-anak dhuafa. Ini mendorong saya semakin aktif memperjuangkan pendidikan anak-anak dan ibu-ibu dhuafa di desa,” ujar dia.
Berkat bantuan Baznas, tutur dia, IPB Mengajar 2.0 bisa membantu pelatihan kuliner di laboratorium memasak IPB bersama koki profesional. “Kami juga bisa mengadakan training pengasuhan anak,” kata dia pada acara talkshow yang diramaikan penampilan Tari Saman, musik marawis dan arumba oleh siswa Sekolah Cendekia Baznas itu. (gat/inv/lin)