PT PP Presisi Targetkan Nilai Kontrak Baru Rp 3,5 T di Semester 1-2019

para direksi PT PP Presisi usai gelar RUPST. foto: heryanto

PT PP Presisi (PPRE) menargetkan dapat mengantongi nilai kontrak baru hingga Rp3,5 triliun pada semester I tahun ini. Anak usaha PT PP ini masih membidik sejumlah kontrak baru.

Di antaranya, tengah memproses kerja sama dengan PT Bukit Asam dan PT Semen Indonesia. Dua kontrak baru tersebut diharapkannya dapat masuk pada kuartal II tahun 2019.

Direktur Keuangan PPPRE Benny Pidakso mengatakan , detail pekerjaan dan nilai yang bakal didapatkan dari dua BUMN belum bisa disebutkan sekarang. Namun, kontraktor pelat merah ini telah memiliki proyeksi untuk nilai kontrak baru yang bakal dikantongi hingga semester I/2019.

“Nilai kontrak baru kita, harapannya bisa Rp3-3,5 triliun pada semester I tahun ini. Adapun kontrak baru perseroan yang didapat sebesar Rp1,6 triliun sampai kuartal I ini. Realisasi tersebut sekitar 28 persen dari target Rp5 hingga 6 triliun yang dibidik tahun ini,” ujar Benny usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di gedung PT PP, kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu sore (10/4).

Kontrak dikelola atau order book saat ini, rinci Benny, sekitar Rp15 triliun. Ini termasuk yang berasal dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, Benny menyebut perseroan akan memperbesar kontribusi dari bisnis jasa pertambangan.

Saat ini, melalui entitas anak PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), perseroan mengerjakan sejumlah pekerjaan meliputi coal getting, coal hauling, hingga overburden removal (OB). “Kami memproyeksikan kontribusi bisnis jasa pertambangan akan naik menjadi 15 persen. Pada 2018, lini tersebut berkontribusi sekitar 4-5 persen,” ujarnya.

Secara keseluruhan, kami memproyeksikan perseroan dapat mengantongi laba bersih hingga Rp600 miliar pada 2019. Prediksi itu naik dari target laba bersih 2019 yang disampaikan sebelumnya senilai Rp428,8 miliar tahun ini,” rinci Benny didampingi para direksi.

Dalam RUPST disepakati untuk mengalokasikan sebesar 30% laba bersih 2018 atau setara dengan Rp97,9 miliar perseroan untuk dijadikan dividen. Nantinya, dividen tersebut akan diberikan perseroan kepada pemegang saham perseroan.

“Setiap pemegang saham akan menerima dividen tunai sebesar Rp9,58 per saham atau lebih besar dari tahun lalu yang senilai Rp5,52 per saham,” katanya.

Sebagian dari laba bersih perseroan di 2018, lanjut dia, bakal dialokasikan untuk laba ditahan dan cadangan wajib. “Sebesar Rp16,3 miliar atau 5 persen dari laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dialokasikan sebagai cadangan wajib.

Sisanya senilai Rp212,2 miliar atau sebesar 65 persen dibukukan sebagai saldo laba ditahan. Peningkatan signifikan jumlah dividen tunai tersebut, seiring dengan peningkatan kinenja perseroan yang berhasil membukukan peningkatan 73,4 persen (yoy),” paparnya.

Seperti diketahui, PPRE membukukan pendapatan Rp3,05 triliun pada 2018. Jumlah itu naik 68,01 persen dari Rp1,81 triliun pada 2017. Dari situ, perseroan membukukan laba bersih Rp326,42 miliar per akhir Desember 2018. Realisasi tersebut tumbuh 73,35 persen dari Rp188,30 miliar di 2017.

“Peningkatan kinerja perseroan tidak terlepas dari keberhasilan transformasi sejak 2004 dari perusahaan penyewaan alat berat menjadi perusahaan konstruksi terintegrasi,” pungkasnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *