Perkuat Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Kementerian PPPA Gelar Pelatihan Bisnis Online Bagi Perempuan UMKM

Tangkapan layar aplikasi video meeting zoom Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin (kanan atas) dengan slide paparan acara Pelatihan Digitalisasi UMKM bisnis online bagi perempuan. Foto: humas Kementerian PPPA

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menggelar pelatihan Digitalisasi UMKM, bisnis online bagi perempuan UMKM dengan berkolaborasi salah satu dunia usaha yang bergerak di media daring, Tokopedia.

semarak.co-Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi khususnya bagi perempuan pelaku UMKM melalui media daring (dalam jaringan) atau virtual/online, guna memulihkan perekonomian keluarga maupun perekonomian bangsa.

Bacaan Lainnya

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin mengatakan, berdasarkan hasil survei Kemen PPPA kepada 2.073 pelaku industri rumahan (IR) di masa pandemi Covid-19, diketahui terdapat sekitar 1.180 pelaku IR mengalami penurunan penghasilan usaha.

Hal ini, kata Lenny secara tidak langsung turut mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) di Indonesia. Dari hasil survey itu, kata Lenny, para pelaku IR juga mengharapkan bantuan baik berupa kestabilan harga bahan baku maupun bantuan peningkatan kemampuan untuk memasarkan produknya secara online.

“Disinilah pentingnya pelatihan Digitalisasi UMKM antara Kementerian PPPA dengan Tokopedia dilakukan,” ungkap Lenny pada acara pelatihan Digitalisasi UMKM: Mencapai Pemberdayaan: Langkah Memulai Bisnis Online di Tokopedia secara virtual di Jakarta, Selasa (7/9/2021) seperti dirilis humas melalui pesan elektronik redaksi semarak.co.

Kesetaraan yang menjadi cita-cita bangsa belum sepenuhnya tercapai, kata Lenny, masih terdapat kesenjangan dalam pemerataan proses pembangunan dan penerima hasil pembangunan yang menyebabkan perempuan sebagai salah satu kelompok rentan menjadi termarjinalkan.

Jurang ketidaksetaraan gender tersebut, kata dia, diperparah dengan adanya pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini, nilai dia, turut mempengaruhi sektor ekonomi, terutama bagi perempuan pelaku usaha mikro dan ultra mikro (IR) yang selama ini ikut menopang perekonomian keluarga.

“Padahal keterlibatan perempuan dalam pasar kerja dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan dan pemberdayaan perempuan. Semakin banyak perempuan yang bekerja, menunjukkan semakin banyak perempuan yang produktif secara ekonomi,” jelas Lenny.

Ketahanan ekonomi perempuan juga merupakan hulu dari berbagai permasalahan yang terjadi pada perempuan. Jika perempuan berdaya secara ekonomi, maka sangat berpeluang mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Lantas perdagangan orang, perkawinan anak, pekerja anak dan menciptakan anak sebagai generasi penerus bangsa yang berkualitas melalui pendidikan serta pengasuhan optimal bagi anak.

Negara percaya akan potensi perempuan dan fokus untuk mengembangkannya melalui salah satu isu prioritas Kementeerian PPPA yang merupakan arahan Presiden Joko Widodo yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

Salah satu upaya untuk mengimplementasi arahan Presiden tersebut, Kemen PPPA bekerjasama dan berkolaborasi dengan Tokopedia melakukan program corporate social responsibility terkait pemberdayaan perempuan.

Lenny juga mengungkapkan berdasarkan hasil diskusi World Economic Forum pada Januari 2020 menyatakan bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci dari kenaikan pendapatan suatu bangsa, yang akan menentukan kemajuan negara.

Untuk itu, kerja-kerja pemberdayaan perempuan dalam ekonomi dan dukungan terhadap potensi kepemimpinan perempuan harus terus digelorakan, untuk mengantar semua pihak mencapai pembangunan yang setara, adil, dan sejahtera.

“Saya berpesan pada seluruh peserta, agar dapat menyimak, mengikuti, dan memanfaatkan pelatihan ini sebaik mungkin sehingga bisa diimplementasikan dengan optimal. Tentunya diikuti dengan kerja keras dan semangat untuk maju. Saya sangat mengapreasiasi dengan adanya pelatihan digitalisasi UMKM ini,” ucapnya.

Semoga, harap Lenny, kerja sama ini akan terus berlanjut untuk menjangkau seluruh perempuan pelaku UMKM yang ada di Indonesia. “Perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju,” pungkas Lenny.

Sementara itu, Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, M. Hilmi Adrianto mengungkapkan, program pelatihan hasil kolaborasi Tokopedia bersama Kementerian PPPA ini bertujuan membantu para perempuan UMKM untuk memulai bisnis melalui tokopedia guna mewujudkan ekonomi inklusif bagi perempuan.

Khususnya di masa pandemi Covid-19. “Kami memiliki misi untuk terus bergerak membantu pemerataan ekonomi bangsa tanpa ada diskriminasi termasuk memberikan kesempatan bagi laki laki maupun perempuan untuk memulai usahanya,” imbuhnya.

Inilah, sambung Hilmi, saat yang tepat memasuki ekosistem digital. “Sehingga banyak perempuan bisa membantu pemberdayan ekonomi keluarga bahkan ekonomi bangsa,” terang Hilmi lagi dalam rilis humas PPPA.

Senior Coorporate Social Responsibillity Tokopedia Fardhan Ramzy turut menyampaikan materi pelatihan kepada para peserta, mulai dari materi terkait cara membuka toko online, tips memulai berjualan online, teknik cara memasukan produk di etalase toko online, dan tips mengembangkan toko online.

Pelatihan Digitalisasi UMKM: “Mencapai Pemberdayaan: Langkah Memulai Bisnis Online Di Tokopedia” dihadiri sejumlah 127 orang yang terdiri dari perwakilan perempuan pelaku industri rumahan dan Dinas PPPA dari 21 Kabupaten/Kota di Indonesia.

Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara Kemen PPPA dengan Tokopedia untuk menyinergikan program dan kegiatan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui partisipasi dunia usaha menggunakan media daring. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *