Perusahaan umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) telah melakukan pengiriman terakhir produk cetakan buku Paspor Sri Lanka, dengan total yang diekspor 1 juta buku, di Gedung Cetak Kertas Berharga Non Uang, Kawasan Produksi Peruri, Karawang, Jawa Barat, di Karawang, Jawa Barat, Selasa pagi (9/4)
Pengiriman terakhir ini dilakukan sebanyak lima ratus ribu buku yang sebelumnya telah dilakukan pengiriman tahap pertama sebanyak lima ratus ribu buku pada akhir 2018.
Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya mengatakan, sejak 2003, Peruri telah melakukan kerja sama dengan pemerintah Sri Lanka untuk memenuhi kebutuhan dokumen imigrasi berupa pencetakan Paspor Sri Lanka. Hingga 2018, kata Dwina, Peruri telah mencetak Paspor Sri Lanka dengan total sebanyak 8 juta buku dengan nilai 15 juta USD.
“Saya bersyukur produksi Paspor Sri Lanka tahun pesanan 2018 telah selesai. Dalam proses pembuatannya, Peruri menggunakan material dalam negeri kurang lebih sebesar 50 persen untuk tinta dan kertas sekuriti, selebihnya menggunakan material yang belum tersedia di dalam negeri,” ujar Dwina dalam sambutannya di rilis Humas Peruri.
Sejak 2017, kutip Dwina, Peruri telah memulai memproduksi e-Paspor. Peningkatan kapabilitas Peruri tersebut membuka peluang yang lebih besar bagi Peruri untuk meraih pasar internasional dalam memproduksi produk sekuriti lainnya seperti uang kertas, koin, pita cukai dan prangko.
Menteri BUMN Rini M Soemarno mengapresiasi tinggi kepada Peruri karena mampu melakukan ekspor Paspor Sri Lanka dengan total nilai sebesar 2,1 juta USD. Hal itu, nilai Rini, menunjukkan salah satu produk Peruri telah mampu menembus pasar internasional
“Apalagi ini di tengah kompetisi bisnis yang semakin kompetitif. Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas Peruri akan terus memberikan dukungan kepada BUMN untuk terlibat aktif dalam pasar global,” tuntas Rini. (lin)