Jumlah terkonfirmasi positif wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 per hari ini Sabtu (6/6/2020) pukul: 12.00 WIB memecahkan rekor dengan tambahan sebanyak 993 kasus. Ini angka tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pertengahan Maret 2020.
semarak.co– Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto melaporkan terjadi penambahan jumlah positif tertular virus corona 993 kasus sehingga total secara nasional menjadi 30.514 orang terinfeksi. Namun bertambah juga yang sembuh 464 menjadi 9.907 pasien, begitupun meninggal tambah 31 jadi
“Angka sembuh cari Covid-19 tergolong tinggi dibanding kasus meninggal, yaitu total 1.801. Seiring dengan itu, kami terus mengajak masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga terhindar dari infeksi virus SARS-CoV-2 ini,” ujar Yurianto dalam konferensi pers virtual yang dipantau laman Youtube BNPB, di Jakarta, Sabtu (6/6/2020).
Selain itu, dia mengatakan ada tambahan satu kabupaten/kota yang turut mengalami pandemi Covid-19 dengan adanya temuan kasus positif terinfeksi virus corona jenis baru itu sehingga total ada 421 daerah tingkat dua di 34 provinsi. Masyarakat harus terus dapat mengadaptasi kebiasaan baru di tengah ancaman penularan SARS-CoV-2.
Produktivitas, kata dia, juga agar terus dijaga dan ditingkatkan. Meski begitu, untuk bisa produktif seseorang harus sehat. “Adaptasikan kebiasaan baru, kita sehat itu kuncinnya dan produktif,” katanya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini mengatakan, perubahan perilaku masyarakat sebagai kunci menuju kehidupan normal baru yang aman dari penularan Covid-19.
“Ketika ditanya new normal (normal baru) itu baru ada sekarang, tidak. Kita sudah mulai itu sejak ada kasus sehingga tidak perlu dibesar-besarkan,” kata itu dalam acara webinar di Jakarta, Sabtu (6/6/2020).
“Penyakit menular basisnya adalah masyarakat, kalau masyarakat tidak ditempatkan sebagai subjek dari penanganannya maka akan sulit. PSBB di beberapa daerah maka harus jadi subjek, kalau masyarakat jadi objek maka hanya jadi kucing-kucingan,” kata dia.
Pemerintah, ia menjelaskan, melakukan intervensi dengan memberlakukan pembatasan sosial, menerapkan protokol kesehatan, dan menjalankan upaya-upaya lain untuk mengendalikan penularan Covid-19.
Covid-19 merupakan penyakit baru. Indonesia dan negara-negara lain belum punya pengalaman untuk menanganinya. Vaksin untuk melawan penyakit akibat infeksi virus SARS-CoV-2 tersebut juga belum ada.
Namun masyarakat tidak bisa terus menerus diam di rumah dan tidak melakukan kegiatan produktif sampai vaksin ditemukan. Oleh karena itu, menurut Achmad Yurianto, yang bisa dilakukan saat ini adalah bersiasat supaya bisa hidup aman berdampingan dengan COVID-19.
“Caranya mengubah perilaku kita karena kita tahu ini virus dari pernapasan maka jaga jarak, tidak cukup aman pakai masker, kalau droplet ini kena benda lain lalu kita sentuh, maka cuci tangan,” kata dia.
“Mari kita edukasi masyarakat untuk mengenal COVID-nya, jalankan protokol pencegahannya, dan kuncinya adalah keluarga. Dengan masyarakat kita edukasi, dia paham, kalau dilakukan ini semua, maka inilah normal yang baru,” imbuhnya.
Seluruh warga, pinta dia, harus menjadikan disiplin mematuhi protokol kesehatan sebagai kebiasaan baru supaya bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-hari dan terhindar dari penularan Covid-19. (net/lin)